Catatan: Zulkarnain Hamson, dari Pelatihan HIV/AIDS
bagi Wartawan Tahap II
|
Infeksi Human Immunodefidiency Virus (HIV) tidak
hanya terjadi karena adanya perilaku seksual yang tentang HIV tidak sehat,
tapi juga bisa melalui penggunaan jarum suntik, pisau cukur secara
bersama-sama, bahkan melalui transfusi darah. Fatalnya masyarakat tidak
pernah menerima informasi yang benar /AIDS.
|
Temuan fakta bahwa setiap hari setidaknya ada 14
ribu orang di dunia yang terinfeksi HIV, boleh jadi mencengangkan banyak
pihak. Dari jumlah tersebut separuhnya di derita oleh usia produktif sekitar
15-24 tahun. Di Indonesia data akurat tentang perkembangan infeksi HIV di
masyarakat, tidak pernah dimiliki oleh pemerintah.
Direktur Eksekutif LSM Infokespro, Syaiful W
Harahap, mengatakan peran media dalam upaya memberikan informasi yang benar
dan akurat terhadap masyarakat mengenai HIV/AIDS, sangat penting. ”Peran
media sangat penting dan strategis untuk menginformasikan secara benar
bagaimana HIV/AIDS itu bisa menular dan harus dicegah bagi masyarakat yang
belum terinfeksi,” katanya.
Hal tersebut menjadi alasan kuat bagi Komisi
Penanggulangan AIDS (KPA) Sulsel, menyelenggarakan pelatihan HIV/AIDS bagi
wartawan tahap II, baik media cetak maupun elektronika di Sulsel, berlangsung
di hotel Celebes Inn Makassar, dari Senin-Selasa (5-6/12), dan merupakan
pelatihan lanjutan, usai pelatihan tahap I beberapa waktu lalu, luarannya
diharapkan mampu menuliskan berita-berita yang benar mengenai HIV/AIDS.
Menurut Saiful, selama ini banyak masyarakat yang salah mengartikan HIV/AIDS
karena mereka tidak memperoleh informasi yang benar. AIDS, katanya, merupakan
sekumpulan gejala penyakit yang menyerang seseorang setelah kekebalan
tubuhnya dirusak oleh HIV. Jadi tidak benar ada orang yang meninggal karena
AIDS, tapi yang benar adalah penderita AIDS meninggal karena penyakit lain
seperti TBC akibat penderita sudah tidak memiliki kekebalan tubuh setelah
terinfeksi HIV.
HIV/AIDS adalah ‘penyakit’ menular yang secara medis
dapat dicegah. Yang menular adalah HIV sebagai virus sedangkan AIDS adalah
kondisi ketika seseorang yang tertular HIV sudah memasuki masa AIDS antara 5
– 10 tahun setelah tertular. Karena AIDS bukan penyakit maka tidak bisa
disembuhkan tapi bisa diobati dan tidak pula bisa menular. Salah satu cara
untuk menghambat laju penyebaran HIV adalah penyuluhan dengan materi
Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) yang akurat dan objektif.
Selama ini materi KIE selalu dibalut dengan moral
dan agama sehingga yang muncul hanya mitos (anggapan yang salah). Misalnya,
mengait-ngaitkan penularan HIV dengan zina, seks di luar nikah, selingkuh,
‘jajan’, pelacuran, gay dll. Padahal, tidak ada hubungan langsung antara
zina, seks di luar nikah, selingkuh, ‘jajan’, pelacuran, gay karena penularan
HIV melalui hubungan seks bisa terjadi kalau salah satu dari pasangan itu
HIV-positif. Kalau dua-duanya HIV-negatif maka tidak akan pernah terjadi
penularan HIV biar pun mereka berzina, melacur, seks oral atau seks anal.
Penyebaran HIV/AIDS diketahui terjadi secara
horizontal antar penduduk. Epidemi HIV/AIDS merupakan bom waktu di Indonesia.
Indonesia tidak memiliki data akurat tentang jumlah pengidap HIV/AIDS
positif, bahkan ada provinsi yang menyebutkan bahwa di wilayah mereka tidak
terdapat penderita HIV/AIDS, hal ini menurut Syaiful justru membahayakan,
karena kita tidak akan mampu memutus mata rantai penularannya, baik itu pada
pengguna narkoba suntik, jarum tindik, tattoo, transfusi darah, maupun
hubungan seks tanpa pengaman.
Pertambahan pengidap virus HIV/AIDS tersebut akan
merupakan deret ukur. Semua itu terjadi tanpa mereka sadari. Sebab, sebelum
mencapai masa AIDS 5-10 tahun, tidak ada gejala fisik yang khas. Yang muncul
selama ini hanya mitos atau anggapan salah tentang HIV/AIDS. AIDS adalah
fakta medis yang bisa dicegah menggunakan teknologi kedokteran tanpa harus
mengait-ngaitkannya dengan moral dan agama, terutama bagi mereka yang sudah
dinyatakan positif HIV/AIDS. (*)
[Sumber: Harian “Ujung Pandang Ekspres”,
Makassar, 06-12-2005]
|
12 Juli 2017
Media Berperan Dalam Mencegah HIV/AIDS
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.