Oleh SYAIFUL W. HARAHAP – AIDS Watch Indonesia
Tanya Jawab AIDS No 1/Februari 2016
Pengantar.
Tanya-Jawab ini adalah jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dikirim
melalui surat, telepon, SMS, dan e-mail. Jawaban disebarluaskan tanpa menyebut
identitas yang bertanya dimaksudkan agar semua pembaca bisa berbagi informasi
yang akurat tentang HIV/AIDS. Yang ingin bertanya, silakan kirim pertanyaan ke Syaiful W. Harahap di “AIDS Watch Indonesia” (http://www.aidsindonesia.com)
melalui: (1) Surat ke:
SW Harahap, Markas BaraJP, Jl. Bhinneka Raya No 3, Cawang Baru, Jakarta 13340, (2) Telepon (021) 8566755, (3)
e-mail aidsindonesia@gmail.com, dan (4) SMS 08129092017. Redaksi.
*****
Tanya: Saya seorang karyawan swasta. Selama
hampir dua tahun belakagan ini saya ke panti pijat plus-plus, tapi hanya sekali
bulan dan itupun tidak setiap bulan. Kadang saya hanya martubasi pake tangan
cewek, seks oral beberapa kali. Seingat saya ada enam kali. ML pakai kondom
empat kali, tidak pakai kondom satu kali itupun keburu keluar di luar vagina. Hanya
dua kali orgasme di dalam. Nah, sepulang dari luar negeri setelah satu bulan di
sana, baru kerja tiga hari kerja saya demam. Selang beberapa hari kelanjar
getah bening bengkak. Saya berobat ke dokter. Kata dokter hanya radang dan
perlu istirahat. (1) Berapa persen saya kemungkinan terjangkit HIV/AIDS? Sekarang
saya dah gak pernah ke panti lagi. Mohon penjelasannya. Terima kasih.
Tn “H” via e-mail (5/2-2016)
Jawab: (1) Risiko
tertular HIV melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah
dengan pasangan yang mengidap HIV/AIDS adalah 1:100. Artinya, dalam 100 kali
hubungan seksual ada 1 kali kemungkinan terjadi penularan. Persoalannya adalah
tidak bisa diketahui pada hubungan seksual keberapa terjadi penularan. Bisa
yang pertama, kedua, ketujuh, kedua puluh lima, ketujuh puluh, kesembilan puluh
dan bisa jadi pada hubungan seksual yang keseratus.
Itu
artinya setiap kali melakukan hubungan seksual tanpa kondom dengan pasangan yang
mengidap HIV/AIDS selalu ada risiko tertular.
Terkait
dengan kasus Saudara masalahnya adalah kita tidak tahu apakah cewek-cewek yang
pernah Saudara kencani mengidap HIV/AIDS atau tidak. Kalau tidak mengidap HIV/AIDS Saudara tidak
berisiko tertular HIV.
Tapi,
yang perlu diingat adalah cewek-cewek itu adalah perempuan yang berisiko tinggi
tertular HIV/AIDS karena mereka melakukan hubungan seksual tanpa kondom dengan
laki-laki yang berganti-ganti. Bisa saja terjadi salah satu laki-laki yang
mengencani mereka mengidap HIV/AIDS sehingga cewek-cewek itu berisiko tertular
HIV.
Karena
Saudara tidak mengetahui status HIV cewek-cewek itu dan Saudaran pernah ngeseks
tanpa kondom, maka Saudara berisiko tertular HIV.
Risiko
tertular HIV melalui hubungan seksual bukan karena ejakulasi terjadi di dalam
vagina, tapi karena penis bergesekan dengan vagina dan penis pun ‘berendam’ di
cairan vagina. Dalam jumlah yang bisa ditularkan HIV ada di dalam cairan
vagina, sedangkan gesekan penis dengan vagina bisa menimbulkan iritasi yang
menjadi pintu masuk HIV.
Untuk
mengatasi keragu-raguan Saudara, silakan tes HIV di klinik VCT yang ada di
Puskesmas dan rumah sakit umum pemerintah di tempat Saudara. Jika ada kesulitan
silakan kontak kami. ***
Dokter,
BalasHapusSaya kemarin berhubungan dengan wanita malam, bbrapa hr stelah itu alat kelamin sy gatal dan perih kalo buang kecil, tapi tidak bernanah,,, demam2 terjadi setelah 2 minggu kmudian.. apa itu mrupakan gejala salah 1 hiv?
Terima kasih
Silakan ke dokter spesialis kulit dan kelamin, HIV/AIDS tdk ada tanda2nya yg khas ....
Hapus16 maret 2016 saya melakukan hubungan resiko saya mengalami perih saat buang air kecil tapi tak bernanah sama sekali,saya sangat kawatir dengan memberanikan diri tes vct di puskesmas pada tgl 5 april 2016 dengan hasil "non reaktif" setelah itu saya di beri obat amoxicilin & asam mefenamat tetapi kadang2 masih terasa perih kenapa ya dok? Dan saya harus tes vct beberapa bulan lagi?
BalasHapusTerimakasih