07 Januari 2017

BERITA UTAMA Perda Perlu Direvisi, Penderita HIV/AIDS Di Maluku Terus Meningkat

Peraturan Daerah (Perda) Penanggulangan HIV AIDS di Indonesia secara umum masih bersifat umum. Belum ada regulasi yang lebih spesifik mengatur guna menekan angka infeksi HIV AIDS di masyarakat. Bahkan sebagian besar Perda yang disusun berdasarkan hasil studi banding dan copy paste untuk pembentukannya di daerah.


Penegasan ini disampaikan aktifis LSM infokespro yang juga wartawan senior Syaiful W. Harahap, dalam lokakarya penguatan kapasitas wartawan penulisan berita HIV AIDS di 15 provinsi yang diselenggarakan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN), yang dipusatkan di Pomelotel Jakarta, 13-15 Juni pekan lalu.
Menurutnya, angka yang terinfeksi HIV AIDS meningkat salah satunya karena praktek pelacuran dalam berbagai bentuk yang tidak akan bisa dihapuskan, karena ada permintaan dan ada pula pasokan. Oleh sebab itu, yang perlu dilakukan adalah mengurangi dampak buruk dengan cara menurunkan insiden infeksi HIV baru pada laki-laki melalui hubungan seksual berisiko yaitu dengan memakai kondom.

06 Januari 2017

Belum Ada Perda Pencegahan HIV/AIDS di Indonesia

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Siti Fatimah

Selasa, 7 Juni 2011 11:29 WIB

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Dari 47 Perda tentang HIV & AIDS di Indonesia, tidak ada satu pasal pun dalam perda-perda tersebut yang memberikan cara pencegahan dan penanggulangan HIV& AIDS yang konkret.

Termasuk dalam hal ini di 5 Kab/ Kota di Jabar yang telah memiliki Perda HIV & AIDS, yaitu di Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Indramayu, Kota Tasikmalaya, Kota Bekasi, dan Kota Cirebon. Demikian diungkapkan Syaiful Harahap, aktivis dari LSM InfoKespro, dalam rilis yang diterima Tribun, Selas (7/6/2011). 

Menurutnya, Perda HIV dan AIDS di Jawa Barat nantinya disusun dengan memperhatikan fakta medis, bukan semata-mata fakta moral. Sehingga, pencegahan dan penanggulangan HIV & AIDS dapat dilakukan dengan efektif.

Jawa Barat sendiri telah memiliki Peraturan Gubernur No.78/2011 tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS dan Rencana Strategis Penanggulangan HIV dan AIDS Provinsi Jawa Barat 2009-2013. (*)

Editor: Harismanto
Sumber: Tribun Jabar

05 Januari 2017

Jumlah Kasus Kumulatif HIV/AIDS Sudah Tembus Angka 300.000


Selama penanggulangan HIV/AIDS dibenturkan dengan moral dan agama, maka selama itu pula insiden penularan (infeksi) baru HIV akan terus terjadi karena pemerintah tidak bisa menjalankan program yang konkret.

* Rehabilitasi bukan untuk PSK
tapi untuk laki-laki
yang gemar melacur ...
Perkiraan ahli epidemilogi kasus HIV/AIDS di Indonesia sekitar 600.000. Yang sudah terdeteksi berdasarkan laporan Ditjen P2P, Kemenkes RI, 20/11-2016 sampai 30 September 2016 sebanyak 302.004. Itu artinya ratusan ribu pengidap HIV/AIDS yang tidak terdeteksi  jadi mata rantai penularan HIV di masyarakat tanpa mereka sadari, terutama melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah.

Sanksi Germo

Ketika dua dekade yl. pemerintah Thailand bak kebakaran jenggot karena kasus HIV/AIDS di Negeri Gajah Putih itu mendekati angka 1.000.000 dan pasien-pasien dengan penyakit terkait AIDS tidak tertampung lagi di rumah-rumah sakit, pemerintah Thailand pun menjalankan program penanggulangan yang konkret. Yang dilakukan adalah memaksa laki-laki memakai kondom ketika melakukan hubungan seksual dengan pekerja seks komersial (PSK) yang dikenal sebagai program ‘wajib kondom 100 persen’.


04 Januari 2017

Brondong Ini Takut Sudah Kena AIDS karena Sering Ngesek Sesama Jenis



Oleh: Syaiful W. HARAHAP

Pengantar. Tanya-Jawab ini adalah jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dikirim melalui surat, telepon, SMS, dan e-mail. Jawaban disebarluaskan tanpa menyebut identitas yang bertanya dimaksudkan agar semua pembaca bisa berbagi informasi yang akurat tentang HIV/AIDS. 

