Perkumpulan
Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) akan mengadakan kegiatan “Hugging Run” yang bertema “Keluarga adalah Rumah Terbaik
untuk ODHA” dengan tagline “One Hug One Life” di Parkir Timur Senayan,
Jakarta, tanggal 30-31 Mei 2015.
Acara tsb. digalang oleh PKBI karena banyak Orang dengan
HIV/AIDS (Odha) yang masih mengalami
stigma (cap buruk) dan diskriminasi (perlakuan berbeda). Perlakuan tsb. tidak
hanya oleh masyarakat, tapi juga kerap dilakukan oleh keluarga Odha itu
sendiri.
Laporan Ditjen PP & PL, Kemenkes RI,
tanggal 12 Februari 2015, tentang Laporan Perkembangan HIV-AIDS Triwulan IV
Tahun 2014: Jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS Tahun 1987-Desember 2014 sebanyak
225.928 yg terdiri atas HIV 160.138 dan AIDS 65.790 dengan 11.801 kematian. Sekitar 71,9 %
kasus HIV/AIDS terdeteksi pada rentang usia antara 25-49 tahun.
Stigma
dan diskriminasi yang dihadapi Odha hingga saat ini sudah layak menjadi
perhatian kita semua. Bahkan, unit terkecil, yaitu keluarga, masih saja ada
yang melakukan stigma dan diskriminasi terhadap anggota keluarganya yang
terdeteksi mengidap HIV/AIDS. Kondisi ini akan memerparah kondisi psikologis Odha.
Padahal, mereka menggantungka harapan kepada keluarga agar menerima mereka
dengan perhatian dan dukungan.
Lagi
pula tidak ada kaitan langsung antara norma, moral, agama dan hukum dengan
penularan HIV/AIDS karena penularan HIV/AIDS melalui hubungan seksual,
misalnya, bisa terjadi di dalam dan di luar nikah. Penularan HIV/AIDS melalui
hubungan seksual terjadi karena kondisi (saat terjadi) hubungan seksual yaitu
salah satu atau kedua-duanya mengidap HIV/AIDS dan laki-laki atau suami tidak
memakai kondom ketika hubungan seksual di dalam dan di luar pernikahan yag sah
(sifat hubungan seksual).
Maka,
tidak ada alasan untuk melakukan stigma dan diskriminasi terhadap pengidap
HIV/AIDS karena tidak semua orang yang tertular HIV terkait dengan pelanggatan
norma, moral, agama dan hukum. Linat saja ibu-ibu rumah tangga yang tertular
HIV dari suaminya melalui hubungan seksual yang sah dan halal di dalam ikatan
pernikahan yang sah.
Pengalaman
Randi, bukan nama sebearnya, seorang Odha di Jakarta ini memberikan gambaran
stigma dan diskriminasi yang mereka hadapi. “Ketika di malam hari dalam suasana
yang sangat tenang bersama mama dan kakakku, aku memberitahukan hasil tes HIV yang ternyata hasilnya positif
kepada mereka. Alhasil mamaku sangat kecewa dan sempat marah kepadaku, apalagi
kakakku langsung menarik anaknya untuk menjauh dariku.”
Hal
yang saja juga dialami oleh Erna, juga bukan nama sebenarnya, yang juga seorang
Odha. Ini pengalaman Erna di lingkungan keluarganya. “Ketika keluarga
mengetahui status HIV saya, mama hanya melarang saya untuk memegang keponakan
saya yang masih kecil karena kasihan kalau tertular.” Bagi Erna sikap seperti
itu wajar, “Karena mama belum paham dengan HIV,” ujar cewek ini.
Terkait
dengan acara yang akan dilangsungkan, menurut Inang Winarso, Direktur Eksekutif
PKBI, pada acara Media Gathering bulanan PKBI di Jakarta (6/4-2015): “Event ini
merupakan rangkaian kegiatan terkati dengan peringatan ‘Hari Keluarga Nasional’
29 Juni 2015.”
Acara
tsb. diramaikan dengan kegiatan olah raga dasosialisasi n informasi HIV/AIDS
yang akan dilaksanakan secara serentak di 3 (tiga) kota yaitu Bandung,
Denpasar, dan Jakarta selama 2 (dua) hari yakni pada tanggal 30 – 31 Mei 2015.
“Kita berharap dengan kegiatan ini rekan-rekan media bisa memberikan informasi
HIV/AIDS yang komprehensif agar saudara-saudara kita yang terinfeksi HIV tidak
mengalami stigma dan diskrimasni,” kata Lola Lamanda, Business Development Manager
“Limaplus Komunika”, yang akan menjalakan acara “Hugging Run” ini.
Ajakan
Lola merupakan harapan Inang: “Diharapkan dengan bentuk kegiatan seperti ini
masyarakat dapat lebih paham isu HIV/AIDS dan terutama bagi keluarga yang
mempunyai anggota keluarga HIV+ tidak lagi melakukan stigma dan diskriminasi
karena pada prinsipnya keluarga adalah rumah terbaik bagi Odha.”
Salah
satu kegiatan tanggal 31 Mei 2015 adalah Hugging
Run 5K yang akan dikemas dengan
kegiatan olah raga (futsal dan basket). Tim futsal Odha akan berhadapan dengan
artis-artis ibu kota.
Sedangkan
sosialisasi HIV/AIDS dilakukan al. melalui talk show, diskusi, Tes HIV Bersama,
dan Bazar.
Acara
lain yang tidak kalah pentingnya adalah Malang Renungan AIDS Nasional (MRAN)
2015 yang merupakan bagian dari upaya mendorong masyarakat untuk mengenang
suami, istri, anak, keponakan, cucu, pacar, suami, istri, teman, sahabat, dll.
yang sudah berpulang karena penyakit terkait AIDS. Dengan mengenang mereka
masyarakat diharapkan bisa memetik hikmah agar tidak lagi ada yang melakukan
perilaku yang berisik tertular HIV/AIDS.
Acara
dua hari itu akan melibatkan seluruh lapisan masyarakat, termasuk Odha dan
keluarganya serta dimeriahkan oleh artis-artis ibu kota.
PKBI adalah sebuah organisasi gerakan yang didirikan
pada tahun 1957 yang berkantor pusat di Jakarta. PKBI memelopori gerakan
Keluarga Berencana (KB) di Indonesia. Hingga saat ini PKBI memiliki kantor
daerah di 27 provinsi di Indonesia dan terus memperjuangkan hak warga negara agar
hak kesehatan terpenuhi secara
menyeluruh termasuk kesehatan seksual dan kesehatan reproduksi. *
Foto: Repro: moneyaware.co.uk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.