Ilustrasi (Sumber: cnn.com)
Oleh: Syaiful W HARAHAP
Biar pun informasi HIV/AIDS yang benar sudah banjir, tapi tetap saja banyak
orang, dalam hal ini wartawan dan redaktur media online, tetap saja tidak
beranjak dari pengetahuan ‘kuno’ tentang HIV/AIDS.
Lihat saja judul berita di galamedianews.com (20/2-2018) ini: “98 Warga Lebak Meninggal Akibat HIV/AIDS.”
Dilaporkan
jumlah kasus kumulatif HIV/AIDS di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, sejak
tahun 2002 sampai 2017 sebanyak 240 dengan 98 kematian.
Pertama, tidak ada kasus kematian pengidap HIV/AIDS
karena HIV atau AIDS di seluruh Dunia.
Kedua, kematian pengidap HIV/AIDS bukan karena HIV
(virus) atau AIDS (kondisi), tapi karena penyakit-penyakit yang muncul pada
masa AIDS, disebut infeksi oportunistik, seperti diare, TB, dll. Secara
statistik masa AIDS terjadi antara 5-15 tahun setelah tertular HIV.
Ketiga, judul berita itu menyesatkan dan sama sekali
tidak memberikan pencerahan kepada masyarakat tentang HIV/AIDS.
Keempat, apakah pasangan dari 98 pengidap HIV/AIDS
yang meninggal itu sudah menjalani tes HIV sukarela? Kalau belum itu artinya
ada risiko penyebaran HIV yang dilakukan pasangan pengidap HIV/AIDS yang
meninggal itu.
Kekacauan informasi (dalam jurnalistik disebut misleading) kian besar melalui
pernyataan di lead berita: DINKES Kabupaten Lebak mencatat 98 warga dilaporkan
meninggal dunia akibat teridentifikasi positif penyakit Human Immuno Deficiency
Virus (HIV) dan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS).
Yang
teridentifikasi pada pengidap HIV/AIDS melalui tes HIV dengan reagent ELISA
adalah antybody HIV bukan penyakit HIV atau AIDS. Disebut positif HIV jika
hasil tes reaktif.
Kepala
Bidang Pencegahan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan, Dinas Kesehatan
Kabupaten Lebak, dr Firman Rahmatullah, mengatakan: "Kami minta masyarakat
berperan aktif untuk pencegahan penyakit yang mematikan itu."
Pernyataan
ini juga menyesatkan karena HIV dan AIDS bukan penyakit sehingga tidak
mematikan.
Disebutkan dalam berita: Selama ini,
penyebaran HIV/AIDS ditularkan melalui pergaulan seks bebas, penggunaan jarum
suntik bekas narkoba, transfusi darah dari penderita positif, serta melalui air
susu ibu.
Pernyataan ini tidak tepat karena penularan HIV
melalui hubungan seksual bukan karena sifat hubungan seksual (seks bebas, zina,
melacur, dll.), tapi karena kondisi hubungan seksual (salah satu mengidap
HIV/AIDS dan laki-laki tidak memakai kondom).
Pernyataan ‘penggunaan jarum suntik bekas narkoba’ juga ngawur karena risiko penularan HIV pada penyalahguna narkoba (narkotika dan bahan-bahan berbahaya) bukan karena memakai jarum bekas narkoba.
Pernyataan ‘penggunaan jarum suntik bekas narkoba’ juga ngawur karena risiko penularan HIV pada penyalahguna narkoba (narkotika dan bahan-bahan berbahaya) bukan karena memakai jarum bekas narkoba.
Risiko
penularan melalui jarum suntik pada penyalahguna narkoba terjadi karena jarum
suntik dan pemompanya dipakai secara bersama-sama dengan bergiliran. Soalnya,
ada kemungkinan salah satu dari mereka mengidap HIV/AIDS sehingga darah masuk
ke jarum suntik yang berongga. Kerika jarum suntik tadi dipakai yang lain, maka
darah yang mengandung HIV di jarum suntik akan masuk ke tubuh yang menyuntikkan
jarum tsb.
Dalam berita
tidak ada penjelasan yang baik tentang cara-cara penularan dan pencegahan HIV.
Selain itu tidak ada pula program pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS yang
realistis,
Itu artinya insiden infeksi HIV baru, terutama pada
laki-laki dewasa melalui hubungan seksual dengan pekerja seks komersial (PSK),
akan terus terjadi yang pada gilirannya penyebaran ke isterinya. Kalau istrinya
tertular HIV, maka ada pula risiko penularan terhadap bayi yang dikandungnya kelak.
Tanpa program penanggulangan yang konkret, maka
penyebaran HIV/AIDS di Lebak akan terus terjadi yang kelak bermuara pada
‘ledakan AIDS’. * [kompasiana.com/infokespro] *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.