Ilustrasi Human Immunodeficiency Virus (HIV) (Repro: tribunnews.com/Fine Art America)
Para ilmuwan telah lama mengetahui bahwa
Human Immunodeficiency Virus (HIV) menyerang CD4 sel T manusia, menurunkan
kekebalan tubuh, memicu Acute Immunodeficiency Syndrome (AIDS). Namun demikian,
pola penyebaran virus itu masih teka-teki.
Berusaha
memecahkan teka-teki itu, pakar HIV sekaligus keamanan jaringan University
College London, Changwang Zhang, mengembangkan simulasi. Modelnya terinspirasi
dari virus Conficker menginfeksi jaringan militer dan polisi Eropa pertama kali
tahun 2008.
Hasil
simulasi menunjukkan bahwa penyebaran HIV di dalam tubuh mirip dengan pola
penyebaran Conficker. "Keduanya memakai mekanisme hibrida, bertahan dalam
waktu lama, dan sulit dihilangkan," kata Zhang.
Untuk
masuk ke sebuah jaringan, Conficker memilki dua jalur, yaitu antar komputer
secara langsung dan lewat internet. HIV juga punya dua jalur, yaitu lewat darah
dan langsung antar-sel.
"Model
yang kami kembangkan menjelaskan ciri-ciri penting untuk memprediksi proses
infeksi," kata Zhang seperti dikutip Daily Mail, Selasa (7/4/2015). Zhang
menambahkan, model itu akan membantu memerangi dua virus komputer dan biologis
itu.
Untuk
mengonformasi pemodelan, Zhang meneliti 17 pasien HIV positif di London.
Hasilnya, model penyebaran secara hibrida paling pas untuk menjelaskan kondisi
pada pasien tersebut.
Terkait
HIV, karena diketahui menyebar secara hibrida, maka penyebaran antar-sel secara
langsung tak bisa diremehkan. Malah, pola penyebaran itulah yang kemungkinan
berperan lebih besar mempercept perkembangan HIV ke AIDS.
Benny
Chain, ilmuwan University College London yang turut serta meneliti mengatakan,
"Jumlah HIV dalam aliran darah selalu lebih rendah dan model kami
menunjukkan bahwa HIV dalam darah saja tak akan mampu menyebabkan AIDS."
"Kemungkinan
besar HIV bersembunyi di tempat yang punya populasi sel T tinggi, seperti
saluran pencernaan, dan kemudian menggunakan mekanisme antar-sel untuk menyebar
secara efisien," imbuhnya.
Adanya
HIV yang bersembunyi dalam tempat kaya sel T itu menunjukkan perlunya penggunaan
ARV segera. Sebab, bagaimana bila begitu terinfeksi HIV langsung bersembunyi di
tempat tersebut?
"Model
kami memberi petunjuk bahwa memblokir penyebaran antar-sel akan mencegah
perkembangan HIV menjadi AIDS, menggarisbawahi perlunya cara perawatan baru,"
jelas Chain. Ke depan, Chan dan Zhang berencana mempelajari langsung penyebaran
virus serupa HIV pada hewan. (tribunlampung/kompas.com).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.