Tanya Jawab AIDS No 2/Agustus 2016
Oleh: SYAIFUL W. HARAHAP – AIDS Watch
Indonesia
Pengantar.
Tanya-Jawab ini adalah jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dikirim
melalui surat, telepon, SMS, dan e-mail. Jawaban disebarluaskan tanpa menyebut
identitas yang bertanya dimaksudkan agar semua pembaca bisa berbagi informasi
yang akurat tentang HIV/AIDS. Tanya-Jawab AIDS ini dimuat di: “AIDS Watch
Indonesia” (http://www.aidsindonesia.com).
Yang ingin bertanya, silakan kirim pertanyaan ke Syaiful W. Harahap, melalui: (1) Telepon (021)
8566755, (2) Fax: 021.22864594, (3) E-mail: aidsindonesia@gmail.com, (4) SMS 08129092017, dan (5) WhatsApp: 0811974977. Redaksi.
*****
Tanya: Saya seorang laki-laki yang pernah melakukan
hubungan seksual tidak memakai kondom dengan pekerja seks komersial (PSK), saya
tidak mengetahui dengan pasti apakah PSK itu mengidap HIV/AIDS atau tidak. Saya
hanya melakukan sekali itu saja. Itu pun hanya 15 - 20 menit. Beberapa jam setelah
kejadian itu badan saya terasa dingin. Serasa akan demam. Nafsu makan tidak
ada. (1) Berapa besar kemungkinan saya tertular HIV/AIDS? (2) Bagaimana
mengatasi agar saya tidak terkena HIV/AIDS?
Via SMS (29/7-2016)
Jawab: (1) Risiko tertular HIV melalui hubungan seksual
dengan tidak memakai kondom tidak bisa diperkirakan atau dihitung. Yang jelas
hubungan seksual yang Saudara lakukan berisko karena: Saudara tidak memakai kondom, dan Saudara
melakukannya dengan perempuan yang perilaku seksualnya berisiko tinggi tertular
HIV/AIDS yaitu seorang PSK yang melayani hubungan seksual dengan laki-laki yang
berganti-ganti.
Persoalannya ada pada PSK
itu. Kalau PSK tsb. tidak mengidap HIV/AIDS tidak ada risiko penularan HIV
kepada Saudara. Tapi, yang perlu diingat adalah kita tidak bisa mengetahui
status HIV seseorang dari penampilan fisik karena tidak ada gejala-gejala yang
khas AIDS pada fisik dan keluhan kesehatan. Maka, kondisi yang Saudara alami
setelah melakukan hubungan seksual bisa saja karena faktor lain.
Yang perlu Saudara
ketahui adalah probabilitas atau kemungkinan tertular HIV/AIDS melalui hubungan
seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah dengan pengidap HIV/AIDS adalah
1:100. Dalam 100 kali hubungan seksual ada 1 kali risiko terjadi penularan HIV.
Masalahnya adalah tidak bisa diketahui pada hubungan seksual ke berapa terjadi
penularan HIV/AIDS. Bisa yang pertama, kedua, ketujuh, kedua puluh, ketujuh
puluh, bahkan pada hubungan seksual yang ke-100.
Selain itu tidak pula
bisa diketahui lama atau waktu hubungan seksual baru bisa terjadi penularan
HIV/AIDS. Tidak ada penelitian tentang lama atau waktu hubungan seksual (seks
vaginal dan seks anal) agar terjadi penularan HIV. Begitu juga dengan kondisi hubungan
seksual dengan mengeluarkan air mani di luar vagina atau di luar anus juga
tidak jaminan tidak terjadi penularan HIV kalau dilakukan dengan pengidap
HIV/AIDS.
(2) Jika sesorang sudah
tertular HIV/AIDS, maka tidak ada cara atau obat yang bisa mengeluarkan
HIV/AIDS dari dalam tubuh. Obat AIDS yang ada sekarang, obat antriretroviral
(ARV) hanya bisa menahan laju replikasi atau penggandaan virus di dalam darah.
Agar tidak tertular
HIV/AIDS yang bisa dilakukan adalah, al. (1) Laki-laki menghindari hubungan
seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah dengan pengidap HIV/AIDS, (2)
Laki-laki tidak melakukan hubungan seksual tanpa memakai kondom dengan
perempuan yang berganti-ganti di dalam dan di luar nikah, dan (3) Laki-laki
tidak melakukan hubungan seksual tanpa memakai kondom dengan perempuan yang sering
berganti-ganti pasangan, seperti PSK.
Untuk mengatasi rasa
was-was, sebaiknya Saudara konseling ke Klinik VCT di puskesmas atau rumah
sakit umum di tempat Saudara bermukim. Jika ada kesulitan, silakan kondom kami.
*** [Syaiful W. Harahap – AIDS Watch Indonesia] ***
Ilustrasi (Sumber: www.highschoolgh.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.