Tanggapan
terhadap berita HIV/AIDS di Harian “Waspada“, Medan
Oleh: Syaiful
W. Harahap
LSM “InfoKespro” Jakarta
LSM “InfoKespro” Jakarta
Berita
“PSK Di Besitang Terjangkit HIV Positif”
di Harian “Waspada“, Medan, edisi 15 Juni 2006 menunjukkan
pemahaman terhadap HIV/AIDS yang tidak komprehensif.
Judul
berita tidak akurat karena HIV menular sehingga yang benar adalah tertular HIV
sehingga orang yang tertular disebut HIV-postif. Untuk mengetahui seseorang
sudah tertular HIV atau belum hanya dapat dilakukan dengan tes HIV sesuai
dengan standar prosedur operasi tes HIV yang baku yaitu (a) ada konseling
(bimbingan) sebelum dan sesudah tes, (b) menganut asas anonimitas (contoh darah
tidak diberikan tanda atau kode yang dapat menunjukkan pemilik darah), (c) asas
konfidensialitas yaitu hasil tes dirahasiakan hanya diketahui oleh
dokter, konselor (yang memberikan bimbingan) dan yang bersangkutan.
Tes
yang dilakukan Dinas Kesehatan Langkat terhadap PSK di Besitang sifatnya
survailans yaitu untuk mengetahui prevalensi HIV di kelangan PSK (angka
perbandingan antara yang positif dan negatif pada kalangan tertentu dan pada
kurun waktu yang tertentu). Setiap saat prevalensi ini berubah.
Hasil
tes pada survailans tidak menunjukkan kepastian karena hasil tes itu belum
dikonfirmasi dengan tes lain. Dalam tes HIV semua hasil tes, misalnya dengan
ELISA atau rapid test harus dikonfirmasi dengan tes lain, seperti Western
blot.
Namun,
hasil tes pada PSK di Besitang sudah bisa memberikan gambaran nyata tentang
epidemi HIV di sana. Yang perlu dikhawatirkan adalah penduduk setempat atau
pendatang yang sering ke lokasi itu karena yang menularkan HIV kepada PSK
adalah laki-laki yang bisa saja sebagai suami, duda atau lajang. Mereka inilah
yang menjadi mata rantai penyebaran HIV secara horizontal antar penduduk.
Dalam
berita disebutkan ” …. pihaknya sudah menyelusuri mereka yang mengidap HIV,
tetap tidak berada ditempat.” Hal ini melanggar standar prosedur operasi tes
HIV dan merupakan perbuatan yang melawan hukum serta pelanggaran berat terhadap
HAM.
Lagi
pula untuk apa mencari-cari PSK yang tertular HIV? Yang menjadi persoalan besar
adalah laki-laki yang pernah melakukan hubungan seks tanpa kondom dengan PSK di
Besitang. Mereka adalah laki-laki yang menularkan HIV kepada lima PSK dan
kemudian laki-laki datang melakukan hubungan seks tanpa kondom dengan PSK di
sana. Mereka inilah yang menjadi penyebar HIV.
Risiko
tertular HIV tidak hanya bisa terajdi di kawasan Besitang itu tapi semua
penduduk (laki-laki dan perempuan) yang pernah melakukan hubungan seks di dalam
atau di luar nikah tanpa kondom di mana saja di muka bumi ini karena mereka
sudah berada pada risiko tinggi tertular HIV. *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.