04 Maret 2018

Cewek Ini Ketakutan Kena AIDS karena Lakukan Seks dengan Banyak Laki-laki

Ilustrasi (Sumber: depositphotos.com)


Tanya Jawab AIDS No 1/Maret 2018

Oleh: Syaiful W. HARAHAP – AIDS Watch Indonesia

Pengantar. Tanya-Jawab ini adalah jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dikirim melalui surat, telepon, SMS, dan e-mail. Jawaban disebarluaskan tanpa menyebut identitas yang bertanya dimaksudkan agar semua pembaca bisa berbagi informasi yang akurat tentang HIV/AIDS. Tanya-Jawab AIDS ini dimuat di: “AIDS Watch Indonesia” (http://www.aidsindonesia.com) dan kompasiana.com/infokespro. Yang ingin bertanya, silakan kirim pertanyaan ke Syaiful W. Harahap, melalui: (1) Telepon (021) 8566755, (2) e-mail: aidsindonesia@gmail.com, (3) SMS 08129092017, dan (4) WhatsApp:  0811974977. Redaksi.

*****

Tanya:  Saya masih unur 21 tahun.  Saya belum menikah.  Saya pernah lakuin ml (hubungan seksual-pengasuh). Saya udah nglakuin itu berkali-kali bahkan dengan banyak pria. Saya lakukan itu tanpa memakai pengaman (laki-laki tidak pakai kondom-pengasuh). Tapi, air mani selalu dikeluarkan di luar.

(1) Apa itu saya beresiko terkena AIDS? Sebelumnya teman kerja saya cewek pernah ada yang sakit begitu.  Saya sekarang kayak dihantui rasa ketakutan.  

(2) Jadi apakah saya sekarang sudah terkena AIDS? Tapi, saya tidak pernah menjamah tempat-tempat orang nakal (tempat pelacuran-pengasuh). Itu semua saya lakukan karena sakit hati.  Mantan saya dulu renggut keperawananku dan langsung meninggalkan aku untuk perempuan lain. Setelah itu saya ketagihan akan hal itu tanpa harus memikir dampak. 1 tahun lalu teman kerja saya ada yang meninggal karena hal itu (HIV/AIDS-pengasuh). Saya terakhir lakukan itu 3 bulan yang lalu. Saya benar-benar bingung sekarang harus lakukan apa.

(3) Untuk tes HIV kan butuh biaya bnyak sekali. Dan saya takut untuk hasil yang buruk. Tapi kalo hasilnya positif. Bayangan saya sudah yang enggak-enggak. Apalagi teman saya meninggal dengan cara mengenaskan.. Sampai tubuhnya kering.  Kayak tulang dibalut kulit saja, Temenku dulu sebelum menikah untuk kedua kalinya.  Dia pernah bekerja  di kompleks Surabaya (maksudnya Dolly-pengasuh). Saya takut banget.  Maka dari itu kenapa sekarang saya biarkan tubuh saya gendutan.  Karena saya takut kalo kurusan kayak teman saya. Yang kurus karena penyakit itu.  Saya sekarang benar-benar nyesel. Dengan semua perbuatan saya.

(4) Jangka berapa tahun penyakit itu terlihat tanda-tandanya? Saya beneran bingung.  Saya takut kalo harus ada yang tau soal penyakit itu. Kasian keluarga saya. Terutama adik saya yang masiih kecil.  Bisa jadi beban mental kalo tau kakaknya sakit kelamin.

(5) Bagaimana penularan HIV itu? Air mani tidak keluar di dalam. Bantu saya .... Saya mohon. Saya pasrah sekarang.  Jika memang aku kudu punya penyakit itu.  Mungkin emang itu karma akan semua perbuatanku. Jika tanda tanda itu sudah terlihat di tubuhku. Cukup aku pergi dan ninggalin keluargaku. Karena aku gak mau keluargaku harus nanggung perbuatanku,


Nn “X” di Kota “B”, Jatim (via WA, 17/10-2017)

Jawab: Nn “X” ingat pepatah ini? Pikir dahulu pendapatan sesal kemudian tidak berguna. Ya, penyesalan selalu datang belakangan (setelah kejadian buruk terjadi). Tapi, terkait dengan kasusmu bukan akhir dari segalanya karena biar pun kelak hasil tes HIV-mu positif itu bukan berarti kematian. Orang-orang yang terdeteksi HIV tidak otomatis menderita. Apalagi sekarang ada obat antiretroviral (ARV) yang bisa menghambat laju penggandaan (virus) HIV di darah sehingga kondisi tetap biasa asalkan kesehatan dijaga dengan baik.

