31 Agustus 2014

Mahasiswa Ini Mimpi Dihantui HIV/AIDS Setelah Ngeseks dengan “Ayam Kampus”

Tanya Jawab AIDS No 7/Agustus 2014

Oleh Syaiful W. Harahap - AIDS Watch Indonesia

Pengantar. Tanya-Jawab ini adalah jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dikirim melalui surat, telepon, SMS, dan e-mail. Jawaban disebarluaskan tanpa menyebut identitas yang bertanya dimaksudkan agar semua pembaca bisa berbagi informasi yang akurat tentang HIV/AIDS. Yang ingin bertanya, silakan kirim pertanyaan ke “AIDS Watch Indonesia” (http://www.aidsindonesia.com) melalui: (1) Surat ke PO Box 1244/JAT, Jakarta 13012, (2) Telepon (021) 4756146, (3) e-mail aidsindonesia@gmail.com, dan (4) SMS 08129092017. Redaksi.

*****
Tanya: Dua bulan yang lalu saya baru saja melakukan tindakan berisiko yaitu melakukan hubungan seksual tanpa kondom dengan “ayam kampus (mahasiswi). Itu hubungan seksual yang pertama kali saya lakukan.

Sekarang saya demam dan tidak enak badan. Saya takut ketularan HIV. Saya takut kalau tertular HIV saya tidak punya harapan lagi. Saya menyesal karena waktu itu si cewek ngerayu saya biar tidak pakai kondom. Waktu itu nafsu menutupi akal sehat saya padahal saya tahu itu berisiko dan berbahaya.

Saya takut dan sering mimpi buruk dihantui HIV. Sampai saya menangis saking takutnya. Saya benar-benar takut.

“X” mahasiswa PTN di sebuah kota di P Jawa, via Inbox Facebook (30/8-2014)

Jawab: Pertama, probabilitas penularan HIV/AIDS melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah dengan yang mengidap HIV/AIDS adalah 1:100. Artinya, dalam 100 kali hubungan seksual ada 1 kemungkinan terjadi penularan. Persoalannya adalah tidak bisa dipastikan pada hubungan seksual yang keberapa terjadi penularan HIV. Bisa yang pertama, kedua, ketujuh, kedua puluh, ketujuh puluh, bahkan yang keseratus. Itu artinya setiap hubungan seksual tanpa kondom, al. dilakukan dng pasangan yang berganti-ganti atau dengan yang sering ganti-ganti pasangan selalu ada risiko tertular HIV.

Kedua, “ayam kampus” tsb. adalah perempuan yang berisiko karena dia melakukan hubungan seksual dengan laki-laki yang berganti-ganti. Bisa jadi salah satu laki-laki yang pernah ngesek dengan “ayam kampus” mengidap HIV/AIDS sehingga ada risiko “ayam kampus” tsb. tertular HIV.

Dua hal di atas yang menjadi persoalan bagimu karena terkait dengan risiko tertular HIV.

Ketiga, tidak ada gejalan-gejala yang khas AIDS pada fisik orang-orang yang mengidap HIV/AIDS. Tapi, jika demam pada orang yang tidak mengidap HIV/AIDS sembuh sepekan, misalnya, maka pada orang yang mengidap HIV/AIDS  demam yang sama bisa lebih lama baru sembuh.

Keempat, seseorang terdeteksi mengidap HIV/AIDS bukan akhir dari segalanya karena HIV/AIDS tidak mematikan. Yang menyebabkan kematian pada pengidap HIV/AIDS adalah penyakit-penyakit yang muncul di masa AIDS (setelah tertular antara 5-15 tahun), seperti diare, TB, dll.

Kelima, ada obat antiretroviral (ARV) yang menahan laju perkembangbiakan virus di dalam darah. Obat ARV tidak otomatis diminum orang-orang yang terdeteksi mengidap HIV/AIDS karena ada ketentuan medis. Obat ini gratis.

Keenam, untuk mengatasi ketakutanmu silakan konseling dengan konselor yang akan saya kirimkan nama dan nomornya melalui inbox di Facebook.

Kalau untuk tes HIV perlu menunggu karena harus lebih dari tiga bulan dari ngeseks berisiko yang terakhir. ***