Tanggapan
terhadap Berita di LATIVI
Oleh Syaiful
W. Harahap – Direktur Eksekutif LSM “InfoKespro”
Jakarta
Berita
tentang razia terhadap pekerja seks komersial (PSK) di Bogor dan Surabaya pada
rubrik “BRUTAL” yang disiarkan “LATIVI “pada tanggal 26
Oktober 2003 menggambarkan perlakuan buruk terhadap PSK.
Dalam
berita itu disebutkan tes HIV dilakukan untuk memantau kasus AIDS di Bogor. Hal
ini ngawur karena kalau ingin mengetahui kasus AIDS di Bogor
tentulah semua penduduk Bogor harus menjalani tes HIV.
Karena
yang dites hanya PSK maka yang dicari adalah prevalensi yaitu perbandingan
antara yang HIV-positif dan HIV-negatif pada kalangan tertentu dan pada waktu
yang tertentu pula. Angka perbandingan ini hanya untuk keperluan epidemiologis.
Sebagai
wartawan yang menyuarakan rakyat sikap dan cara kerja yang dilakukan wartawan “LATIVI “
jelas tidak mencerminkan profesionalisme dan melanggar kode etik karena tidak
mengindahkan ‘asas praduga tak bersalah’ yaitu dengan semerta menyebutkan
mereka sebagai PSK dan menampilkan wajah dengan jelas.
Selain
itu kesepakatan internasional menyebutkan bahwa tes HIV hanya bisa dilakukan
secara sukarela dengan pernyataan (informed consent) dan menerapkan
asas anonimitas. Sebelum ada kesediaan harus pula dilakukan konseling
(bimbingan) yang menjelaskan HIV/AIDS dengan jujur dan objektif.
Karena
PSK berada pada posisi powerless dan voiceless maka
wartawan menempatkan diri sebagai subjek dengan mempertanyakan perlakuan
terhadap PSK itu apakah sesuai dengan prosedur hukum. Soalnya, tidak ada UU
yang melarang perempuan berjalan di malam hari, duduk di taman, duduk di
warung, dll.
Apa
alasan menangkap mereka (secara hukum)? Ketika ditangkap mereka tidak sedang
berzina sehingga tidak ada alasan untuk menangkap mereka.
Perlakuan
terhadap PSK itu pun tidak adil karena zina juga terjadi di banyak tempat:
hotel berbintang, rumah, flat, dll. Mengapa tidak dirazia? Kalau saja wartawan
berempati dan jeli tentulah perspektif ini yang dipakai sehingga berita yang
disiarkan pun akan komprehensif.
Dalam
peliputan berita di Bogor dan Surabaya wartawan “LATIVI “ sudah
menjadi polisi pamong praja karena berada di pihak yang power full dan voice
full sehingga hatinya tidak tergugah lagi melihat PSK diseret-seret
seperti binatang. ***
Catatan:
pernah dimuat di https://aidsmediawatch.wordpress.com/2009/08/21/tanggapan-terhadap-berita-di-lativi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.