Gencarnya pemberitaan bahwa AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome)
semakin mewabah adalah fakta yang tidak bisa dipungkiri. Menurut catatan
Departemen Kesehatan, sampai 31 Maret 2002 sebanyak 2.187 mengidap HIV dan 689
mengidap AIDS.
Adi Sasongko, Ketua Yayasan Kusuma Buana, dalam lokakarya “Lebih
Jauh Meliput AIDS: Urusan Belum Selesai” mengatakan, penularan HIV/AIDS seperti
perpindahan persneling, semakin lama perkembangan AIDS semakin cepat. “Seperti
hitungan kelipatan, bila saat ini 2 penderita, besoknya menjadi 4, 8, 16, 32,
dan seterusnya.”
Saiful
W. Harahap dalam bukunya, Kapan Anda Harus Tes HIV, AIDS
merupakan gejala dari 70 lebih jenis penyakit dan disebut infeksi oportunistik,
yang muncul pada diri seseorang yang tertular HIV setelah mencapai masa AIDS.
Disebut oportunistik, lanjut Saiful, karena menyerang sistem pertahanan atau
sistem kekebalan tubuh seseorang yang sudah dirusak oleh HIV (Human
Immunodeficiency Virus).
Dari
lokakarya yang diselenggarakan oleh Lembaga Pers Dr. Soetomo bekerjasama dengan
Aksi Stop AIDS, dikuak fakta bahwa penularan terbesar HIV saat ini terjadi
melalui hubungan seks (bebas) dan penggunaan jarum suntik narkoba berbarengan.
Namun, masih banyak cara penularan lain yang perlu diwaspadai. Seperti,
transfusi darah, pemeriksaan di dokter gigi, kontak luka dengan luka yang salah
satunya mengidap HIV, juga dari ibu hamil ke bayinya. Intinya, penularan
terjadi bila ada pertukaran cairan antara penderita HIV dan bukan. Sedangkan
sentuhan lewat jabatan tangan, menggunakan gelas bersama, bersin, batuk, tidak
dapat menularkan virus HIV.
Yang
jelas, selain usaha keras untuk menghambat penyebaran AIDS, juga perlakukan
ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) lebih terhormat. Bagaimanapun, mereka sudah
menderita, sehingga jangan tambah lagi dengan penderitaan, seperti
mendiskriminasinya di pergaulan sehari-hari. Yang perlu dipikirkan, bagaimana
para ODHA memberdayakan hidupnya agar lebih bermanfaat lagi.
Reporter:Irfan Harsuki/nakita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.