09 September 2017

Perda AIDS Hanya 'Macan Kertas'

Berita "Tekan HIV/AIDS, masyarakat diminta lakukan seks sehat, Dari kegiatan penyuluhan HIV di daerah perbatasan PNG-RI" di Harian "Jayapura Pos" edisi 21 Juni 2006 lagi-lagi menyuburkan mitos (anggapan yang salah) tentang HIV/AIDS.

Disebutkan " …. bagi warga yang terpaksa melakukan seks di luar pasangan yang sah …." Pernyataan ini mengandung mitos karena tidak ada kaitan langsung antara seks di luar pasangan yang sah dengan penularan HIV. Penularan HIV bisa terjadi di dalam ikatan pernikahan yang sah kalau salah satu atau kedua-dua pasangan itu HIV-positif dansuami tidak memakai kondom setiap kali melakukan hubungan seks. Sebaliknya, kalua dua-duanya HIV-negatif maka tidak akan pernah terjadi penularan HIV biar pun di luar nikah, zina, melacur, seks anal atau seks oral.

Selama materi KIE (komunikasi, informasi dan edukasi) tentang HIV/AIDS tidak mengedepankan fakta medis maka yang muncul hanyalah mitos. Akibatnya, masyarakat `buta' terhadap HIV/AIDS sebagai fakta medis. Pada gilirannya mereka berada pada situasi yang berisiko tinggi tertular HIV.

Misalnya, laki-laki yang menikah dengan seorang PSK. Tindakan itu terpuji. Hubungan seks mereka halal. Tapi, istrinya itu adalah orang yang perilakunya berisiko tinggi tertular HIV ketika menjadi PSK karena berganti-ganti pasangan. Tapi, karena selama ini penularan HIV hanya dikaitkan dengan zina, pelacur, selingkuh, jajan dan homoseksual maka masyarakat tidak melihat perkawinan dengan mantan PSK sebagai kegiatan yang berisiko tinggi tertular HIV.

Penularan HIV terjadi tanpa disadari karena tidak ada tanda, gejala tau ciri-ciri yang khas AIDS pada fisik seseorang yang sudah tertular HIV sebelum mencapai masa AIDS (antara 5 – 10 tahun setelah tertular). Pada rentang waktu inilah mereka menjadi mata rantai penyebaran HIV secara horizontal antar penduduk.

Apakah Perda bisa mengatasi penularan HIV? Tentu saja tidak karena bisa saja seseorang tertular di luar daerah atau di luar negeri. Perda hanya `macan kertas' yang akan sia-sia.

Kita perlu berkaca ke Afrika, Eropa Barat, Amerika Utara dan Australia. Di kawasan ini kasus infeksi baru di kalangan dewasa mulai menunjukkan grafik yang mendatar. Mengapa hal ini bisa terjadi? Padahal, di sana tidak ada Perda. Hal itu terjadi karena masyarakat sudah mengetahui cara-cara pencegahan yang realistis.

Pencegahan yang realistis hanya dapat dilakukan jika materi KIE (komunikasi, informasi dan edukasi) tentang HIV/AIDS disampaikan dengan akurat yaitu mengedepankan fakta medis. Berbekal pengetahuan yang akurat masyarakat akan dapat melindungi diri sehingga mata rantai penyebaran HIV dapat diputus.

Syaiful W. Harahap
LSM (media watch) "InfoKespro"

[Sumber: http://health.groups.yahoo.com/group/infokespro_lsm/message/417]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.