"Surat
Pembaca" di Harian ”Bali Post” Denpasar
Berita
berjudul ”Westra Enggan Jamah PSK” di harian ini edisi 15 Juni
2006 lagi-lagi mengandung mitos (anggapan yang salah) tentang HIV/AIDS. Dalam
berita disebutkan, ”…mempetakan sekolah yang dinilai rawan penularan HIV/AIDS…”
1.
Tidak ada sekolah yang rawan HIV/AIDS karena HIV tidak menular melalui udara,
air dan pergaulan sosial sehari-hari. Lagi pula sebagai virus, HIV tidak
terdapat di lingkungan sekolah karena HIV hanya ada dalam darah di tubuh orang
yang HIV-positif. Yang rawan HIV adalah perilaku seseorang bukan kelompok atau
kalangan tertentu. Seseorang berisiko tinggi tertular HIV kalau dia (a) pernah
melakukan hubungan seks tanpa kondom di dalam atau di luar nikah dengan
pasangan yang berganti-ganti atau dengan seseorang yang sering berganti-ganti
pasangan, dan (b) pernah memakai jarum suntik secara bergiliran dan bergantian.
Tidak ada sekolah yang bisa melakukan kedua hal ini. Maka, tidak ada sekolah
yang rawan penularan HIV/AIDS.
2.
”Menjamah” PSK dalam konteks epidemi HIV adalah untuk meningkatkan pemahaman
PSK terhadap risiko tertular dan menularkan HIV. Yang menularkan HIV kepada PSK
adalah laki-laki yang bisa saja seorang suami, pemuda, remaja atau duda dari
berbagai kalangan dan jenis pekerjaan. PSK menjadi ”terminal” karena laki-laki
datang menularkan dan tertular HIV.
3.
Kasus HIV/AIDS di kalangan remaja jelas pada usia sekolah. Karena kebanyakan
mereka tertular melalui penggunaan narkoba dengan jarum suntik maka mereka
dikeluarkan dari sekolah. Lagi pula, apakah kalau anak sekolah yang tertular
HIV langsung tidak diakui sebagai anak sekolah? Jika ini yang terjadi maka hal
itu merupakan perbuatan yang melawan hukum dan pelanggaran berat terhadap HAM.
4.
Penularan HIV melalui hubungan seks sama sekali tidak ada kaitannya secara
langsung dengan zina, pelacuran, seks pranikah, selingkuh, jajan, wanita dan
homoseksual. Penularan melalui hubungan seks di dalam atau di luar nikah bisa
terjadi karena salah satu atau kedua orang dari pasangan itu HIV-positif.
Akibatnya,
banyak orang yang tidak menyadari dirinya sudah tertular HIV dan menjadi mata
rantai penyebaran HIV secara horizontal antar penduduk.
Syaiful W.Harahap
Direktur
Eksekutif LSM ”InfoKespro” Jakarta
[Sumber:
Harian “Bali Post”, 26 Juni 2006]
Catatan:
pernah dimuat di https://aidsmediawatch.wordpress.com/2009/08/28/surat-pembaca-harian-%E2%80%9Dbali-post%E2%80%9D/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.