Ketika
membaca ”KRITIK ISLAM TERHADAP STRATEGI PENANGGULANGAN HIV-AIDS BERBASIS
PARADIGMA SEKULER-LIBERAL DAN SOLUSI ISLAM DALAM MENANGANI KOMPLEKSITAS
PROBLEMATIKA HIV-AIDS” yang merupakan tulisan Faizatul Rosyidah [Pusat
Studi Intelektual Muslimah (PSIM) Unair Surabaya]
di http://www.scribd.com/doc/17476485/Kritik-Islam-Terhadap-Strategi-Penanggulangan-HivAids-Berbasis-Paradigma-Sekulerliberal-Dan-Solusi-Islam-Dalam-Menangani-Kompleksitas-Problematika-H saya
penasaran karena ada kutipan dari “Radar Jember”.
Dalam tulisan itu Faizatul Rosyidah
menyebutkan: Sungguh suatu kebodohan yang
menyesatkan, menyatakan bahwa “Masalah HIV hanyalah masalah medis semata yang
tidak berkaitan dengan perilaku seks bebas.”18 Sesuai dengan
catatan kaki maka ini merupakan kutipan dari “Surat Pembaca” di Harian “Radar Jember” edisi 11 Desember 2006
“Info KesPro. Berita Aids yang Menyesatkan”.
Belakangan
saya ingat saya pernah mengirimkan tanggapan terhadap berita ”Kondom Tak
Efektif Atasi AIDS” yang dimuat di harian ”Radar
Jember” edisi 11 Desember 2006 untuk “Surat Pembaca”. Karena “Surat
Pembaca” tidak bisa dibaca di situs koran ini maka tanggapan itu kemudian
dimuat di Newsletter ”infoAIDS”,
Nomor 11/I/Januari 2008.
Faizatul
Rosyidah menulis: Sungguh suatu kebodohan yang menyesatkan, menyatakan bahwa
”Masalah HIV hanyalah masalah medis semata yang tidak berkaitan dengan perilaku
seks bebas.” Karena kutipan ini ditandai dengan tanda petik berarti kutipan
langsung. Setelah saya baca ulang surat yang saya kirimkan ke redaksi Harian ”Radar Jember” di newsletter ”infoAIDS”
ternyata tidak ada kalimat itu.
Karena
saya tidak membaca surat pembaca yang berisi tanggapan saya maka saya tidak
tahu persis bagaimana surat saya diedit oleh ”Radar Jember”. Kalau berpatokan
kepada surat yang saya kirim sama sekali tidak ada pernyataan ”Masalah HIV
hanyalah masalah medis semata yang tidak berkaitan dengan perilaku seks bebas.”
Lalu,
dari mana Faizatul Rosyidah mengutip pernyataan ”Masalah HIV hanyalah masalah
medis semata yang tidak berkaitan dengan perilaku seks bebas” sebagai kutipan
dari Surat Pembaca di Harian ”Radar Jember”? Soalnya, dalam ”Surat Pembaca”
tidak ada pernyataan itu.
Syaiful W. Harahap
LSM (media
watch) ”InfoKespro”
Jakarta
Ini copy surat
pembaca yang saya kirim ke ”Radar Jember”
yang kemudian dimuat di Newsletter ”infoAIDS”.
Surat
Pembaca
Berita AIDS yang Menyesatkan
Berita
”Kondom Tak Efektif Atasi AIDS”
yang dimuat di harian ”Radar Jember”
edisi 11 Desember 2006 lagi-lagi menunjukkan pemahaman terhadap HIV/AIDS yang
tidak akurat. Akibatnya, yang muncul hanya mitos (anggapan yang salah) tentang
HIV/AIDS.
Ada beberapa hal yang tidak akurat dalam
berita itu sehingga akan menyesatkan masyarakat yang pada gilirannya membuat
masyarakat lengah karena tidak memahami HIV/AIDS sebagai fakta medis.
Pertama, disebutkan ”
…. kondom hanya bisa mencegah masuknya sperma saat berhubungan seks, tetapi
tidak menjamin bisa menghalangi masuknya virus mematikan itu melalui kondom. ”
Ini tidak akurat karena HIV tidak bisa melepaskan diri dari air mani (bukan sperma
karena di sperma tidak ada HIV) sehingga kalau air mani sudah tertampung di
dalam kondom maka HIV pun ada di dalam kondom. Pemakaian virus mematikan tidak
pas karena HIV tidak mematikan.
