Ilustrasi (Sumber: askideas.com)
Oleh: Syaiful W. HARAHAP
Tanya Jawab AIDS No 4 /Agustus 2018
Pengantar. Tanya-Jawab ini adalah jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dikirim melalui surat, telepon, SMS, dan e-mail. Jawaban disebarluaskan tanpa menyebut identitas yang bertanya dimaksudkan agar semua pembaca bisa berbagi informasi yang akurat tentang HIV/AIDS. Tanya-Jawab AIDS ini dimuat di: "AIDS Watch Indonesia" (http://www.aidsindonesia.com) dan kompasiana.com/infokespro. Yang ingin bertanya, silakan kirim pertanyaan ke Syaiful W. Harahap, melalui: (1) Telepon (021) 8566755, (2) e-mail: aidsindonesia@gmail.com, (3) SMS 08129092017, dan (4) WhatsApp: 0811974977. Redaksi.
*****
Tanya: (1). Dalam berapa kali seseorang berganti-ganti pasangan dan berhubungan seks baru bisa dinyatakan terinfeksi HIV/AIDS? (2). Apakah ada penelitian konkretnya?
Via SMS (25/8-2018)
Jawab: (1) dan (2) Berganti-ganti pasangan adalah perilaku seksual yang berisiko tertular HIV/AIDS. Soalnya, tidak bisa diketahui apakah seseorang mengidap HIV/AIDS atau tidak dengan melihat fisiknya karena tidak ada gejala-gejala yang khas AIDS pada fisik orang-orang yang mengidap HIV/AIDS. Bahkan, keluhan kesehatan pun tidak ada yang khas AIDS.
Itu artinya setiap hubungan seksual, di dalam atau di luar nikah, dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom setiap kali hubungan seksual selalu ada risiko penularan HIV. Bisa dari laki-laki ke perempuan atau sebaliknya.
Laporan Badan Kesehatan Sedunia (WHO) menyebutkan dalam 100 kali hubungan seksual tanpa kondom, di dalam dan di luar nikah, dengan seseorang yang mengidap HIV/AIDS ada 1 kali terjadi penularan.
Persoalannya adalah tidak bisa diketahui pada hubungan seksual yang ke berapa terjadi penularan HIV/AIDS. Bisa yang pertama, kedua, kelima, ketujuh belas, kelima puluh, kesembilan puluh atau yang keseratus.
Seorang mahasiswa yang melakukan konseling tes HIV di YPI (Yayasan Pelita Ilmu), institusi yang menanganai HIV/AIDS di Jakarta, di tahun 1990-an mengaku baru 10 kali melakukan hubungan seksual dengan pekerja seks komersial (PSK) di Kalijodo, Jakarta (tempat pelacuran ini sudah diratakan dengan tanah oleh Gubernur Ahok bukan sekedar menutup seperti yang dilakukan Walikota Surabaya di Dolly). Hasil tes HIV menunjukkan mahasiswa itu positif tertular HIV/AIDS.
Maka, satu kali, dua kali dst. tetap ada risiko tertular HIV jika dilakukan dengan seseorang yang sering berganti-ganti pasangan, seperti PSK. Yang perlu diingat PSK ada dua tipe, yaitu:
(a). PSK langsung adalah PSK yang kasat mata yaitu PSK yang ada di lokasi atau lokalisasi pelacuran atau di jalanan.
(b). PSK tidak langsung adalah PSK yang tidak kasat mata yaitu PSK yang menyaru sebagai cewek pemijat, cewek kafe, cewek pub, cewek disko, anak sekolah, ayam kampus, cewek gratifikasi seks (sebagai imbalan untuk rekan bisnis atau pemegang kekuasaan), PSK high class, cewek online, dll.
PSK kedua tipe ini sama saja perilaku seksualnya yaitu melayani laki-laki yang berganti-ganti melakukan hubungan seksual tanpa kondom sehingga ada risiko tertular HIV karena bisa saja salah satu dari laki-laki tsb. mengidap HIV/AIDS. * [kompasiana.com/infokespro] *

disclaimer-5b8733c612ae947261561694.jpg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.