Oleh: Syaiful
W. Harahap
[Sumber:
Newsletter ”infoAIDS” edisi No. 5/Maret 2009]
“MUI Desak BNK Serius Tangani HIV/AIDS” Ini berita di
Harian “Padang Ekspres” (13/6-2008). Berita ini menunjukkan pemahaman
terhadap (epidemi) HIV/AIDS masih diselimuti dengan mitos (anggapan yang
salah). Selama materi KIE (komunikasi, informasi, dan edukasi) tentang HIV/AIDS
dibalut dengan norma, moral, dan agama maka yang muncul hanya mitos. Sampai
31/12-2008 kasus AIDS di Sumbar, termasuk Bukittinggi, yang dilaporkan mencapai
204. Angka ini menempatkan Sumbar pada peringkat 12 secara nasional.
Dalam
berita itu muncul kesan bahwa di Bukittinggi tidak akan ada kasus HIV/AIDS
karena “ …. Bukittinggi yang telah dicanangkan sebagai kota pendidikan berbasis
aqidah.” Inilah salah satu mitos karena tidak ada kaitan langsung antara norma,
moral, dan agama dengan epidemi HIV.
Pemahaman
yang keliru ini terjadi karena selama ini materi KIE selalu dibalut dengan
norma, moral, dan agama sehingga yang muncul hanya mitos. Misalnya, penularan
HIV dikait-kaitkan dengan zina, pelacuran, ‘jajan’, selingkuh, ‘seks bebas’,
waria, dan homoseksual (gay). Padahal, penularan HIV melalui hubungan seks bisa
terjadi di dalam atau di luar nikah kalau salah satu dari pasangan itu
HIV-positif (mengidap HIV) dan laki-laki tidak memakai kondom setiap kali
sanggama. Sebaliknya, kalau dua-duanya HIV-negatif (tidak mengidap HIV) maka
tidak ada risiko tertular HIV biar pun hubungan seks dilakukan dengan zina, pelacuran,
‘jajan’, selingkuh, ‘seks bebas’, waria, dan homoseksual.
Tanpa Gejala
HIV
adalah virus. Dalam jumlah yang dapat ditularkan HIV terdapat dalam cairan
darah (laki-laki dan perempuan), air mani (laki-laki, di dalam sperma tidak ada
HIV), cairan vagina (perempuan), dan air susu ibu/ASI (perempuan).
Penularan
HIV melalui darah bisa terjadi kalau darah yang mengandung HIV masuk ke dalam
tubuh melalui transfusi darah dan pemakaian jarum suntik, jarum tindik, jarum
akupunktur, jarum tattoo, alat-alat kesehatan dan cangkok organ tubuh.
Penularan HIV melalui air mani dan cairan vagina bisa terjadi pada saat
hubungan seks tanpa kondom, di dalam atau di luar nikah, dengan pasangan yang
HIV-positif. Penularan HIV melalui ASI bisa terjadi pada proses menyusui antara
seorang ibu yang HIV-positif dengan bayinya.
Bertolak
dari fakta cara-cara penularan HIV maka tidak ada kaitannya secara langsung
dengan norma, moral, dan agama. Pencegahannya pun dapat dilakukan dengan
cara-cara yang masuk akal yaitu melindungi diri agar tidak kemasukan cairan
darah, air mani, cairan vagina, dan ASI yang mengandung HIV.
Dalam
berita juga disebutkan “Agar penyakit berbahaya tersebut tidak menular kepada
warga lain ….” Pernyataan ini muncul karena pemahaman yang tidak komprehensif
terhadap HIV/AIDS. Sebagai virus, HIV tidak menular melalui udara, air, dan
pergaulan sosial, seperti berpelukan, berjabat tangan, makan minum bersama, dan
berenang bersama. HIV hanya menular melalui cara-cara yang sangat khas seperti
yang disebutkan di atas.
Persoalan
besar pada epidemi HIV adalah kita tidak bisa mengenali orang-orang yang sudah
tertular HIV sebelum masa AIDS (antara 5-10 tahun setelah tertular HIV) karena
tidak ada tanda, gejala atau ciri-ciri yang khas AIDS pada fisiknya. Akibatnya,
banyak orang yang tidak menyadari kalau dirinya sudah tertular HIV. Tapi, pada
kurun waktu itu seseorang yang sudah tertular HIV sudah bisa menularkan HIV
kepada orang lain tanpa disadarinya melalui (a) hubungan seks tanpa kondom di
dalam atau di luar nikah, (b) transfusi darah yang tidak diskrining HIV, (c)
jarum suntik, (d) cangkok organ tubuh, dan (e) ASI.
Perilaku
yang bisa menyebabkan seseorang tertular HIV, adalah: (a) melakukan hubungan
seks tanpa kondom di dalam atau di luar nikah dengan pasangan yang berganti-ganti
karena ada kemungkinan salah satu dari mereka HIV-positif, (b) melakukan
hubungan seks tanpa kondom di dalam atau di luar nikah dengan seseorang yang
sering berganti-ganti pasangan, seperti pekerja seks komersial (PSK), karena
ada kemungkinan salah satu dari pasangan mereka HIV-positif, (c) memakai jarum
suntik secara bersama-sama dengan bergiliran, seperti yang dilakukan oleh
penyalahguna narkoba (narkotik dan bahan-bahan berbahaya).
Tes HIV
Biar
pun identitas orang-orang yang terdeteksi HIV-positif diungkapkan sama sekali
tidak ada manfaatnya karena di masyarakat jauh lebih banyak orang yang tidak
terdeteksi sebagai pengidap HIV. Semua jenis penyakit adalah bersifat
rahasia sebagai catatan medis yang hanya boleh diungkapkan dengan izin ybs.
atau diperintahkah oleh pengadilan.
Yang
menjadi persoalan besar adalah orang-orang yang sudah tertular HIV tapi belum
terdeteksi. Mereka inilah yang menjadi mata rantai penyebaran HIV secara
horizontal antar penduduk. Jika dia seorang suami maka dia akan menularkan HIV
kepada istrinya. Kalau istrinya tertular maka ada risiko penularan HIV kepada
bayi yang dikandungnya (HIV bukan penyakit turunan tapi penyakit menular).
Disebutkan
pula “ …. sumber utama penularan HIV/AIDS lebih banyak berasal dari jarum
suntik yang dipakai untuk narkoba.” Ini tidak akurat karena ada fakta yang
sering luput.
Kasus HIV/AIDS banyak terdeteksi di
kalangan pengguna narkoba terjadi karena mereka diwajibkan tes HIV ketika
hendak menjalani rehabilitasi atau pengobatan. Ini pulalah yang menyebabkan
kasus HIV/AIDS banyak terdeteksi di kalangan usia muda.
Sebaliknya,
orang-orang dewasa yang melakukan perilaku berisiko tertular HIV tidak ada
mekanisme yang menjerat mereka untuk menjalani tes HIV. Kasus HIV/AIDS di
kalangan dewasa yang tertular melalui hubungan seks pada perilaku berisiko
kelak akan menjadi ‘bom waktu’ ledakan AIDS.
Sudah
saatnya digencarkan penyuluhan dengan materi KIE HIV/AIDS yang akurat. Kepada
orang-orang yang perilakunya berisiko tinggi tertular HIV, baik dilakukan di
Sumbar atau di luar Sumbar, agar menjalani tes HIV.
Makin
banyak kasus HIV/AIDS terdeteksi maka kian banyak pula mata rantai penyebaran
HIV yang dapat diputus. *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.