Ilustrasi
(Sumber: Shuttersctock)
Oleh: Syaiful W. HARAHAP
Paradoks: Tes HIV sebelum menikah hanya
bagi calon mempelai laki-laki, sebaliknya ada tes keperawanan tapi tidak ada
tes keperjakaan ....
Tes HIV kepada calon mempelai
laki-laki membuktikan bahwa laki-laki sudah pernah melakukan hubungan seksual
kalau ybs. tidak pernah memakai jarum suntik bergantian dalam penyalahgunaan
narkoba (narkotika dan bahan-bahan berbahaya) .
Tes
HIV calon pengantin itu menunjukkan bias gender dan tidak konsekuen jika
dikatikan dengan tes keperawanan. Dalam
beberapa aturan perempuan diwajibkan menjalani tes keperawanan, sedangkan
laki-laki tidak wajib menjalani tes keperjakaan [Tes Keperawanan adalah Diskriminasi dan (Tes) Keperawanan Vs Tanpa (Tes)Keperjakaan: Diskriminasi terhadap Perempuan].
Dalam
katan pernikahan di satu sisi calon mempelai perempuan dianggap tidak bernah
melakukan hubungan seksual, tapi ketika tes keperawanan ada dugaan perempuan
sudah pernah melakukan hubungan seksual. Padahal, penularan HIV tidak hanya
melalui hubungan seksual penetrai secara vaginal karena bisa saja terjadi
hubungan seksual penetrasi secara anal dan oral. Soalnya, ada kecenderungan
pasangan yang belum menikah menghindari kehamilan dengan seks oral dan seks
anal.
Laki-laki
yang terdeteksi negatif pada tes sebelum menikah tidak jaminan sebagai suami
dia akan bebas HIV/AIDS sampai mati karena bisa saja dalam ikatan pernikahan
yang sah suami melakukan perilaku berisiko tinggi tertular HIV (Tes HIV Sebelum Menikah Dikesankan Sebagai"Vaksin AIDS", Kesalahan Terbesar dalam Penanggulangan HIV/AIDS).
Perilaku tsb. adalah:
(1)
Melakukan hubungan seksual dengan kondisi tidak pakai kondom dengan perempuan
yang berganti-ganti di dalam nikah (kawin-cerai, kawin kontrak, dll.) dan di
luar nikah,
(2)
Melakukan hubungan seksual dengan kondisi tidak pakai kondom dengan perempuan
yang sering ganti-ganti pasangan yaitu pekerja seks komersial (PSK), PSK
sendiri dikenal ada dua jenis, yakni:
-PSK
langsung adalah PSK yang kasat mata yaitu PSK yang ada di lokasi atau
lokalisasi pelacuran atau di jalanan.
-PSK
tidak langsung adalah PSK yang tidak kasat mata yaitu PSK yang menyaru sebagai
cewek pemijat, cewek kafe, cewek pub, cewek disko, anak sekolah, ayam kampus,
cewek gratifikasi seks (sebagai imbalan untuk rekan bisnis atau pemegang
kekuasaan), dll.
Maka,
tes HIV bagi calon mempelai laki-laki bisa jadi bumerang ketika suatu waktu
istri terdeteksi mengidap HIV dengan menuduh istri selingkuh atau menyeleweng.
Ini bikin runyam karena tidak bisa dibuktian secara medis siapa yang duluan
tertular HIV, apalagi suami punya surat keterangan ‘Bebas HIV/AIDS” ketika
hendak menikah (Tes HIV sebelum MenikahBisa Jadi Bumerang).
Adalah
lebih arif dan bijaksana jika sebelum tes HIV dilakukan konseling yang
komprehensif sehingga kedua calon mempelai mengetahui perilaku masing-masing
sehingga kelak tidak ada saling tuding siapa yang jadi penular HIV dalam
keluarga.
Lagi
pula tes HIV ketika masa jendela, tertular di bawah tiga bulan, bisa
menghasilkan:
(a)
negatif palsu yaitu HIV sudah ada di darah tapi belum bisa dideteksi reagent
karena antibody HIV belum terbentuk
(b)
positif palsu yaitu HIV tidak ada di darah tapi reagent bereaksi reaktif. Ini
bisa terjadi karena virus lain pun bisa dideteksi reagent pada masa jendela.
Jika
yang terjadi kondisi (a), maka itu artinya bencana bagi istri dan anak-anaknya
kelak karena ada risiko penularan dari suami ke istri. Jika istri tertular HIV
dari suami ada pula risiko penularan HIV secara vertikal dari ibu-ke-janin yang
dikandungnya, terutama saat persalinan dan menyusui dengan air susu ibu (ASI).
Ketika
yang terjadi kondisi (b), maka ‘tamatlah’ riwayat calon mempelai laki-laki
karena bisa jadi pernikahan batal. Tapi, bisa juga pernikahan dilanlunjutkan
dengan bimbingan dokter agar tidak terjadi penularan dari suami ke istri.
Perilaku
banyak suami yang menjadi pelanggan 230.000 PSK langsung menjadi pintu masuk
HIV terhadap isteri dan perempuan lain
yang jadi pasangan. Catatan Kemenkes sampai Desember 2012 ada 6,7 juta
laki-laki di Indonesia yang menjadi pelanggan PSK langsung. Dari jumlah ini 4,9
juta beristri (antarabali.com,
9/4-2013). Jumlah itu belum termasuk
laki-laki yang melakukan hubungan seksual tanpa memakai kondom dengan PSK tidak
langsung, laki-laki pelaku kawin-cerai, kawin-kontrak, dll.
Ketika
penanggulangan HIV/AIDS dibumbui dengan norma, moral dan agama langkah-langkah
yang konkret pun tidak bisa lagi dijalankan karena penolakan yang sangat kuat
terhadap kondom. Tapi, ironis karena di satu sisi kondom ditolak sebagai alat
untuk mencegah penularan HIV melalui hubungan seksual di sisi lain semua orang
berharap vaksin AIDS (baca: HIV) segera diproduksi (Ironis: Kondom Ditolak, Vaksin AIDS Ditunggu-tunggu).
Dengan
pelacuran terbuka estimasi UNAIDS (Badan Khusus PBB untuk HIV/AIDS) jumlah
kasus HIV di Thailand pada tahun 2015 sebanyak 440.000 [terendah 400.000 - tertinggi 490.000], bandingkan
dengan Indonesia yang sudah menutup ratusan lokasi dan lokalisasi pelacuran
estimasi kasus HIV tahun 2015 sebanyak 690.000 [terendah 600.000 –
tertinggi 790.000]. Tanpa
penanggulangan yang konkret penyebaran HIV di Indonesia akan sampai pada
‘ledakan AIDS’ yang bisa seperti di Afrika. * [kompasiana.com/infokespro] *
Some on-line casinos have high wagering requirements, whereas 카지노사이트 others don’t have any in any respect. No-deposit bonuses like cashback promotions, weekly bonus spins, and membership rewards present on-line on line casino players with tons of opportunities to earn massive money. Withdrawal speeds vary, especially for on line casino sites offering gameplay in a number of} nations.
BalasHapus