(1), Perilaku seksual yang kau lakukan memang termasuk sebagai perilaku berisiko tinggi tertular HIV karena hubungan seksual dilakukan dengan banyak laki-laki yang berganti-ganti dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom. Bisa saja salah satu dari laki-laki tsb. mengidap HIV/AIDS sehingga ada risiko penularan HIV ketika terjadi hubungan seksual. Biar pun air mani dikeluarkan di luar vagina risiko tetap ada, yaitu:

(a). Melalui semen yaitu cairan yang keluar dari penis sebelum ejakulasi (sebelum air mani keluar) karena di semen ini ada virus HIV yang bisa ditularkan kalau laki-laki mengidap HIV/AIDS, dan

(b). .Melalui gesekan penis dan vagina selama hubungan seksual. Kalau laki-laki mengidap HIV/AIDS maka ada risiko penularna karena gesekan penis dan vagina bisa menimbulkan luka-luka mikroskopis (luka-luka yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang). Ini jadi pintu masuk HIV.

(2) dan (3). Untuk mengetahui apakah sudah tertular HIV atau belum hanya bisa dilakukan melalui tes HIV di tempat-tempat yang sudah ditentukan oleh pemerintah, dalam hal ini Kemenkes RI. Tes HIV ini akurat hasilnya kalau dilakukan minimal tiga bulan setelah hubungan seksual terakhir dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom. Biaya tes HIV tergantung dari daerah masing-masing. Ada yang gratis. Kalau pun bayar bianya sekitar Rp 270.000.

Biaya tes itu tidak seberapa kalau dibandingkan dengan manfaatnya. Jika hasil tes negatif akan dilakukan konseling agar tidak lagi terjadi perilaku yang berisiko terular HIV. Kalau hasil tes positif akan dilanjutkan dengan tes CD4 untuk menentukan apakah sudah harus meminum obat ARV atau belum. Juga akan menerima konseling berkelanjutan dan ditangani oleh dokter agar kesehatan selalu terjamin.

Penularan HIV tidak tergantung kepada tempat, seperti yang kau sebutkan ‘tempat-tempat orang nakal’, seperti pelacuran. HIV tidak ada di tempat pelacuran, tapi pada orang-orang yang mengidap HIV/AIDS. Maka, penularan HIV terjadi di mana saja bila hubungan seksual, di dalam dan di luar nikah, dilakukan dengan pengidap HIV/AIDS dengan kondisi laki-laki tidak pakai kondom.

(4) dan (5). Yang jadi masalah besar pada epidemi HIV/AIDS adalah tidak ada tanda-tanga yang khas HIV/AIDS pada fisik dan keluhan kesehatan pada orang yang mengidap HIV/AIDS. Kalau pun kelak ada gejala itu baru terjadi antara 5-15 tahun setelah tertular HIV.

Penularan HIV melalui hubungan seksual terjadi di dalam dan di luar nikah jika salah satu atau kedua-dua pasangan tsb. mengidap HIV/AIDS dan laki-laki atau suami tidak memakai kondom setiap kali melakukan hubungan seksual.

Rencanamu meninggalkan keluarga kalau ada tanda-tanda AIDS atau hasil tes positif bukan langkah yang benar karena akan menimbulkan masalah baru bagi keluargamu. Saya akan kirimkan nomor telepon konselor yang dekat dengan kotamu sebagai teman untuk ‘curhat’. Mulai sekarang hentikan perilaku seksualmu itu karena balas dendam justru merugikan dirimu. * [kompasiana.com/infokespro] *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.