* Syaiful
W. Harahap, Direktur Eksekutif LSM InfoKespro Jakarta
[Sumber: Harian “Lampung Post”,
Bandar Lampung, 2 Desember 2004]
Dalam laporan kasus HIV/AIDS nasional
yang dikeluarkan Ditjen PPM & PL, Depkes, 5 Oktober 2004, periode
Juli–September 2004 ada lima kasus AIDS yang dilaporkan dari Provinsi Lampung.
Sampai 30 September 2004, kasus kumulatif HIV/AIDS di Lampung tercatat 25 kasus
HIV/AIDS yang terdiri atas 19 HIV dan 6 AIDS dengan tiga kematian serta lima
kasus AIDS di kalangan pengguna narkoba suntikan (IDU). Secara nasional Lampung
menduduki peringkat ke-20.
Secara
nasional kasus HIV/AIDS sampai 30 September 2004 tercatat 5.701 yang terdiri
atas 3.338 HIV dan 2.363 AIDS. Kasus HIV/AIDS global sampai akhir 2001 tercatat
40 juta orang. Angka yang dilaporkan Depkes tidak menggambarkan angka yang
sebenarnya.
Epidemi HIV erat kaitannya dengan
fenomena gunung es (iceberg phenomenon). Artinya, angka yang
terdeteksi hanya sebagian kecil dari kasus yang tidak terdeteksi (lihat
gambar). Kalangan ahli epidemilogi memperkirakan kasus HIV/AIDS di Indonesia
antara 80 ribu dan 120 ribu.
Lebih
dari separo kasus HIV/AIDS dunia dideteksi di kalangan perempuan. UNAIDS (Badan
PBB untuk HIV/AIDS) menetapkan tema Hari AIDS Sedunia 1 Desember 2004, yaitu
Perempuan, Remaja Putri, dan HIV/AIDS. Tema ini terkait posisi perempuan yang
rentan tertular HIV karena ulah suami, pacar atau pasangannya. Sebagian
perempuan tertular HIV karena kekerasan, seperti pemerkosaan.
Di
banyak negara, ledakan kasus HIV/AIDS dipicu pengguna narkoba (narkotika dan
bahan-bahan berbahaya) dengan suntikan. Di Lampung tercatat lima kasus AIDS di
kalangan pengguna narkoba suntikan. Angka ini bisa menjadi pemicu HIV/AIDS di
Lampung karena seorang pengguna narkoba yang positif HIV akan menjadi mata
rantai penyebaran HIV/AIDS secara horizontal.
Awalnya
penularan terjadi di kalangan sesama pengguna narkoba yang memakai jarum suntik
dan semprit dengan bergiliran dan bersama-sama. Selanjutnya, penyebaran masuk
masyarakat. Bagi pengguna narkoba yang beristri, dia akan menularkannya pada
istrinya. Jika istrinya tertular, dia pun akan menularkan HIV kepada bayi yang
dikandung saat persalinan dan menyusui dengan air susu ibu (ASI).
Lima
pengguna narkoba di Lampung yang mencapai masa AIDS tidak menyadari kalau
selama bertahun-tahun mereka menyuntikkan narkoba dengan berganti-ganti jarum
suntik dan semprit dengan pengguna narkoba lain. Soalnya, sebelum masa AIDS,
ada rentang waktu 5–10 tahun. Biar pun pada rentang waktu itu seorang yang
positif HIV tidak menunjukkan gejala AIDS, dia sudah bisa menularkan HIV kepada
orang lain.
Bahkan,
ada kemungkinan ada di antara mereka yang juga melakukan hubungan seks tanpa
kondom dengan pekerja seks komersial (PSK). Jika ada PSK yang tertular maka
laki-laki yang menjadi pengguna PSK itu pun berisiko pula tertular HIV. Pada
akhirnya laki-laki pengguna PSK pun menjadi mata rantai penyebaran HIV di
masyarakat antara lain kepada istri, pacar, pasangan atau PSK lain.
HIV
(human immunodeficiency virus) yang menyebabkan AIDS (acquired
immunedeficiency syndrome), yaitu sindrom cacat kekebalan tubuh dapatan
hanya menular melalui; (1) hubungan seks, heteroseks (laki-laki dengan
perempuan), biseks (laki-laki dengan perempuan atau dengan laki-laki), seks
oral dan seks anal tanpa kondom di dalam dan di luar nikah serta homoseks (gay)
dengan seseorang yang positif HIV, (2) melalui transfusi darah yang tercemar
HIV, (3) melalui jarum suntik, alat-alat kesehatan, jarum tindik atau jarum
tato yang tercemar HIV, dan (4) dari seorang wanita yang positif HIV kepada
bayi yang dikandung terutama saat persalinan dan menyusui dengan air susu ibu
(ASI).
Persoalan
yang dihadapi dalam epidemi HIV/AIDS adalah kita tidak bisa mengenali
orang-orang yang positif HIV secara fisik. Hampir 80% ODHA (orang yang hidup
dengan HIV/AIDS) tidak menyadari dirinya tertular HIV. Gejala-gejala panas,
berat badan turun, diare, dll. tidak otomatis terkait HIV/AIDS karena gejala
itu juga terjadi karena penyakit lain.
Kalau ada seseorang yang mengalami
panas, berat badan turun, diare, dll. ternyata dia pernah melakukan kegiatan
yang berisiko tinggi tertular HIV, gejala tersebut bisa terkait HIV/AIDS.
Kegiatan
yang berisiko tinggi tertular HIV adalah (1) melakukan hubungan seks penetrasi,
heteroseks (laki-laki dengan perempuan), biseks (laki-laki dengan perempuan
atau dengan laki-laki), seks oral dan seks anal tanpa kondom dengan pasangan
yang berganti-ganti di dalam dan di luar nikah serta seks oral dan seks anal di
kalangan homoseks (gay), (2) melakukan hubungan seks, heteroseks,
biseks, seks oral dan seks anal tanpa kondom dengan seseorang yang suka
berganti-ganti pasangan, seperti pekerja seks atau waria di dalam dan di luar
nikah, (3) menerima transfusi darah yang tidak di-screening HIV,
dan (4) memakai jarum suntik dan semprit bersama dengan bergiliran dan
bergantian.
Karena
epidemi HIV sudah masuk masyarakat, antara lain ditandai kasus HIV positif di
kalangan ibu-ibu rumah tangga dan anak-anak, upaya memutus mata rantai penyebaran
HIV adalah meningkatkan penyuluhan dengan mengedepankan fakta medis tentang
HIV/AIDS bukan mitos (anggapan yang salah).
Selama
ini HIV/AIDS dikait-kaitkan zina, pelacuran, gay, waria, dll.
Padahal tidak ada kaitan langsung antara zina, pelacuran, gay, waria
dll. dan penularan HIV/AIDS.
Untuk
memutus mata rantai penyebaran HIV/AIDS secara horizontal, antarpenduduk perlu
ditingkatkan penyuluhan agar laki-laki dan perempuan yang pernah melakukan
perilaku berisiko tinggi tertular HIV/AIDS menjalani tes HIV secara sukarela.
Dengan
mengetahui status HIV/AIDS seseorang dapat dibimbing agar tidak menularkannya
kepada orang lain. Selain itu dapat pula ditangani secara medis, antara lain
dengan memberikan obat antiretroviral (untuk menekan pertumbuhan HIV di dalam darah)
sehingga yang bersangkutan tetap hidup produktif sebelum dan sesudah mencapai
masa AIDS. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.