Tasikmalaya (ANTARA News) – Hampir
seluruh wartawan di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat ,mengikuti Pelatihan
Peliputan HIV/AIDS Bagi Wartawan yang digelar Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
Informasi Kesehatan dan Refroduksi (Info Kespro) pada 3-5 Maret 2009.
“Pelatihan yang bekerja sama dengan Komisi
Penganggulangan AIDS (KPA) Jawa Barat serta KPA Kota Tasikmalaya dan dari
berbagai komunitas peduli AIDS itu juga dihadiri pengidap HIV Aids atau ODHA
(Orang Dengan HIV AIDS),” kata Direktur Eksekutif Info Kespro, Syaiful W.
Harahap, Kamis (5/3).
Setelah
penutupan pelatihan itu, ia mengatakan pelatihan itu mengajak wartawan dan
masyarakat untuk bersama-sama menanggulangi permasalahan HIV/AIDS di
Tasikmalaya.
“Kami mengajak rekan wartawan dan LSM
serta instansi bisa menjalin kerja sama, sehingga ada sinergi dalam
menanggulangi HIV AIDS di Tasikmalaya,” katanya.
Ia
berharap penyebaran HIV AIDS di Tasikmalaya maupun secara global bisa ditekan
dengan cara bekerja sama memberikan pemahaman bagi penderita HIV maupun bukan
penderita, untuk melakukan perilaku hidup yang benar.
“Penyebaran
HIV AIDS, katanya, terjadi karena perilaku manusia yang kurang benar seperti
sering berhubungan intim dengan berganti-ganti pasangan, penggunaan narkoba
dengan jarum suntik serta tidak peduli menggunakan kontrasepsi,” katanya.
Sementara
itu, peserta pelatihan yang juga wartawan Taz TV (Televisi lokal Tasikmalaya),
Toni Santoni, mengaku pelatihan tersebut sangat menafaat untuk memahami masalah
penanggulangan HIV AIDS dan juga mengetahui bagaimana cara mewawancarai ODHA.“Ya menarik dalam acara ini, bisa
menambah wawasan,” katanya.
Dalam
pelatihan itu, Syaiful W Harahap, menyarankan kepada LSM yang peduli
penanggulangan AIDS serta para pengidap AIDS, agar jangan merasa takut jika
didatangi wartawan, karena wartawan bertugas memberikan informasi manfaat
kepada masyarakat.
Ia menambahkan, nara sumber (ODHA atau
instansi dan LSM bidang HIV AIDS) dan wartawan mempunyai tugas masing-masing
dan mempunyai hak bertanya atau menjawab.
“Wartawan
mempunyai hak untuk meminta data atau informasi, dan nara sumber juga mempunyai
hak untuk tidak menjawab jika pertanyaan wartawan tidak menyangkut masalah
kepentingan publik. Jadi, nggak usah takut karena masing-masing punya hak,”
katanya menambahkan.
[Sumber: http://pwi.or.id/index.php/Berita-PWI/Wartawan-Tasikmalaya-Ikuti-Pelatihan-LiputanAIDS.html –
06 Maret 2009]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.