Tanya-Jawab AIDS ini dimuat di: http://www.kompasiana.com/infokespro dan AIDS Watch Indonesia” (http://www.aidsindonesia.com). Yang ingin bertanya, silakan kirim pertanyaan ke Syaiful W. Harahap, melalui: (1) Telepon/Fax (021) 22864594, (2) e-mail: tanyajawabaids@gmail.com, (3) SMS 08129092017, dan (4) WhatsApp:  0811974977.

***
Tanya: Saya seorang remaja cowok umur 16 tahun. Sudah beberapa kali saya melakukan ‘seks sejenis’. Saya sering diare. Saya baca di Internet diare merupakan salah satu ciri orang tertular HIV. (1) Apakah saya sudah tertular HIV? (2) Apakah seks oral juga bisa menularkan HIV? Via SMS (4/1-2017)-Sulsel.

Jawab: (1) Perilakumu memang berisiko karena tingkat kemungkinan terjadi penularan HIV jika salah satu dari pasangan yang melakukan seks anal mengidap HIV/AIDS dengan kondisi yang menganal tidak memakai kondom. Di kalangan laki-laki gay mereka sudah akrab dengan pelicin yang dioles ke penis dan anus agar tidak terjadi iritasi. Tapi, tetap saja ada risiko. Untuk itu hindari seks atau atau pakai kondom lebih aman.

02 Januari 2017

Cowok Ini Khawatir Kena AIDS karena Petting dengan Odha


Oleh: Syaiful W. Harahap - AIDS Watch Indonesia


Tanya Jawab AIDS # 01/Jan 2017

Pengantar. Tanya-Jawab ini adalah jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dikirim melalui surat, telepon, SMS, dan e-mail. Jawaban disebarluaskan tanpa menyebut identitas yang bertanya dimaksudkan agar semua pembaca bisa berbagi informasi yang akurat tentang HIV/AIDS. Tanya-Jawab AIDS ini dimuat di: “AIDS Watch Indonesia” (http://www.aidsindonesia.com) dan di http://www.kompasiana.com/infokespro. Yang ingin bertanya, silakan kirim pertanyaan ke Syaiful W. Harahap, melalui: (1) Telepon/Fax (021) 22864594, (2) e-mail: tanyajawabaids@gmail.com, (3) SMS 08129092017, dan (4) WhatsApp:  0811974977.

Tanya: Malam, Bang .... Teman saya, cowok, pacaran dengan cowok pengidap HIV/AIDS (Odha). Keduanya tak kuat tahan nafsu akhirnya sepakat disalurkan melalui petting (jika dikaitkan dengan hubungan seksual, petting semacam pemanasan atau foreplay dengan merangsang pasangan tanpa seks penetrasi). Teman saya bugil sedangkan pasangannya pakai celana. Selesai petting teman saya ‘keluar’. Teman saya sedikit menyesal. (1) Apakah ada risiko bagi teman saya tertular HIV? (2) Apakah teman saya perlu tes HIV? Via SMS (2/1-2017)

Jawab: (1) Tentu saja temanmu tidak berisiko tertular HIV karena yang mengeluarkan air mani dia. Dalam jumlah yang bisa ditularkan HIV al. terdapat dalam air mani atau semen (cairan yang keluar dari penis ketika penis ereksi). Temanmu berisiko tertular HIV kalau pasangannya yang Odha ejakulasi di badan temanmu yaitu terpapar air mani sehingga ada risiko tertular jika di bagian yang terkena air mani ada luka-luka (luka-luka di sini dalam ukuran mikroskopis, misalnya ketika berkumur-kumur setelah sikat gigi itu artinya ada luka tapi tida bisa dilihat dengan mata telanjang.

Tapi, karena pasangannya Odha beritahu temanmu untuk jaga diri agara tidak tertular HIV, misalnya, menjalankan seks yang aman yaitu selalu memakai kondom pada seks anal, seks oral atau petting.

(2) Jika dikaitkan dengan kasus ini temanmu tidak perlu tes HIV. Tapi, apakah dia pernah ngeseks tanpa kondom dengan perempuan atau laki-laki lain? Kalau pernah, maka anjurkanlah temanmu agar tes HIV. 

Hindari perilaku berisiko agar terhindar dari HIV/AIDS. *** [kompasiana.com/infokespro] ***

Ilustrasi (Sumber: www.thebodypro.com)