15 Mei 2014

Kasus AIDS di Sumbar Meningkat

Padang, aidsindonesia.com () -- Kasus AIDS di Sumbar, setiap tahun terus meningkat. Dinas Kesehatan Sumbar merilis, kasus AIDS tahun 2013 di Sumbar naik dari 814 kasus menjadi 1.875 kasus.

Dari data Dinas Kesahatan Sumbar, tahun 2012 kasus HIV/AIDS hanya mencapai 814 kasus. Yakni HIV 73 kasus dan AIDS 741 kasus. Namun pada tahun 2013 menjadi 1.875 kasus, yakni HIV 923 kasus dan AIDS 952 kasus.

Naiknya kasus HIV/AIDS di Sumbar, ditenggarai Dinkes karena perilaku seks bebas. Pasalnya, penderita didominasi kelompok umur 20 hingga 29 tahun.

Kepala Dinas Kesehatan Sumbar, Rosnini Savitri mengatakan dari data yang dihimpun, tingginya angka HIV/AIDS di Sumbar karena seks bebas. Data terbanyak berada di Kota Padang, disusul Bukittinggi.

Menurut Rosnini, Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN), telah meminta peran Komisi Penanggulangan AIDS selaku leading sector untuk mengkoordinasikan langkah-langkah strategis dalam pelaksanaan peningkatan penanggulangan HIV/AIDS di Sumbar. (tim/zamrudtv.com)

Tujuh Penderita HIV/AIDS di Kab Sukabumi Tewas

Pelabuhanratu, aidsindonesia.com (16/5-2014) - Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Sukabumi mencatat sepanjang tahun 2014 ada 35 kasus Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) di Kabupaten Sukabumi. 

Dari jumlah tersebut, tujuh di antaranya dikabarkan telah meninggal dunia akibat penyakit mematikan itu. "Dari 35 kasus HIV/AIDS, ada tujuh penderita yang meninggal dunia, " ujar  Sekertaris KPA Kabupaten Sukabumi dr Asep Suherman seperti diberitakan Radar Sukabumi (Grup JPNN). 

Sementara berdasarkan data tahun 2013, dari 289 kasus yang meninggal mencapai 101 orang. Adapun untuk tingkat penyebaran yang paling rentan masih diduduki oleh Kecamatan Cisaat yakni 18 kasus, disusul dengan Kecamatan Cibadak dan Kecamatan lainya.   "Untuk peringkat pertama yang rentan penyebaran kasus HIV/AIDS di Kecamatan Cisaat," tegasnya.    
Lebih lanjut Asep menerangkan, untuk saat ini KPA Kabupaten Sukabumi mencatat ada sekitar 324 orang yang sedang ditangani KPA, ia memprediksikan jumlah tersebut akan terus bertambah. Mengingat kasus ini bagaikan gunung es. 

"Untuk tahun ini kasus HIV/AIDS memang terus meningkat. Bayangkan saja setiap bulan ditemukan 10 kasus baru, berbeda dengan tahun sebelumnya hanya enam sampai tujuh saja, "terangnya.      

Untuk mengantisipasi penyebaran virus tersebut, pihaknya terus melakukan sosialisasi tentang bahayanya HIV/AIDS yang hingga kini belum ada obatnya. Tak hanya itu, KPA bersama masyarakat gencar membetuk kader-kader. Dengan tujuan  untuk mensosialisasikan tentang bahaya virus tersebut.     

"Kami terus gencar melakukan sosialisasi ini agar penularanya bisa ditekan serendah mungkin. Sejauh ini ada sepuluh kecamatan yang rentan di antaranya Kecamatan Cibadak, Sukaraja, Cisaat, Sukabumi, Cikembar, Pelabuhanratu, Ciracap, Cicurug, Cicantayan, dan Kecamatan Kebon Pedes, " tukasnya. (hnd/d/jpnn.com

14 Mei 2014

Ada Pemeriksaan dan Penyuluhan HIV/AIDS Gratis di Terminal Tangkoko Bitung, Sulut

