28 September 2017

Pengidap HIV/AIDS Tidak Otomatis Dirawat di Rumah Sakit

Oleh: Syaiful W. Harahap

"58 Pasien Baru HIV/AIDS Dirawat di RS Adam Malik: (Harian ANALISA, Medan, 17 Maret 2009). Berita ini tidak ada istimewanya karena hanya fakta belaka tanpa ada analisis sebagai realitas sosial. Pembaca (masyarakat) tidak melihat kepentingan mereka (signifikansi) terhadap fakta yang diberitakan.

Tapi, akan lain kalau fakta tentang 58 pasien baru HIV/AIDS itu dibawa ke realitas sosial. Misalnya, menggambarkan mata rantai penyebaran HIV dari fakta itu. Dari kasus itu ada 48 laki-laki. Mereka inilah yang menjadi mata rantai penyebaran HIV secara horizontal antar penduduk tanpa mereka sadari. Yang beristri menularkan HIV kepada istrinya atau pasangan seks lain atau pekerja seks. Yang tidak beristri menularkan HIV kepada pasangan seksnya atau pekerja seks. mereka ini dalam kehidupan sehari-hari bisa sebagai seorang suami, duda, lajang atau remaja yang bekerja sebagai pegawai, karyawan, pedagang, pelajar, mahasiswa, rampok, dll.

Jika 48 laki-laki tadi mempunyai pasangan seks lebih dari satu maka ada risiko tertular di kalangan masyarakat melalui hubungan seks tanpa kondom di dalam atau di luar nikah, transfusi darah, jarum suntik dan alat-alat kesehatan. Semua terjadi tanpa disadari karena tidak ada tanda, gejala atau ciri-ciri yang khas AIDS pada fisik mereka sebelum mencarai pada AIDS (antara 5-15 tahun setelah tertular HIV).

Realitas sosial terkait epidemi HIV inilah yang sering tidak muncul sehingga masyarakat tidak memahami penyebaran HIV dengan akurat. Selama ini yang berkembang adalah mitos (anggapan yang salah) yaitu menyebutkan pekerja seks sebagai penyebar HIV. Padahal, yang menularkan HIV kepada pekerja seks adalah laki-laki. Bisa saja terjadi ada di antara 48 kasus yang ditangani RS Adam Malik itu.

Dalam berita tidak disebutkan bagaimana kasus baru itu terdeteksi. Apakah mereka terdeteksi ketika berobat karena sudah mencapai masa AIDS atau terdeteksi melalui VCT (tes sukarela). Kalau kasus-kasus itu terdeteksi pada masa AIDS maka antara 5-15 tahun sebelum terdeteksi mereka sudah menularkan HIV kepada orang lain tanpa mereka sadari.

Disebutkan “ .... seks bebas/tidak aman ....” Ini menyesatkan karena penularan HIV melalui hubungan seks bukan terjadi karena sifat hubungan seks (di luar nikah, melacur, dll.), tapi karena kondisi hubungan seks (salah satu atau kedua-dua pasangan itu HIV-positif dan laki-laki tidak memakai kondom setiap kali melakukan sanggama).

[Sumber: Newsletter ”InfoAIDS” edisi No. 5/Maret 2009]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.