Tanggapan
terhadap berita HIV/AIDS di “ANTARA”
Oleh: Syaiful W. Harahap
[Sumber:
Newsletter ”InfoAIDS” edisi No.
5/Maret 2009]
“Puluhan Pelajar di Timika
Terinfeksi HIV”, ANTARA , 16 Februari 2009. Berita
ini sama sekali tidak memberikan informasi tentang cara-cara penularan dan
pencegahan HIV sehingga pembaca tidak mendapat gambaran yang akurat tentang
HIV/AIDS. Padahal, salah satu sumber informasi terkait HIV/AIDS adalah berita.
Berita
ini mengesankan kasus infeksi HIV di kalangan pelajar menjadi masalah besar.
Padahal, infeksi HIV di kalangan dewasa jauh lebih ‘berbahaya’ karena mereka
akan menjadi mata rantai penyebaran HIV di masyarakat. Yang beristri akan menularkan
HIV ke istrinya. Kalau istrinya tertular maka ada risiko penularan kepada bayi
yang dikandung istrinya kelak. Bisa pula mereka menularkan HIV ke pasangan seks
lainnya, seperti pekerja seks, pacar atau selingkuhan.
Dalam
berita disebutkan “ …. dikhawatirkan akan berdampak buruk bagi generasi muda
dan masa depan daerah.” Yang mengkhawatirkan adalah kasus infeksi HIV dan IMS
di kalangan dewasa, terutama yang beristri. Celakanya, tidak ada mekanisme yang
bisa memaksa laki-laki dewasa untuk menjalani tes HIV. Kasus infeksi HIV di
kalangan laki-laki dewasa merupakan ‘bom waktu’ ledakan kasus AIDS di masa yang
akan datang.
Disebutkan
pula “ …. kasus sifilis banyak ditemukan pada palajar SLTP hampir di semua
kampung …. yang jaraknya jauh dari kota Timika, ibukota Kabupaten Mimika.”
Selanjutnya disebutkan “ …. sudah pasti kasus ini ditularkan melalui
perantaraan orang ketiga.” Ini mengesakan ada yang datang ke kampung-kampung
untuk menularkan IMS dan HIV kepada palajar-pelajar yang terdeteksi mengidap
IMS dan HIV itu. Ini menyesatkan karena tidak sesuai dengan fakta.
Jika
pekerja seks di Mimika ada yang terdeteksi mengidap IMS atau HIV atau
kedua-duanya maka ada dua kemungkinan. Pertama, kasus IMS dan HIV di kalangan
pekerja seks ditularkan oleh laki-laki, remaja dan dewasa, penduduk Mimika atau
pendatang. Jika ini yang terjadi maka penduduk Mimika sudah ada yang mengidap
IMS dan HIV. Kedua, pekerja seks yang terdeteksi mengidap IMS dan HIV di Mimika
sudah tertular HIV sebelum ‘praktek’ di Mimika.
Kedua
kemungkinan ini tetap menjadi ancaman bagi penduduk Mimika dan pendatang untuk
tertular IMS atau HIV atau kedua-duanya sekaligus bagi yang melakukan hubungan
seks dengan pekerja seks tanpa kondom.
Disebutkan
pula “ …. bahkan ada yang sudah mempraktekan hubungan biologis dengan lawan
jenisnya tanpa mengetahui efek samping dari aktivitas haram yang hanya dapat
dilakukan oleh pasangan suami istri sah tersebut.” Pernyataan ini mengandung
pesan moral yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan penularan HIV.
Inilah
yang sering menyesatkan sehingga mengaburkan fakta medis tentang HIV/AIDS.
Akibatnya, masyarakat hanya memahami HIV/AIDS sebagai mitos belaka yang
akhirnya membawa celaka bagi masyarakat.*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.