Bitung, aidsindonesia.com (14/5-2014) – Mengingat Kota Bitung merupakan Kota pelabuhan yang rentan terhadap penyebaran  HIV/AIDS, sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) melakukan langkah pencegahan dengan melakukan  pemeriksaan sekaligus penyuluhan bahaya HIV/AIDS.
Seperti halnya yang dilakukan oleh Lembaga Kesmaslahatan Nadhatul Ulama (KKNU) dan sejumlah LSM yang menggelar pemeriksaan dan penyuluhan HIV/AIDS kepada para sopir dan kondektur di Pos Kesehatan yang berlokasi di Terminal Tangkoko, Manembo-nembo Bitung.
“Selain para sopir dan kondektur pemeriksaan ini juga berlaku bagi seluruh warga di seputaran Terminal Tangkoko,” kata Okta Darmawati petugas di Pos Kesehatan Terminal Tangkoko, sembari menambahkan pemeriksaan dan penyuluhan ini akan dilaksanakan hingga beberapa hari kedepan.
“Dan selain itu kita juga berikn kondom gratis yang dibagikan oleh para relawan,” sambungnya.
Sementara itu Donny Sambur salah satu sopir di terminal tersebut menyatakan salut atas langkah dan program pemeriksaan kesehatan dan penyuluhan gratis yang dilakukan sejumlah LSM itu.
“Sebab kita bukan hanya melakukan pemeriksaan HIV/AIDS tapi juga kita dapat mengetahui kondisi tubuh kita,” paparnya.
Ia berharap kegiatan seperti ini akan jadi contoh LSM lain untuk melakukan hal yang sama, sehingga Kota Bitung akan bebas dari ancaman HIV/AIDS.
“Dan kegiatan seperti ini diharapkan jangan hanya di terminal tetapi juga di setiap kelurahan seperti di pangkalan-pangkalan ojek,” usulnya. (lou/manadotoday.com).

Tujuh Penderita HIV/AIDS di Kab Sukabumi, Jabar, Tewas

* Dari 35 Kasus Selama Lima Bulan

Sukabumi, aidsindonesia.com  (14/5-2014) -  Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Sukabumi mencatat sepanjang tahun 2014 ada 35 kasus Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) di Kabupaten Sukabumi. Dari data tersebut, tujuh diantaranya dikabarkan telah meninggal dunia akibat penyakit mematikan itu. Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Sekertaris KPA Kabupaten Sukabumi dr Asep Suherman.

Menurut Asep, memasuki bulan kelima tahun ini, pihaknya sudah mencatat tujuh pengidap HIV/AIDS akibat virus mematikan ini. “Dari 35 kasus HIV/AIDS, ada tujuh penderita yang meninggal dunia, ” ujar Asep saat dihubungi Radar Sukabumi, Selasa (13/05) kemarin.

Sementara berdasarkan data tahun 2013, dari 289 kasus yang meninggal mencapai 101 orang. Adapun untuk tingkat penyebaran yang paling rentan masih diduduki oleh Kecamatan Cisaat yakni 18 kasus, disusul dengan Kecamatan Cibadak dan Kecamatan lainya.

“Untuk peringkat pertama yang rentan penyebaran kasus HIV/AIDS DI Kecamatan Cisaat, “tegasnya.
Lebih lanjut Asep menerangkan, untuk saat ini KPA Kabupaten Sukabumi mentambah. Mengingat kasus ini bagaikan penomena gunung es yang terus ada dan muncul kepermukaan.

“Untuk tahun ini kasus HIV/AIDS memang terus meningkat. Bayangkan saja setiap bulan ditemukan 10 kasus baru, berbeda dengan tahun sebelumnya hanya enam sampai tujuh saja, “terangnya.

Untuk mengantisipasi penyebaran virus tersebut, pihaknya terus melakukan sosialisasi tentang bahayanya HIV/AIDS yang hingga kini belum ada obatnya. Tak hanya itu, KPA bersama masyarakat gencar membetuk kader-kader. Dengan tujuan untuk mensosialisasikan tentang bahaya virus tersebut.


“Kami terus gencar melakukan sosialisasi ini agar penularanya bisa ditekan serendah mungkin. Sejauh ini ada sepeluh kecamatan yang rentan diataranya Kecamatan Cibadak, Sukaraja, Cisaat, Sukabumi, Cikembar, Pelabuhanratu, Ciracap, Cicurug, Cicantayan, dan Kecamatan Kebon Pedes, “tukasnya. (hnd/d/Radar Sukabumi).

