Tanggapan terhadap berita di “Media Indonesia Online “
Oleh: Syaiful W.
Harahap
LSM “InfoKespro” Jakarta
LSM “InfoKespro” Jakarta
Ternyata
biar pun informasi yang akurat tentang HIV/AIDS sudah banjir tetap saja ada
yang belum memahami HIV/AIDS secara komprehensif. Buktinya, dalam berita “Pengidap HIV/AIDS di Kabupaten Malang Capai 98 Orang” Media
Indonesia Online 2 Juni 2006 ada pernyataan yang tidak akurat.
Misalnya,
disebutkan penularan HIV `melalui seks bebas’. Apa yang dimaksud dengan `seks
bebas’? Dalam berita tidak dijelaskan. Tapi, kalau yang dimaksud dengan `seks
bebas’ adalah hubungan seks di luar nikah maka pernyataan ini tidak akurat
karena tidak ada kaitan langsung antara penularan HIV dengan `seks bebas’.
HIV
menular melalui hubungan seks di dalam atau di luar nikah bisa terjadi kalau
salah satu adau dua-duanya dari pasangan itu HIV-positif dan laki-laki tidak
memakai kondom. Sebaliknya, kalau pasangan itu dua-duanya HIV-negatif maka
tidak akan pernah terjadi penularan HIV biar pun dilakukan dengan `seks bebas’.
Di
bagian lain disebutkan pula bahwa persoalan yang dihadapi adalah tidak ada
kesadaran dari penderita. Ini menyesatkan karena orang-orang yang sudah
terdeteksi HIV-positif akan memutus mata rantai penyebaran mulai dari dirinya.
Ini fakta. Hal ini terjadi karena sebelum tes dilakukan konseling (bimbingan)
sehingga mereka memahami posisinya.
Yang
menjadi persoalan besar adalah orang-orang yang sudah tertular HIV tapi belum
atau tidak terdeteksi. Mereka inilah yang menjadi mata rantai penyebaran HIV
secara horizontal antar penduduk secara diam-diam.
Yang
menularkan HIV kepada pekerja seks komersial (PSK) juga adalah penduduk
laki-laki yang tidak menyadari dirinya sudah tertular HIV. Maka, yang menjadi
`biang keladi’ adalah penduduk, terutama laki-laki, yang sudah tertular HIV
tapi tidak terdeteksi.
Hal
itu terjadi karena tidak ada tanda, gejala atau ciri-ciri yang khas AIDS pada
fisik seseorang yang sudah tertular HIV sebelum mencapai masa AIDS (antara 5 –
10 tahun).
Angka kasus HIV yang terus bertambah
terjadi karena kegiatan survialans dan VCT (tes HIV sukarela) yang kian gencar.
Dengan mendeteksi kasus HIV maka mata rantai penyebaran HIV pun dapat pula
diputus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.