Kedua, disebutkan
pula ” …. yang diperlukan bukan kondomisasi, namun gerakan moral semua elemen
masyarakat untuk mencegah penyimpangan seks maupun kebebasan seks di
tengah-tengah masyarakat.” Tidak ada kegaitan kondomisasi. Ini pernyataan yang
menyesatkan. Kemudian tidak ada kaitan langsung antara penyimpangan seks dan kebebasan
seks dengan penularan HIV. Penularan HIV melalui hubungan seks, di dalam atau
di luar nikah, terjadi kalau salah satu atau kedua-dua pasangan itu HIV-positif
dan laki-laki atau perempuan tidak selalu memakai kondom ketika melakukan
hubungan seks. Sebaliknya, kalau dua-dua HIV-negatif maka tidak ada penularan
HIV biar pun ’penyimpangan seks’, ’kebebasan seks’, melacur, zina, anal atau
oral seks, jajan, selingkuh, atau homoseksual.
Ketiga, pemateri dr
Rifa tidak fair karena tidak menyebutkan keberhasilan penggunaan kondom dalam
menurunkan insiden penularan HIV melalui hubungan seks seperti yang terjadi di
Afrika, Thailand, dll.
Keempat, disebutkan ”
…. bahan yang digunakan kondom adalah pori-pori lateks yang hanya berdiameter
1/60 mikron. Maka, pori-pori kondom lebih besar daripada virus HIV/AIDS.”
Ini tidak akurat karena kondom yang dipasarkan di Indonesia adalah yang terbuat
dari getah lateks yang sama sekali tidak mempunyai pori-pori. Kondom yang
berpori-pori adalah kondom yang terbuat dari usus binatang dan tiadk dijual di
Indonesia.
Kelima, disebutkan
pencegahan penyebaran HIV/AIDS dengan ’mencegah meluasnya pergaulan seks di
kalangan masyarakat.” Ini jelas mitos karena yang menjadikan agama dan kitab
suci sebagai UUD pun tetap ada kasus HIV. Di Arab Saudi, misalnya, sampai awal
tahun ini sudah dilaporkan lebih dari 10.000 kasus HIV/AIDS.
Keenam, disebutkan
HIV/AIDS belum ditemukan obatnya. Untuk diketahui ada penyakit yang tidak ada
obatnya (demam berdarah), dan ada pula penyakit yang ada obatnya tapi tidak
bisa disembuhkan (diabetes dan darah tinggi). HIV/AIDS bisa diobati karena
sudah ada obatnya tapi tidak bisa disembuhkan.
Ketujuh, disebutkan ”
…. penyebab utama penularan virus tersebut adalah seks bebas, homoseks dan
lesbianisme.” Lagi-lagi ini tidak akurat dan hanya mitos. Tidak ada kaitan
langsung antara seks bebas, homoseks, dan lesbianisme dengan penularan HIV.
Apa, sih, yang dimaksud dengan seks bebas? Kalau seks bebas diartikan zina maka
jelas tidak ada kaitan langsung antara zina dengan penularan HIV. Penularan HIV
melalui hubungan seks, di dalam atau di luar nikah, bisa terjadi kalau salah
atau atau kedua-dua pasangan itu HIV-positif dan tidak memakai kondom setiap
hubungan seks. Sebaliknya, kalau dua-duanya HIV-negatif maka tidak ada penularan
HIV biar pun seks bebas, homoseks atau lesbianisme.
Selama materi KIE (komunikasi,
informasi, dan edukasi) tentang HIV/AIDS tetap dibalut dengan moral dan agama
maka yang akan ditangkap masyarakat hanya mitos. Inilah yang menyesatkan karena
masyarakat tidak mengetahui cara-cara pencegahan yang akurat dan realistis.
Pada gilirannya pandemi HIV akan menjadi ’bom waktu’ bagi ledakan kasus AIDS.
[Sumber:
Newsletter ”infoAIDS”, Nomor
11/I/Januari 2008]
Catatan:
pernah dimuat di https://aidsmediawatch.wordpress.com/2009/08/21/tanggapan-terhadap-kutipan-faizatul-rosyidah-dari-surat-pembaca-harian-radar-jember/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.