Fenomena Penyebaran HIV/AIDS Kini Berubah Ke Ibu Rumah Tangga

Kab. Tasikmalaya, aidsindonesia.com (12/5-2014) - Penyebaran. Penyakit Human Imuno Virus/ Aguired imuno Defesiensi Syndrom (HIV/AIDS) di masayarakat modern sekarang sudah mengalami fase perubahan fenomena dari sebelumnya penyebaran masih  di seputaran komunitas masyarakat yang rentan potensi penyebaran penyakit mematikan tersebut seperti komunitas PSK, Waria dan komunitas lainya. Kini fenomena yang sekarang justru merambah ke kalangan ibu rumah tangga bahkan. Angka penyebaran mencapai 40persen sedangkan sisanya berasal dari populasi rentan. Kondisi ini sendiri terungkap tatkala di gelarnya acara Civil Society Network terkait penanggulangan penyakit HIV/ AIDS  di kec.Bojongasih selasa (22/4).

Kegiatan yang berlangsung di aula Kecamatan tersebut di laksanakan oleh pemerintah Kecamatan dengan komisi penanggulan HIV/AIDS Kab.Tasikmalaya beserta sejumlah LSM yang bergerak di bidang pemberantasan penyakit menular di masyarakat.nampak hadir ratusan warga dari 6 desa dan unsur Muspika di Kecamatan ini.

Dalam paparanya Rico, salah satu penggagas acara tersebut  Mengatakan " kegiatan ini kami laksanakan sengaja untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat terkait bahaya dan antisipasi terkait penyebaran penyakit HIV/AIDS di masayarakat, kenapa kami lakukan di sini karena peningkatan angka kasus semakin meningkat di Kab.Tasikmalaya menjadi 123 kasus orang dengan AIDS (ODA) sampai bulan maret, kasus tersebut tersebar di berbagai populasi masyarakat, namun yang membuat kami menjadi merubah langkah sosialisasi dari sebelumnya ke populasi rentan ke kalangan ibu rumah tangga dan masyarakat, pasalnya dari 123 kasus yang terjadi 20 kasus menimpa perempuan ibu rumah tangga, fenomena menjadi salah satu pemicu kita untuk menargetkan lebih intens menyampaikan kepada kalangan tersebut" jelasnya.

Sementara Soni salah satu aktifis komisi penanggulangan AIDS (KPA) Kab.Tasikmalaya mengatakan "menyikapi fenomena perubahan atau pergeseran penyebaran ke ibu rumah tangga membuat kami semakin intens melakukan sosialisasi terkait HIV/AIDS langsung ke daerah dengan menggandeng sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM).kami berharap informasi tersebut kepada masayarakat dapat menimbulkan efek positif di masyarakat sehingga mereka dapat mengetahui banyak hal terkait HIV/ AIDS, selain penyuluhan tersebut kami juga melaksanakan tes HIV (Voluntary counseling and testing) VCT  dengan pengambilan sempel darah para pesarta " terangnya.

Sedangkan Camat Bojongasih. H.Maman Suherman.MP mengatakan sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja sama  untuk menyelenggarakan kegiatan ini, sehingga kami berharap dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat kami terkait penyakit HIV/AIDS secara gamblang. (LMN-Iwan H/LM News).

Selama Tahun Ini, 7 Penderita HIV/AIDS Meninggal di Sukabumi

Sukabumi, aidsindonesia.com (14/5-2014) – Sebanyak tujuh orang pengidap HIV/AIDS di Kabupaten Sukabumi meninggal dunia, tahun ini. Ketujuh orang tersebut merupakan penemuan pengidap HIV/AIDS baru dari sebanyak 35 kasus.
Berdasarkan data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Sukabumi, pada 2013 dari 289 kasus yang meninggal mencapai 101 orang. Wilayah penyebaran paling rentan yakni di Kecamatan Cisaat yakni 18 kasus, disusul dengan Kecamatan Cibadak dan kecamatan lainnya.
“Kami saat ini ada sekitar 324 orang yang sedang ditangani. Dari jumlah itu kemungkinan akan terus bertambah mengingat kasus ini bagaikan fenomena gunung es,” kata Sekrertaris KPA Kabupaten Sukabumi, dr Asep Suherman.
Untuk mencegah penyebaran virus ini, kata Asep, KPA terus melakukan sosialisasi tentang bahayanya virus ini. Di samping itu dengan cara membentuk kader-kader di tiap wilayah.
“Untuk menekan kasus ini, kami sosialisasi ini agar penularanya bisa ditekan. Terutama di wilayah yang rentan penyebarannya di antaranya di Kecamatan Cibadak, Sukaraja, Cisaat, Sukabumi, Cikembar, dan beberapa kecamatan lainnya,” tandasnya. (sule/sir/Pos Kota)

Wagub Gorontalo: Usia Produktif Rentan Tertular HIV/AIDS

Gorontalo, aidsindonesia.com (13/5-2014) - Wakil Gubernur Gorontalo Idris Rahim, Selasa mengatakan warga usia produktif yakni 15-30 tahun rentan terhadap penularan HIV/AIDS.

Menurutnya sebesar 88 persen penderita HIV/AIDS di Provinsi Gorontalo didominasi oleh kelompok usia produktif yakni kisaran umur 15 - 30 tahun.

Jumlah penderita HIV/AIDS dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Data tahun 2013 menunjukkan angka pengidap HIV/AIDS berjumlah 148 orang, jumlah itu meningkat menjadi 153 orang hingga Mei 2014. 

"Dari 153 penderita ini, 77 orang diantaranya berada di Kota Gorontalo dan sebagian besar usia produktif. Ini patut dikhawatirkan karena bangsa ini berharap besar pada masyarakat usia produktif," kata Ketua Harian Komisi Penanggulangan AIDS itu saat melakukan sosialisasi di SMA Negeri I Kota Gorontalo.

Meningkatnya jumlah penderita HIV/Aids ini, kata dia, menjadi keprihatinan dan kekhawatiran besar bagi pemerintah, para guru, orang tua, dan siswa.

"Ini seperti fenomena gunung es, dari seorang pengidap HIV/Aids, dapat menjangkiti hingga puluhan orang," ujarnya. 

Penularan HIV/AIDS diantaranya melalui pemakaian jarum suntik yang tidak steril secara bersama-sama, serta perilaku seks bebas. 

Oleh karena itu, Wagub menuturkan bahwa sosialisasi pencegahan penyebaran HIV/Aids di kalangan pelajar merupakan salah satu langkah paling mudah untuk menekan jumlah penderita.

"Mulai hari ini, KPA melakukan sosialisasi di sekolah-sekolah untuk memberikan penjelasan kepada para siswa menyangkut HIV/Aids ini," tuturnya.

Lebih lanjut Idris mengungkapkan, pemberantasan HIV/Aids ini menjadi salah satu target yang harus dicapai pada Millenium Development Goals (MDGs) 2015. 

Dari delapan tujuan MDGs, pemberantasan HIV/Aids merupakan salah satu tujuan yang harus dituntaskan pada tahun 2015. 

Ia menambahkan, dengan dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, fokus dalam belajar, serta hidup berdisiplin bisa mencegah para siswa tertular penyakit tersebut. (Debby Hariyanti Mano/ANTARA GORONTALO).

Ada Pekerja Hiburan Positif HIV/AIDS, Satgas NU Minta Tempat Hiburan Ditertibkan

Cilegon, aidsindonesia.com (12/5-2014) - Satgas Nahdlatul Ulama (NU) Kota Cilegon mendesak Pemkot Cilegon untuk segera menertibkan tempat hiburan malam di Kota Cilegon. Desakan ini muncul setelah Dinas Kesehatan Kota Cilegon bekerja sama dengan Puskesmas Purwakarta dan Satgas NU menemukan satu orang pekerja Dinasty X3 terindikasi virus HIV/AIDS.
"Supaya virus HIV/AIDS tidak menular dan menyebar luas, saya minta Pemkot Cilegon agar segera menertibkan tempat hiburan malam yang ada di Kota Cilegon," kata Ketua Satgas NU, Dulatif kepada Ragam Cilegon, Senin 12 Mei 2014.

Dulatif berharap, Pemkot Cilegon tidak hanya menertibkan tempat hiburan malam, tetapi juga melakukan pengawasan terhadap orang asing. "Khususnya orang Korea harus diperketat. Besar kemungkinan virus HIV/AIDS berasal dari orang korea," ujar Dulatif

Seperti diketahui, sebanyak 27 wanita pekerja di tempat hiburan malam Dinasty X3 diambil darahnya untuk keperluan pengecekan penyebaran HIV/AIDS di Cilegon, Jumat 9 Mei 2014 malam. Satu diantara 27 wanita tersebut oleh Dinas Kesehatan Kota Cilegon dinyatakan positif terjangkit HIV/AIDS. (*Arie S/
ragamcilegon.com).

