Tanya Jawab AIDS No 1/Desember 2014
Pengantar.
Tanya-Jawab ini adalah jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dikirim
melalui surat, telepon, SMS, dan e-mail. Jawaban disebarluaskan tanpa menyebut
identitas yang bertanya dimaksudkan agar semua pembaca bisa berbagi informasi
yang akurat tentang HIV/AIDS. Yang ingin bertanya, silakan kirim pertanyaan ke Syaiful W. Harahap - “AIDS Watch Indonesia” (http://www.aidsindonesia.com)
melalui: (1) Surat ke PO Box 1244/JAT, