Tanggapan terhadp berita HIV/AIDS di Harian "Suara Merdeka" Semarang
Oleh: Syaiful
W. Harahap
[Sumber: Harian “Suara Merdeka”, Semarang, 5
Maret 2005]
BERITA tentang HIV/AIDS yang dimuat Harian “Suara
Merdeka” Semarang dua
hari berturut-turut (23/24 Februari 2005) menarikperhatian. Tanggal 23/2
mengungkap “11 Pelacur di Batang Positif Terkena HIV, Sejak 2001 hingga 2004”
dan pada edisi 24/2 kasus di Solo tentang “Delapan Warga Silir Kena HIV” .
Menarik perhatian karena saat ini penularan HIV/AIDS sudah terjadi secara
horizontal antarpenduduk. Kasus kumulatif HIV/AIDS secara nasional sampai 31
Desember 2004 yang dikeluarkan oleh Depkes menunjukkan 6.050 yang terdiri atas
3.368 HIV dan 2.682 AIDS. Di Jawa Tengah sendiri terdeteksi 117 kasus yang
terdiri atas 77 HIV dan 40 AIDS.
Fakta tentang pelacur yang HIV-positif di Batang dan
Solo merupakan lampu merah bagi laki-laki yang pernah melakukan hubungan seks
yang tidak memakai kondom dengan pelacur di dua tempat itu. Jika ada laki-laki
yang tertular HIV di Batang dan Solo maka tanpa disadari mereka menjadi mata rantai
penyebaran HIV secara horizontal yaitu kepada istri bagi yang beristri atau
kepada pacar atau pelacur lain bagi yang tidak beristri.
Epidemi HIV kian ruwet karena banyak orang yang tidak
menyadari dirinya sudah tertular HIV mengingat sebelum mencapai masa AIDS
(antara 5-10 tahun setelah terinfeksi) tidak ada gejala-gejala yang khas. Tidak
ada pula gangguan kesehatan yang berarti sehingga banyak orang yang tidak
menyadari dirinya sudah tertular HIV.
Perilaku
Berisiko
HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus
yang merusak sistem kekebabalan tubuh sehingga orang yang tertular akan
mencapai masa AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) yang ditandai
dengan berbagai penyakit yang disebut infeksi oportunistik, seperti diare,
ruam, Tbc, dll. Hal ini terjadi karena seseorang yang tertular HIV mudah
diserang berbagai macam penyakit.
Jadi, bagaimana seseorang mengetahui dirinya berisiko
tinggi tertular HIV? Setiap orang dapat menimbang-nimbang dirinya apakah sudah
tertular HIV atau belum dengan memperhatikan perilaku seksnya. Jika seseorang
pernah melakukan hubungan seks penetrasi di dalam dan di luar nikah tanpa
kondom dengan pasangan yang berganti-ganti atau dilakukan dengan seseorang yang
sering berganti-ganti pasangan, misalnya pelacur; maka yang bersangkutan sudah
berada pada risiko tinggi tertular HIV. Inilah yang disebut sebagai perilaku
yang berisiko tinggi tertular HIV.
Mengapa demikian? Karena ada kemungkinan salah satu
dari mereka HIV-positif. Hal ini terjadi karena tidak ada gejala-gejala yang
khas HIV/AIDS sehingga banyak orang yang tidak menyadari dirinya sudah tertular
HIV.
Memang, kemungkinan tertular HIV melalui hubungan seks
yang tidak memakai kondom adalah 1:100. Artinya, dalam seratus kali kemungkinan
tertular 1 kali. Tapi, tidak bisa diketahui pada hubungan seks yang keberapa
terjadi penularan. Bisa saja terjadi pada saat hubungan seks pertama, dua,
lima, tujuh puluh, dst. Jadi, tidak bisa dikatakan “ah, hanya sekali” karena
biarpun hanya sekali tetap berisiko tertular.
Kasus HIV-positif pada pelacur di Batang terdeteksi
pada kurun waktu 2001-2004 sehingga bagi laki-laki yang pernah melakukan
hubungan seks tanpa kondom dengan pelacur pada kurun waktu itu sudah berisiko
tertular HIV.
Risiko tertular HIV tidak hanya dengan pelacur di
lokalisasi. Kalau ada penduduk Batang dan Solo atau Jawa Tengah yang pernah
berperilaku berisiko tinggi di luar daerah, maka mereka pun berada pada risiko
tinggi tertular HIV.
Kalau ada penduduk Batang, Solo atau Jawa Tengah yang
tertular di luar daerah atau di luar negeri maka mereka akan menjadi mata
rantai penyebaran HIV secara horizontal antarpenduduk. Ditularkan kepada istri,
pacar, pasangan atau pelacur.
Bagaimana memutus mata rantai penyebaran HIV? Cara
yang realistis yaitu anjuran yang pernah melakukan perilaku berisiko tinggi
tertular HIV, baik laki-laki atau perempuan, agar menjalani tes HIV sukarela.
Tentu saja tes HIV dijalankan sesuai dengan standar prosedur operasi yang baku
yaitu konseling (bimbingan berupa penjelasan tentang semua hal yang terkait dengan
HIV/AIDS), kesediaan (setelah memahami HIV/AIDS ybs. bersedia menjalani tes
HIV), dan kerahasiaan (hanya ybs. dan dokter yang mengetahui hasil tes HIV).
Semua hasil tes adalah medical record yang
merupakan rahasia jabatan dokter. Jadi, bukan hanya tes HIV yang harus
dirahasiakan karena semua tes (tes kehamilan, diabetes, hepatitis, dll.) dan
semua jenis penyakit merupakan rahasia sebagai medical record yang
hanya boleh dipublikasikan atas izin yang bersangkutan.
Dari tes HIV sukarela akan diketahui status HIV
seseorang. Bagi yang terdeteksi HIV-positif maka mereka dianjurkan agar memakai
kondom jika melakukan hubungan seks agar tidak terjadi lagi penyebaran HIV.
Selain itu bagi yang terdeteksi HIV-positif dapat ditangani secara medis,
misalnya dengan pemberian obat antiretroviral/ARV (obat untuk menekan
pertumbuhan HIV di dalam darah) sehingga kesehatan mereka terjaga agar tetap
produktif.
Untuk itulah diperlukan materi penyuluhan
(KIE-komunikasi, informasi dan edukasi) HIV/AIDS yang komprehensif yaitu dengan
mengedepankan fakta, bukan mitos. Selama ini KIE dibalut dengan moral dan agama
sehingga yang muncul hanya mitos (anggapan yang salah) tentang HIV/AIDS.
Misalnya, mengait-ngaitkan HIV dengan pelacuran, bule,
gay, waria, zina, lokalisasi, dll. sehingga banyak orang yang menganggap HIV
hanya menular melalui zina, pelacur, waria dan gay. Padahal, banyak kasus HIV
terdeteksi di kalangan “orang baik-baik”, seperti karyawan, pegawai dan ibu
rumah tangga. melalui penularan horizontal.
Jadi, KIE yang komprehensif adalah yang mengedepankan
HIV/AIDS sebagai fakta medis. KIE yang akurat akan membuka mata (hati) banyak
orang sehingga mengetahui HIV/AIDS dengan benar yang pada gilirannya dapat
melindungi diri agar tidak tertular HIV. (18).
-Syaiful W. Harahap Pemerhati HIV/AIDS, Direktur Eksekutif LSM media watch “InfoKespro”
Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.