Tanggapan
terhadap berita HIV/AIDS di Harian “Radar Bogor”
Oleh: Syaiful
W. Harahap
(Pemerhati
berita HIV/AIDS di media massa melalui LSM (media watch) “InfoKespro”
Jakarta)
Berita “390 Warga
Kota Bogor Terdeteksi HIV/AIDS” di Harian “Radar Bogor”
edisi 4 Agustus 2008 menunjukkan pemahaman yang belum komprehensif di banyak
kalangan. Akibatnya, informasi yang sampai ke masyarakat sering kali tidak
akurat karena hanya mitos (anggapan yang salah) tentang HIV/AIDS yang
mengemuka.
Dalam
berita disebutkan “Ia (Wakil Ketua Komisi Penanggulangan AIDS Daerah/KPAD Indra M Roesli)
mengatakan titik awal masalah sosial ini bermula dari seks bebas dan narkoba.”
Pernyataan ini mitos karena tidak ada kaitan lansung antara seks bebas dan
narkoba dengan penularan HIV.
Istilah seks
bebas sendiri ngawur karena merupakan terjemahan
bebas dari free sex yang justru tidak dikenal dalam kosa
kasa Bahasa Inggris. Kalau seks bebas dimaksudkan sebagai hubungan seks dengan
pelacur atau hubungan seks di luar nikah maka pernyataan itu kian ngawur.
Soalnya, penularan HIV melalui hubungan seks (bisa) terjadi di dalam atau di
luar nikah kalau salah satu atau kedua-dua pasangan itu HIV-positif (mengidap
HIV) dan laki-laki tidak memakai kondom setiap kali melalukan sanggama.
Sebaliknya, kalau satu pasangan dua-duanya HIV-negatif (tidak mengidap HIV)
maka tidak ada risiko penularan HIV biar pun hubungan seks di lakukan di luar
nikah, melacur, selingkuh, jajan, seks bebas,seks menyimpang, seks oral dan
seks anal, serta homseksual.
1:100
Dalam
jumlah yang dapat ditularkan HIV terdapat dalam cairan darah (laki-laki dan
perempuan), air mani (laki-laki, dalam sperma tidak ada HIV), cairan vagina
(perempuan), dan air susu ibu/ASI (perempuan).
Penularan
HIV melalui darah bisa terjadi kalau darah yang ditransfusikan mengandung HIV.
Bisa pula melalui pemakaian jarum suntik, jarum tindik, jarum akupunktur, jarum
tattoo, alat-alat kesehatan dan cangkok organ tubuh. Penularan HIV melalui air
mani dan cairan vagina bisa terjadi kalau air mani atau cairan vagina yang
megandung HIV masuk ke dalam tubuh ketika terjadi hubungan seks tanpa kondom di
dalam atau di luar nikah. Risiko penualran melalui hubungan seks adalah 1:100.
Artinya, dari 100 kali hubungan seks dengan yang HIV-positif ada 1 kali risiko
tertular. Tapi, tidak bisa diketahui pada hubungan seks yang ke berapa terjadi
penularan sehingga setiap hubungan seks dengan yang HIV-positif berisiko tinggi
tertular HIV. Penularan melalui ASI bisa terjadi kalau ASI yang mengandung HIV
masuk ke dalam tubuh melalui proses menyusui.
Penularan
HIV melalui narkoba (narkotik dan bahan-bahan berbahaya) bisa terjadi kalau
narkoba dipakai dengan cara disuntikkan ke dalam tubuh melaluii pembuluh darah
jika jarum suntik dipakai secara bersama-sama dengan bergiliran. Risiko
penularan terjadi karena ada kemungkinan salah satu dari yang memakai jarum
suntik itu HIV-positif sehingga darahnya masuk ke dalam jarum dan tabung suntik
ketika disuntikkan ke dalam pembuluh darah. Kalau jarum dan tabung jarum yang
sudah berisi darah yang mengandung HIV disuntukkan orang lain ke pembuluh
darahnya maka ada risiko tertular HIV. Tingkat risiko tertular melalui darah
(jarum suntik) adalah 89,5 persen.
Disebutkan
pula “ …. 40 warga meninggal akibat penyakit yang hingga kini belum ditemukan
penawarnya itu.” AIDS bukan penyakit tapi kondisi (kesehatan) seseorang yang
sudah tertular HIV yang ditandai dengan lebih 70 macam penyakit yang disebut
sebagai infeksi oportunistik, seperti diare, ruam, TBC, dll. Karena bukan
penyakit tentulah tidak ada obatnya. Yang menyebabkan kematian bukan AIDS tapi
penyakit infeksi oportunistik.
Tes HIV
Seseorang
yang tertular HIV akan mencapai masa AIDS jika sel-sel darah putihnya sudah
banyak yang dirusak HIV. Di slaam tubuh HIV akan menggandakan diri di sel-sel
darah putih. Sel-sel darah putih yang dijadikan HIV sebagai ‘pabrik’ akan
rusak. HIV yang baru diproduksi akan mencari sel-sel darah putih lain. Begitu
seterusnya. Secara statistik masa AIDS terjadi antara 5-10 tahun setelah
tertular HIV. Yang bisa dilakukan adalah menekan penggandaan HIV di dalam darah
yaitu dengan obat antriretroviral (ARV). Obat ini tersedia gratis di
rumah-rumah sakit rujukan.
Ada
fakta yang luput dari perhatian yaitu perihal Odha (Orang dengan HIV/AIDS) yang
sudah meninggal. Ketika meninggal mereka sudah pada masa AIDS. Ini menunjukkan
pada kurun waktu antara 5-10 tahun sejak tertular mereka tidak menyadari
dirinya sudah tertular HIV sehingga mereka sudah menularkan HIV kepada orang
lain juga tanpa mereka sadari melalui: (a) hubungan seks (di dalam
atau di luar nikah), (b) transfusi darah yang tidak diskrining HIV, (c) jarum
suntik, jarum tindik, jarum akupunktur, jarum tattoo, dan alam-alat kesehatan
yang dipakai bersama dengan bergatian, dan (d) ASI.
Jika
40 Odha yang sudah meninggal itu laki-laki dan mempunyai istri maka ada 40
perempuan yang berisiko tertular HIV dari suaminya (horizontal). Kalau
istri-istri ini tertular maka ada pula risiko penularan HIV kepada bayi yang
dikandungnya kelak pada saat persalinan dan menyusui dengan ASI (vertikal).
Terkait
dengan program pertukaran jarum suntik dan pemberian metadon yang perlu
dipahami adalah filosofinya. Sampai sekarang belum ada cara yang efektif untuk
menghentikan penyalahgunaan narkoba. Karena pengguna narkoba merupakan jembatan
penyebaran HIV ke masyarakat maka perlu diputus penyebaran HIV di kalangan
pengguna narkoba. Caranya, al. dengan penggantian jarum suntik dan pemberian
metadon.
Memutus
mata rantai penyebaran HIV antar penduduk adalah menganjurkan agar yang pernah
melakukan hubungan seks tanpa kondom di dalam atau di luar nikah dengan
pasangan yang berganti-ganti atau dengan seseorang yang sering berganti-ganti
pasangan, seperti pekerja seks, untuk menjalani tes HIV. Makin banyak kasus HIV
yang terdeteksi maka kian banyak pula mata rantai penyebaran HIV yang diputus.
***
Catatan:
artikel ini pernah dimuat di https://aidsmediawatch.wordpress.com/2009/07/13/mengendalikan-penyebaran-hivaids-di-bogor/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.