Tanggapan
terhadap Berita di “Pakuan Raya”
Oleh: Syaiful W. Harahap – Direktur Eksekutif LSM “InfoKespro“
[Sumber:
Harian “Pakuan Raya”, Bogor, 19 Juni 2006]
Tiga hari
berturut-turut sejak tanggal 7 – 9 Juni 2006 “Pakuan Raya” memberitakan masalah HIV/AIDS, yaitu; (1) Kota Sukabumi Digolongkan Endemic HIV,
(2) Pelajar Rawan Penularan HIV/AIDS,
dan (3) Penularan HIV/AIDS Lewat Jarum
Suntik menunjukkan pemahaman HIV/AIDS di banyak kalangan belum
komprehensif. Dalam berita Kota Sukabumi Digolongkan Endemic HIV disebutkan
“Termasuk daerah endemic penyakit human imunnited virus (HIV)”.
Kepanjangan
I dalam HIV adalah immunodeficiency bukan imunnited. HIV adalah virus yang
tidak bisa menular melalui udara, air dan pergaulan social sehari-hari sehingga
HIV/AIDS bukan penyakit endemis. Hasil tes di LP bersifat survailans sehingga
hasilnya belum dapat dikatakan positif sebelum contoh darah yang sama dites
dengan tes lain yang disebut sebagai tes konfirmasi.
Judul
berita Pelajar Rawan Penularan HIV/AIDS tidak akurat karena kerawanan terhadap
HIV bukan pada kelompok atau kalangan tapi tergantung kepada perilaku orang per
orang. Disebutkan pula bahwa kasus HIV dikalangan pelajar terjadi karena
“akibat pergaulan bebas yang dilakukan sembunyi, baik antar pelajar itu sendiri
maupun dengan orang lain”.
Pernyataan
ini ngawur. Tidak ada kaitan langsung antara ‘pergaulan bebas’atau ‘seks bebas’
dengan penularan HIV. HIV menular malalui hubungan seks bisa terjadi di dalam
atau diluar nikah kalau salah satu atau kedua – dua pasangan itu HIV positif.
Sebaliknya, kalau kedua-duanya HIV-negatif maka tidak pernah terjadi penularan
HIV biarpun pergaulan bebas, zina, homoseks, dll.
Begitu
juga pada berita Penularan HIV/AIDS Lewat Jarum Suntik disebutkan “Benar
sebagian besar penyebaran penyakit HIV/AIDS itu disebabkan oleh pelajar dari
cara melakukan jarum suntik dan melakukan pergaulan seks bebas”. Ada fakta yang
digelapkan yaitu kasus HIV/AIDS banyak terdeteksi di kalangan pelajar pengguna
narkoba karena mereka diwajibkan menjalani tes HIV kalau hendak mengikuti
rehabilitasi. Sebaliknya, orang dewasa baik yang tertular melalui hubungan seks
maupun jarum suntik pada pengguna narkoba tidak terdeteksi karena tidak ada
mekanisme yang memaksa mereka menjalani tes HIV. Tapi, kasus HIV di kalangan
penduduk dewasa akan menjadi ‘bom waktu’epidemi HIV.
Dari
tiga berita itu tidak ada sama sekali penjelasan yang akurat tentang penularan
dan cara-cara pencegahan HIV. Selama ini materi KIE (komunikasi, informasi dan
edukasi) tentang HIV/AIDS dibumbui dengan moral dan agama sehingga yang muncul
hanya mitos (anggapan yang salah). Padahal, HIV/AIDS adalah fakta medis
sehingga pencegahannya pun dapat dilakukan dengan teknologi kedokteran.
Redaksi:
Terima Kasih atas masukannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.