Tanya Jawab AIDS No 1/Maret 2016
Pengantar.
Tanya-Jawab ini adalah jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dikirim
melalui surat, telepon, SMS, dan e-mail. Jawaban disebarluaskan tanpa menyebut
identitas yang bertanya dimaksudkan agar semua pembaca bisa berbagi informasi
yang akurat tentang HIV/AIDS. Yang ingin bertanya, silakan kirim pertanyaan ke Syaiful W. Harahap di “AIDS Watch Indonesia” (http://www.aidsindonesia.com)
melalui: (1) Surat ke: SW Harahap, Markas BaraJP, Jl. Bhinneka Raya No 3,
Cawang Baru, Jakarta Timur 13340, (2) Telepon (021) 22864594, (3) e-mail aidsindonesia@gmail.com, dan (4)
SMS 08129092017. Redaksi.
*****
Tanya: Calon
suami saya pernah melakukan perilaku berisiko dari 2001-2008, setelah itu dia
tidak pernah lagi melakukannya sampai
sekrang karena bertobat. Januari dan Desember 2015 dia tes HIV di negaranya. Kedua tes itu hasilnya
nonreaktif. (1) Apakah bisa dibilang dia
bersih? Dua bulan lagi kami menikah. (2) Apakah bisa hasil nonreaktif jadi
positif sepuluh tahun nanti biar pun dia tidak pernah lagi lakukan free sex?
Perempuan, 27 tahun, Kota “B” Kalimantan, via SMS (20/3-2016)
Jawab: (1) Perilaku calon suamimu itu memang berisiko tinggi
tertular HIV. Tes itu ‘kan dia lakukan di negaranya, sehingga buktinya hanya
selembar kertas. Sedangkan kontak telepon dan gambar ketika tes tidak juga bisa
dibuktikan itu memang terjadi ketika konseling dan tes HIV. Agar lebih
objektif, minta calon suamimu itu tes HIV di kotamu. Kalau dia tidak mau tentu
patut diragukan apakah dia benar-benar sudah pernah tes HIV.
(2) Hasil tes HIV hanya berlaku saat darah diambil dari
badan. Setelah itu risiko tertular HIV tergantung kepada perilaku seksual ybs.
Hasil tes nonreaktif tidak akan pernah jadi positif jika ybs. tidak pernah
melakukan perilaku berisiko terutular HIV.
Biar pun hari ini hasil tes HIV seseorang nonreaktif
(negatif) itu tidak jaminan ybs. akan HIV negatif sepanjang hidupnya karena
bisa saja tertular kalau perilaku seks ybs. setelah tes merupakan hubungan
seksual yang berisiko tertular HIV.
Isitilah free sex tidak tepat karena tidak ada (hubungan)
seks yang gratis. Selain itu risiko tertular HIV melalui hubungan seksual bukan
karena sifat hubungan seksual (zina, melacur, free sex, dll.), tapi karena
kondisi saat terjai hubungan seksual yaitu salah satu mengidap HIV/AIDS dan
laki-laki tidak memakai kondom setiap kali ngeseks. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.