Tanggapan
terhadap berita di Harian “Jayapura Pos”
Oleh: Syaiful W.
Harahap
LSM (media watch) “InfoKespro”
LSM (media watch) “InfoKespro”
“Tekan HIV/AIDS, masyarakat diminta lakukan seks sehat, Dari kegiatan
penyuluhan HIV di daerah perbatasan PNG-RI” di Harian “Jayapura
Pos” edisi 21 Juni 2006 lagi-lagi menyuburkan mitos (anggapan yang salah)
tentang HIV/AIDS.
Disebutkan
” …. bagi warga yang terpaksa melakukan seks di luar pasangan yang sah ….”
Pernyataan ini mengandung mitos karena tidak ada kaitan langsung antara seks di
luar pasangan yang sah dengan penularan HIV. Penularan HIV bisa terjadi di
dalam ikatan pernikahan yang sah kalau salah satu atau kedua-dua pasangan itu
HIV-positif dan suami tidak memakai kondom setiap kali melakukan hubungan seks.
Sebaliknya, kalua dua-duanya HIV-negatif maka tidak akan pernah terjadi
penularan HIV biar pun di luar nikah, zina, melacur, seks anal atau seks oral.
Selama
materi KIE (komunikasi, informasi dan edukasi) tentang HIV/AIDS tidak
mengedepankan fakta medis maka yang muncul hanyalah mitos. Akibatnya,
masyarakat `buta’ terhadap HIV/AIDS sebagai fakta medis. Pada gilirannya mereka
berada pada situasi yang berisiko tinggi tertular HIV.
Misalnya,
laki-laki yang menikah dengan seorang PSK. Tindakan itu terpuji. Hubungan seks
mereka halal. Tapi, istrinya itu adalah orang yang perilakunya berisiko tinggi
tertular HIV ketika menjadi PSK karena berganti-ganti pasangan. Tapi, karena
selama ini penularan HIV hanya dikaitkan dengan zina, pelacur, selingkuh, jajan
dan homoseksual maka masyarakat tidak melihat perkawinan dengan mantan PSK
sebagai kegiatan yang berisiko tinggi tertular HIV.
Penularan
HIV terjadi tanpa disadari karena tidak ada tanda, gejala tau ciri-ciri yang
khas AIDS pada fisik seseorang yang sudah tertular HIV sebelum mencapai masa
AIDS (antara 5 – 10 tahun setelah tertular). Pada rentang waktu inilah mereka
menjadi mata rantai penyebaran HIV secara horizontal antar penduduk.
Apakah
Perda bisa mengatasi penularan HIV? Tentu saja tidak karena bisa saja seseorang
tertular di luar daerah atau di luar negeri. Perda hanya `macan kertas’ yang
akan sia-sia.
Kita
perlu berkaca ke Afrika, Eropa Barat, Amerika Utara dan Australia. Di kawasan
ini kasus infeksi baru di kalangan dewasa mulai menunjukkan grafik yang
mendatar. Mengapa hal ini bisa terjadi? Padahal, di sana tidak ada Perda. Hal
itu terjadi karena masyarakat sudah mengetahui cara-cara pencegahan yang
realistis.
Pencegahan
yang realistis hanya dapat dilakukan jika materi KIE (komunikasi, informasi dan
edukasi) tentang HIV/AIDS disampaikan dengan akurat yaitu mengedepankan fakta
medis. Berbekal pengetahuan yang akurat masyarakat akan dapat melindungi diri
sehingga mata rantai penyebaran HIV dapat diputus. *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.