“Penyebaran virus HIV/AIDS di kalangan pekerja seks komesial
(PSK) yang beroperasi di sejumlah tempat di Kabupaten Pasuruan mengkhawatirkan.
Setiap razia yang dilakukan aparat penegak Perda, selalu ditemukan PSK yang
positif mengidap virus mematikan tersebut.” Ini lead dalam berita “Penyebaran HIV/AIDS
Mengkhawatirkan, Satpol PP Pasuruan (Jatim-pen.) Gencar Razia.” (detikNews, 13/5-2017).
Pertama, ketika razia dilakukan sudah terjadi hubungan seksual antara laki-laki
dengan PSK yang bisa saja juga terjadi penularan IMS (infeksi menular seksual,
seperti kencing nanah/GO, raja singa/sifilis, virus Hapatitis B, klamidia,
virus kanker serviks, jengger ayam, dll.) atau HIV/AIDS. Bisa juga terjadi
dua-duanya sekaligus. Maka, yang diperlukan bukan razia tapi mencegah agar
tidak terjadi penularan IMS atau HIV/AIDS antara laki-laki dan PSK atau
sebaliknya.
Kedua, yang perlu diperhatikan adalah bahwa PSK yang terdeteksi mengidap
HIV/AIDS bisa saja tertular dari laki-laki yang melakukan hubungan seksual
tanpa kondom dengan PSK tsb. Itu artinya ada laki-laki yang lakukan seks dengan
PSK sebagai pengidap HIV/AIDS. Di masyarakat laki-laki ini jadi mata rantai
penyebaran HIV/AIDS tanpa mereka sadari karena sebelum masa AIDS (secara
statistik antatra 5-15 tahun sejak tertular HIV) tidak ada ciri-ciri,
tanda-tanda atau gejala-gejala yang khas AIDS pada fisik orang-orang yang sudah
tertular HIV. Yang beristri menularkan HIV ke istrinya, ke perempuan lain atau
ke PSK.
Ketiga, ketika Satpol PP Pasuruan menemukan PSK yang mengidap HIV/AIDS itu
artinya PSK itu sudah tertular HIV menimal tiga bulan karena tes HIV dengan
reagent ELISA akurat jika tertular lebih dari tiga bulan. Nah, apakah Satpol PP
memikirkan selama belum terjaring razia berapa jumlah laki-laki yang pernah
seks dengan PSK pengidap HIV/AIDS tsb.?
Agaknya, Satpol PP hanya memikirkan bisa menangkap
PSK melalui razia moral sesuai amanat Perda sehingga tidak ada langkah-langkah
yang konkret terkait dengan upaya memutus penyebaran HIV/AIDS melalui laki-laki
penulara HIV ke PSK dan yang tertular HIV dari PSK.
Apa pun yang dilakukan terhadap PSK-PSK yang
terjaring razia Satpol PP Pasuruan itu penyebaran HIV/AIDS di Pasuran tetap dan
akan terus terjadi karena sudah banyak laki-laki yang seks tanpa kondom dengan
PSK-PSK yang terjaring razia dengan status HIV-positif.
Mari kita hitung jumlah laki-laki yang berisiko
tertular HIV melalui seorang PSK: 1 malam x 3 laki-laki x 20 hari x 3 bulan =
180 laki-laki. Andaikan 10 persen saja yang tertular itu artinya ada 18
laki-laki yang jadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS di Pasuruan.
Indikator terjadi penyebaran HIV/AIDS dengan mata
rantai laki-laki adalah kasus HIV/AIDS pada ibu-ibu hamil. Ini bukti bahwa
ibu-ibu itu tertular HIV dari pasangannya, dalam hal ini suami. Jika ibu-ibu
yang tertular HIV tidak terdeteksi pada masa kehamilan, maka ada risiko
penularan pada bayi yang dikandungnya (vertikal). Bisa ketika di kandungan, saat
persalinan atau ketika menyusui dengan air susu ibu (ASI),
Segencar apa pun razia hasilnya tidak berarti banyak
dalam konteks penanggulangan HIV/AIDS karena sudah ada laki-laki yang tertular
yang jadi mata rantai penyebaran HIV di masyarakat, terutama melalui hubungan
seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah.
Lagi pula yang (bisa) dirazia Satpol PP hanya PSK
yang kasat mata, disebut PSK langsung, seperti yang mengkal di berbagai tempat.
Sedangkan PSK yang tidak kasat mata, disebut PSK tidak langsung, tentu saja
tidak bisa dirazia karena mereka memakai kurir, ponsel dan media sosial sebagai
ajang transaksi seks. Kegiatan seks pun dilakukan di tempat-tempat yang sama
sekali tidak ada kaitannya dengan pelacuran, seperti hotel berbintang,
apartemen, dll.
Dalam penanggulangan HIV/AIDS yang diperlukan adalah
program yang konkret untuk menurunkan insiden infeksi HIV baru pada laki-laki
dewasa yaitu melakukan intervensi terhadap laki-laki untuk memakai kondom
setiap kali lakukan seks dengan PSK. * [kompasiana.com/infokespro] *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.