Satu Keluarga di Kaltim Mengidap HIV/AIDS

Samarinda, aidsindonesia.com (15/4-2014) - Ketua Komunitas Peduli AIDS (KPA) Plus Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Jodi menyatakan satu keluarga yang terdiri dari suami dan istri serta dua anaknya di kabupaten itu positif terinfeksi virus yang memperlemah kekebalan tubuh atau HIV. 

"Pasangan suami istri tersebut sudah lama terinfeksi HIV dari penggunaan jarum suntik narkoba. Kedua anaknya, satu berusia delapan tahun dan satunya lagi masih balita juga dinyatakan positif HIV. Kondisi ini membuat kami prihatin sebab dalam satu keluarga semuanya terinfeksi HIV," ungkap Jodi di Penajam Paser Utara, Rabu.

Penyebaran HIV/AIDS di Kabupaten Penajam Paser Utara, kata Jodi, semakin meningkat. 

Hingga Mei 2014, selain satu keluarga tersebut, juga ditemukan lima warga lainya yang terinfeksi HIV, termasuk sepasang suami istri.

"Hingga saat ini, tercatat 21 orang terifeksi HIV/AIDS di Kabupaten Penajam Paser Utara, termasuk anak-anak dan balita," kata Jodi.

Pasangan suami istri sebagai ODHA (orang dengan HIV/AIDS) itu, lanjut dia, merupakan pengantin baru.

Sebelum menikah, kata Jodi, suaminya sudah menyampaikan bahwa dirinya telah terinfeksi HIV, namun istrinya tidak mempermasalahkan dan akan menerima kondisi suaminya tersebut. 

"Saat melakukan hubungan suami istri, mereka menolak menggunakan alat pengaman sehingga istrinya akhirnya ikut terinfeksi HIV," ujar Jodi.

KPA Plus Penajam Paser Utara, kata Jodi, juga menerima laporan adanya salah satu pasien Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Penajam Paser Utara yang juga diduga terinfeksi HIV. 

"Namun kami belum bisa memastikan karena masih akan dilakukan pemeriksaan darah oleh Dinas Kesehatan. Pria yang sudah berumur 50 tahun itu diduga terinfeksi HIV melalui infeksi menular seksual (IMS)," ungkap Jodi. (
Pewarta: Amirullah/ANTARA News)

Seorang Tahanan Polsek Tampan, Pekanbaru, Penderita HIV

Polsek Tampan, Pekanbaru memerlukan ruang isolasi khusus, menyusul ditemukannya seorang tahanan yang positif mengindap HIV.

Pekanbaru, aidsindonesia.com (14/4-2014) - Polresta Pekanbaru beserta jajaran polsek mengungkap 39 tersangka kasus pencurian. Mulai dari pencurian dengan pemberatan (curat), pencurian dengan kekerasan (curas) dan pencurian bermotor (curanmor). Seorang tahanan curanmor di Mapolsek Tampan terinveksi penyakit HIV. 

Tersangka berinisial PG (32) warga Sukajadi yang berasal dari Sumatera Utara itu ditangkap atas kasus pencurian kendaraan bermotor di rumahnya, Sabtu (10/5/14). Tersangka yang terancam penjara selama tujuh tahun ini di jerat ke Pasal 363 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP). 

Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Robert Harianto saat dikonfirmasi riauterkini.com melalui Kapolsek Tampan Kompol Suparman SIK mengungkapkan bahwa tersangka sendiri yang mengakui dirinya terjangkit virus HIV. "Dia sendiri yang mengakuinya. Kemudian, dites melalui tim medis. Ternyata positif," ungkapnya saat dijumpai di Mapolresta Pekanbaru, Rabu (14/5/14). 

Kapolsek mengungkapkan penahanan tersangka akan diasingkan oleh tahanan lainnya. "Tersangka mengakui sudah lama mengidap penyakitnya. Selnya akan diasingkan. Karena takut menular," ungkap Kompol Suparman. 

