28 September 2017

Risiko Tertular HIV Bukan Karena Suka 'Nembak' di Luar

Oleh: Syaiful W. Harahap

"Suami Suka 'Nembak' di Luar, Anak Istri Terkana HIV/AIDS" (Kompas Online, 13 April 2009). Judul berita ini bombastis dan sensasional dan mengandung mitos (anggapan yang salah). Dalam berita pun ada beberapa hal yang tidak akurat sehingga masyarakat tidak menangkap fakta medis tentang HIV/AIDS.

Padahal, dalam upaya menanggulangi epidemi HIV yang diperlukan adalah pemahaman yang akurat terhadap cara-cara penularan dan pencegahan HIV.

Jika makna “Suami Suka ‘Nembak’ di Luar” adalah hubungan seks di luar nikah, seperti zina, melacur, dll. maka ini mitos karena tidak ada kaitan langsung antara zina dan melacur dengan penularan HIV. Seseorang (bisa) tertular HIV melalui hubungan seks di dalam atau di luar nikah jika pasangannya HIV-positif dan laki-laki tidak memakai kondom setiap kali melakukan hubungan seks.

Karena HIV bisa menular di dalam atau maka risiko tertular HIV pada laki-laki yang sering berganti-ganti pasangan melalui kawin-cerai. Kegiatan ini juga termasuk sebagai perilaku berisiko tinggi tertular HIV karena laki-laki dan perempuan yang kawin-cerai termasuk kegiatan berganti-ganti pasangan.

Dalam berita disebutkan “ .... saat ini balita dan 10 ibu rumah tangga yang tertular HIV terus diawasi karena bisa menularkannya kepada keluarga dan orang lain.” Pernyataan ini menyesatkan karena HIV tidak menular melalui pergaulan sehari-hari. Ini juga mendorong stigmatisasi (pemberia cap buruk) dan diskriminasi (perlakuan yang berbeda) terhadap Odha (Orang yang Hidup dengan HIV/AIDS). Selain itu pernyataan ini pun bias gender karena hanya menohok perempuan (ibu rumah tangga).

Terkait dengan ibu-ibu rumah tangga yang terdeteksi HIV-positif maka yang perlu ‘diawasi’ justru suami-suami mereka. Soalnya, 10 laki-laki suami ibu-ibu rumah tangga yang HIV-positif tadi menjadi mata rantai penyebaran HIV secara horizontal antar penduduk. Mereka akan menularkan HIV kepada perempuan lain, seperti istri kedua, ketiga dan seterusnya, selingkuhan, pacar, dan pekerja seks. Tapi, hal ini sering luput dari perhatian.

Di bagian lain disebutkan pula “ .... pihaknya meminta kepada ibu rumah tangga yang positif HIV/AIDS jika ingin melahirkan terlebih dulu berkonsultasi dengan petugas.” Persoalan besar dalam epidemi HIV adalah banyak orang yang tidak menyadari dirinya sudah tertular HIV karena tidak ada tanda, gejala, atau ciri-ciri yang khas AIDS pada fisik sebelum masa AIDS (antara 5-15 tahun setelah tertular HIV). Apalagi ibu-ibu rumah tangga yang setia pada suaminya tentu tidak menyadari dirinya berisiko.

Hal itu terjadi karena selama ini materi komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang HIV/AIDS selalu dibalut denan norma, moral, dan agama sehingga yang muncul hanya mitos. Lihat saja judul berita ini yang menggiring masyarakat bahwa zina menjadi penyebab HIV/AIDS. Padahal, hubungan seks pada ganti-ganti pasangan melalui kawin-cerai juga merupakan kegiatan yang berisiko tertular HIV karena laki-laki dan perempuan sudah mempunyai pasangan sebelumnya.

Ada pula pernyataan “ .... Sebagian besar penularan HIV/AIDS disebabkan jarum suntik, narkoba, ....” Ini juga tidak akurat karena risiko penularan melalui jarum suntik pada pengguna narkoba bisa terjadi kalau jarum suntik mereka pakai bersama-sama dengan bergiliran dan bergantian. Nah, kalau ada di antara mereka yang HIV-positif maka yang lain berisiko tertular HIV.

Disebutkan pula “ .... pihaknya menyarankan kepada laki-laki untuk menggunakan kondom karena kondom bisa mencegah risiko penularan HIV/AIDS.” Pertanyannya adalah: kapan seseorang harus memakai kondom untuk melindungi diri agar tidak tertular HIV? Seseorang harus memakai kondom untuk mencegah HIV adalah jika hubungan seks, di dalam atau di luar nikah, dilakukan dengan pasangan yang berganti-ganti atau dengan seseorang yang sering berganti-ganti pasangan.

[Sumber: Newsletter ”InfoAIDS” edisi No. 7/Mei 2009]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.