Tanya Jawab AIDS No 1/Maret 2015
Pengantar.
Tanya-Jawab ini adalah jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dikirim
melalui surat, telepon, SMS, dan e-mail. Jawaban disebarluaskan tanpa menyebut
identitas yang bertanya dimaksudkan agar semua pembaca bisa berbagi informasi
yang akurat tentang HIV/AIDS. Yang ingin bertanya, silakan kirim pertanyaan ke Syaiful W. Harahap di “AIDS Watch Indonesia” (http://www.aidsindonesia.com)
melalui: (1) Surat ke PO Box 1244/JAT, Jakarta 13012, (2) Telepon (021) 4756146 dan (021) 8566755, (3) e-mail aidsindonesia@gmail.com,
dan (4) SMS 08129092017. Redaksi.
*****
Tanya: Saya berhubungan intim dengan
PSK di Tretes seminggu yl. Saya
ceroboh karena tidak memakai kondom. PSK itu bilang tiap bulan ada tes HIV
sehingga tidak perlu khawatir. Saya
berhubungan sampai lima kali ejakulasi. Ini adalah yang pertama kali bagi saya
berhubungan intim. Hari ini saya periksa ke dokter. Diduga saya tertular
kencing nanah (gonorrhea/GO). Gejalanya sudah mula sejak empat hari yang lalu.
Saya sangat ketakutan dan khawatir jika juga tertular HIV/AIDS. Saat ini ada
rasa nyeri di beberapa bagian tubuh saya. Badan lemas. Terkadang rasa nyeri di
kepala. (1) Berapa persen risiko saya tertular HIV/AIDS? (2) Kapan sebaiknya
saya melakukan tes HIV? (3) Apakah di Kota .... ada tes HIV gratis? Saya tanya
dokter apakah dia tahu tempat tes HIV gratis, dia bilang tidak tahu. Saya
sangat terpukul dan amat menyesal.
Tn “Xx”, Kota “S”, Jawa Timur, via SMS 9/3 -2015
Jawab: Hasil tes HIV hanya berlaku sampai darah diambil untuk
dilakukan tes HIV. Misalnya, seseorang tes HIV tanggal 1 Januari 2015 pukul
10.00 WIB. Hasilnya nonreaktif atau negatif. Setelah darahnya diambil bisa saja
dia tertular HIV jika dia melakukan hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan
di luar nikah dengan yang mengidap HIV/AIDS. Persoalannya adalah kita tidak
bisa mengenali orang-orang yang sudah tertular HIV dari fisik dan kesehatannya.
Nah, biar pun PSK di Tretes, sebuah tempat rekreasi di
Jawa Timur, tiap bulan menjalani tes HIV itu tidak jaminan dia sebulan
berikutnya tidak tertular HIV. Andaikan tes HIV dilakukan tanggal 1 Januari
2015. Hasilnya negatif. Setelah darahnya diambil PSK itu melayani puluhan
bahkan ratusan laki-laki melakukan hubungan seksual tanpa kondom selama bulan
Januari 2015. Tes berikutnya tanggal 1 Februari 2015. Kalau Anda ngeseks dengan
PSK tadi sebelum tanggal 1 Februari 2015 itu artinya ada kemungkinan PSK tsb.
tertular HIV, jika PSK yang ngeseks dengan Anda mengidap HIV/AIDS maka Anda pun
berisiko tertular HIV/AIDS.
Jika Anda ngeseks dengan PSK tanggal 1 Februari 2015
setelah PSK itu menjalani tes HIV dengan hasil negatif, itu artinya tidak sepenuhnya
aman karena bisa saja PSK itu sudah tertular HIV tapi belum sampai tiga bulan.
Itu disebut masa jendela. Tes HIV pada masa jendela bisa menghasilkan negatif
palsu. HIV sudah ada di darah PSK itu tapi reagent yang dipakai untuk mencari
antibody HIV tidak bisa mendeteksi HIV. Jika ini yang terjadi, tentu saja Anda
berisiko tertular HIV.
Penularan HIV persis sama dengan penularan GO. Jika PSK
yang menularkan GO kepada Anda juga mengidap HIV/AIDS, maka bisa saja terjadi
penularan GO dan HIV sekaligus.
(1) Probabilitas tetular HIV melalui hubungan seksual, di
dalam dan di luar nikah, dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom dengan
yang mengidap HIV/AIDS adalah 1:100. Artinya, dalam 100 kali hubungan seksual
ada 1 kali risiko terjadi penularan HIV. Persoalannya adalah tidak bisa
diketahui pada hubungan seksual yang keberapa terjadi penularan HIV. Bisa yang
pertama, kedua, ketujuh, ketiga puluh, kedepalan puluh lima, bahkan yang
keseratus. Artinya, setiap hubungan seksual, di dalam dan di luar nikah, dengan
kondisi salah satu mengidap HIV/AIDS dan laki-laki tidak memakai kondom selalu
ada risiko penularan HIV/AIDS.
(2) dan (3) Tes HIV dengan ELISA bisa akurat jika tes
dilakukan tiga bulan setelah hubungan seksual berisiko terakhir. Dengan catatan
pada rentang waktu tiga bulan itu Anda tidak boleh ngeseks tanpa kondom.
Saya tidak tahu persis di mana tes HIV gratis di kota
Anda. Silakan tanya ke Dinas Kesehatan atau rumah sakit umum di kota Anda. Ini
ironis. Anda mengeluarkan uang ratusan ribu rupiah untuk ngeseks yang berisko
tertular HIV, tapi untuk tes HIV Anda cari yang gratis. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.