Di kasus pencurian, Polsek Tampan berhasil menangkap 10 orang tersangka. "Ada kasus curanmor dan curat. Namun, ada satu kasus Cabul yang akan kami ungkap," katanya. ***(gem/
Riauterkini)

12 Mei 2014

Pasien HIV/AIDS di Kab Kediri, Jatim, Tewas di Rumah Sakit

* Tidak mendapat pengobatan di rumah sakit

Kab Kediri, aidsindonesia.com (12/5/2014) -  Karena tidak mendapatkan pengobatan yang memadai, Gn (49) pasien penderita HIV/Aids warga Kandat, Kebupaten Kediri, Jawa Timur akhirnya meninggal dalam kondisi sangat memprihatinkan, Senin (12/5/2014).
 Almarhum sudah tiga bulan terakhir divonis mengidap HIV/Aids. Semula penderita sempat dirawat beberapa hari di RS Baptis. Termasuk sakit HIV/Aids diketahui saat penderita mendapatkan pengobatan di RS Baptis.
 Namun karena kekurangan biaya penderita kemudian pulang paksa. Saat dirawat di rumah sakit menghabiskan biaya Rp 14 juta.
 Hanya saja di rumah penderita tidak mendapatkan pengobatan yang memadai kondisi Gn semakin memprihatinkan. Badannya kurus kering tinggal tulang dan kulit. Kondisi pasien juga mengalami depresi serta dirawat saudaranya dalam kondisi yang serba kekurangan.
 "Karena tidak mendapatkan pengobatan yang layak, kondisi pasien semakin parah dan akhirnya meninggal. Badannya kurus kering," ungkap Saroji (50) salah satu kerabatnya kepada Surya Online.
 Dijelaskan Saroji, saudaranya Gn diduga mengidap Aids karena kontak seksual karena saat mudanya sering berganti-ganti pasangan. "Memang masa mudanya suka "jajan" di lokalisasi, istrinya saja ada tiga," jelasnya.
 Meski begitu, keluarganya dan warga sekitar tempat tinggalnya tetap memperlakukan pemakaman Gn secara wajar. Bahkan banyak pelayat yang ikut mengantarkan sampai di pemakaman.
 Hanya saja pada saat  prosesi pemandian jenazah ditangani secara khusus. Di antaranya, jenazah baru dimandikan setelah tujuh jam kematiannya sekitar pukul 13.00 WIB. Sedangkan air untuk memandikan dengan pencuci anti bakteri Bayclin empat botol.
 "Yang memandikan juga memakai sarung tangan, jas hujan serta sepatu brok karet. Pemandian jenasah juga dibatasi hanya Pak modin, dua anaknya dan satu adiknya," jelasnya.
 Air bekas pemandian juga disiram lagi dengan Bayclin. Sedangkan jenasahnya dibungkus plastik dan plastik perlak baru dibungkus kain kafan.
 Almarhum tetap disalatkan sebagaimana lazimnya pemakaman orang meninggal. "Almarhum selama ini dirawat mertuanya yang kondisinya juga pas-pasan sehingga tidak terawat," jelasnya. Sementara istrinya Ny Nur (40) saat ini tengah bekerja menjadi TKW di Malaysia. Sedangkan anaknya yang terkecil masih kelas 4 SD. Hingga meninggalnya Gn, istrinya masih menjadi TKW di Negeri Jiran. (tribunNews.com).

32 Warga Cianjur, Jabar, Positif Terjangkit HIV/AIDS

* Ibu rumah tangga mendominasi latar belakang penderita

Cianjur, aidsindonesia.com (12/5-2014) - Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Cianjur, Jabar, mencatat sepanjang tahun 2014 sebanyak 32 warga Cianjur positif terjangkit HIV/AIDS.
“Kalangan ibu rumah tangga masih mendominasi latar belakang penderita,” kata Sekretaris KPA Cianjur, H. Hilman, Senin (12/5/2014).
Dia menjelaskan, enam penderita diantaranya telah meninggal dunia. Sedangkan faktor utama penyebaran penyakit tersebut akibat hubungan seks dan jarum suntik. Hilman menilai, kecenderungan jumlah penderita HIV/AIDS meningkat dari tahun ke tahun.
“Tahun ini, dari Januari hingga April, kita mencatat ada 32 penderita. Diprediksi akan terus bertambah melihat gelagat yang ada,” ucapnya.
Pihaknya terus berupaya menekan tingkat penyebaran penyakit mematikan itu, salah satunya dengan membentuk komunitas WPA atau Warga Peduli AIDS.
Melalui wadah tersebut, masyarakat diberi pembinaan dan pemahaman yang menyeluruh mengenai apa dan bagaimana penyakit Aids termasuk upaya dan langkah-langkah pencegahannya.
“Semakin banyaknya komunitas warga peduli tentunya akan banyak warga yang memahami bahaya atau resiko dari penyakit tersebut,” ujarnya. ( /Antara/suara.com/)