Ilustrasi: Obat
Antiretroviral (ARV) (Sumber: bhekisisa.org)
Oleh: Syaiful W HARAHAP
Tanya Jawab AIDS No 1/September 2017
Pengantar. Tanya-Jawab ini adalah jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang dikirim melalui surat, telepon, SMS, dan e-mail.
Jawaban disebarluaskan tanpa menyebut identitas yang bertanya dimaksudkan agar
semua pembaca bisa berbagi informasi yang akurat tentang HIV/AIDS. Tanya-Jawab
AIDS ini dimuat di:
kompasiana.com/infokespro dan “AIDS Watch Indonesia” (http://www.aidsindonesia.com) dan. Yang ingin bertanya, silakan kirim pertanyaan ke Syaiful W. Harahap, melalui: (1) Telepon (021) 8566755, (2) e-mail:
aidsindonesia@gmail.com, (3) SMS 08129092017, dan (4) WhatsApp: 0811974977. Pengasuh.
*****
Tanya: Saya mau tanya masalah perjalanan HIV. Desember 2016 lalu seorang
teman saya benar-benar sudah drop karena HIV.
Sepulang dari rumah sakit dia minum obat HIV. Sekarang tubuhnya sudah
mulai kelihatan segar dan mulai gemuk lagi.
Pertanyaan saya: (1) Mengapa bisa terjadi perubahan seperti itu? (2)
Berapa bulan lagi bisa dilakukan tes ulang agar bisa dilihat status HIV-nya
setelah makan obat HIV? (3) Apakah HIV itu bisa disembuhkan? Setahu saya belum
ada obat yang bisa menyembuhkan HIV.
Via SMS (27/3-2017)
Jawab: (1) HIV adalah
virus yang tergolong sebagai retrovirus yaitu bisa menggandakan diri. Dalam
darah HIV menggandakan diri sampai miliaran copy per hari dengan memakai
sel-sel darah putih sebagai ‘pabrik’. Sel-sel darah putih yang dijadikan HIV
sebagai pabrik rusak sehingga seiring dengan kerusakan sel-sel darah putih, di
dalam tubuh berguna sebagai sistem kekebalan tubuh, daya tahan pun menurun
sehingga mudah kena penyakit. Ketika seorang pengidap HIV dalam kondisi CD4 di
bawah 350 (diketahui melalui tes darah) dokter akan memberikan obat
antriretroviral (ARV) yang di dalam darah akan menjadi penghambat laku
perkembangan HIV sehingga kondisi ybs. berangsur pulih karena sistem kekebalan
tubuhnya kembali membaik. Bukan berarti HIV hilang dari tubuh, tapi hanya memperlambat
penggandaan.
(2) Sekali seseorang
terdeteksi mengidap HIV/AIDS melalui tes HIV yang sesuai dengan standar
prosedur operasi yang baku maka virus itu akan ada dalam tubuh seumur hidup.
Maka, tidak perlu tes HIV lagi jika seudah ada hasil tes HIV yang valid.
(3) Saudara benar. Belum
ada obat yang bisa mematikan HIV sebagai virus di dalam tubuh pada orang-orang
yang mengidap HIV/AIDS. Yang sudah bisa dilakukan adalah menghambat penggandaan
HIV di dalam darah sehingga sistem kekebalan tubuh tidak rusak.
Dalam kaitan itulah
dianjurkan agar orang-orang yang pernah atau sering melakukan perilaku berisiko
agar segera menjalani tes HIV secara sukarela di sarana kesehatan yang ditunjuk
pemerintah, seperti di Puskesmas atau rumah sakit pusat dan daerah.
Orang-orang yang berisiko
tinggi tertular HIV adalah:
(1) Laki-laki yang pernah
atau sering melakukan hubungan seksual tanpa memakai kondom di dalam ikatan
pernikahan yang sah dengan perempuan yang berganti-ganti karena bisa saja salah
satu di antara perempuan tsb. juga punya pasangan seks yang lain dengan
perilaku seksual yang berisiko.
(2) Perempuan yang pernah
atau sering melakukan hubungan seksual di dalam ikatan pernikahan yang sah
dengan laki-laki yang berganti-ganti dengan kondisi laki-laki tidak memakai
kondom, karena bisa saja salah satu di antara laki-laki tsb. juga punya
pasangan seks yang lain dengan perilaku seksual yang berisiko.
(3) Laki-laki yang pernah
atau sering melakukan hubungan seksual di luar ikatan pernikahan yang sah
dengan perempuan yang berganti-ganti dengan kondisi laki-laki tidak memakai
kondom, karena bisa saja salah satu di antara prempuan tsb. juga punya pasangan
seks yang lain dengan perilaku seksual yang berisiko.
(4) Perempuan yang pernah
atau sering melakukan hubungan seksual di luar ikatan pernikahan yang sah
dengan laki-laki yang berganti-ganti dengan kondisi laki-laki tidak memakai
kondom, karena bisa saja salah satu di antara laki-laki tsb. juga punya
pasangan seks yang lain dengan perilaku seksual yang berisiko.
(5) Laki-laki yang pernah
atau sering melakukan hubungan seksual dengan perempuan yang sering
berganti-ganti pasangan, dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom, seperti
pekerja seks komersial (PSK) dan waria. PSK dikenal ada dua tipe, yaitu:
(a) PSK langsung adalah PSK yang kasat mata yaitu PSK yang ada di lokasi
atau lokalisasi pelacuran atau di jalanan.
(b) PSK tidak langsung adalah PSK yang tidak kasat mata yaitu PSK yang
menyaru sebagai cewek pemijat
plus-plus, ‘artis’,
‘spg’, cewek kafe, cewek pub, cewek disko, anak
sekolah, ayam kampus, ibu-ibu rumah
tangga, cewek gratifikasi seks (sebagai imbalan untuk
rekan bisnis atau pemegang kekuasaan), dll.
Semoga bermanfaat.* [kompasiana.com/infokespro] *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.