Tanggapan
terhadap berita HIV/AIDS di “Harian
Terbit”
Oleh: Syaiful
W. Harahap
Berita “Terpidana mati,
meninggal karena AIDS” di “Harian
Terbit” edisi 20 April 2009. Judul berita ini lagi-lagi menunjukkan
diskriminasi. Kalau jujur tentulah semua narapidana yang mati disebutkan jenis
penyakitnya. Tapi, penyakit lain tidak disebutkan karena tidak sensasional.
Judul
berita ini juga menunjukkan pemahaman yang tidak akurat terhadap HIV/AIDS
karena kematian pada Odha (Orang dengan HIV/AIDS) yang sudah mencapai
masa AIDS (antara 5-15 tahun setelah tertular HIV) bukan karena HIV atau AIDS.
Yang menyebabkan kematian pada Odha adalah penyakit-penyakit yang diderita Odha
pada masa AIDS, disebut infeksi oportunistik (OI), seperti diare, TB, dll.
Dalam
berita tidak disebutkan penyakit yang menyebabkan kematian pada narapidana Odha
itu. Yang ada justru disebutkan “meninggal akibat mengidap penyakit AIDS”. Ini
juga rancu karena AIDS bukan penyakit tapi kondisi (kesehatan) seseorang yang
tertular HIV ketika sistem kekebalan tubuhnya sudah berada pada ambang batas
yang diukur dari jumlah sel-sel darah putih (CD4) di dalam tubuhnya.
Pernyataan
yang menyebutkan narapidana itu “meninggal akibat mengidap penyakit AIDS”
menyesatkan sehingga menimbulan penafsiran yang keliru di masyarakat. Ini
mengesankan AIDS mematikan. Padahal, yang mematikan pada Odha bukan AIDS tapi
infeksi oportunistik.
Keberhasilan
beberapa negara, seperti Thailand, dalam mengendalikan epidemi HIV adalah
pendidikan masyarakat yang dikembangkan melalui media massa. Tingkat pemahaman
penduduk terhadap HIV/AIDS ditingkatkan melalui informasi yang dikemas untuk
media massa.
Lain
halnya di Indonesia. Banyak berita di media massa nasional justru mengedepankan
norma, moral, dan agama sehingga berita HIV/AIDS pun hanya berisi mitos
(anggapan yang salah).
Akibatnya,
masyarakat tidak memahami cara-cara yang realistis untuk melindungi diri karena
mereka tidak mendapatkan informasi yang akurat tentang HIV/AIDS sebagai fakta
medis.
[Sumber:
Newsletter “infoAIDS”, edisi 8/Juni 2009]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.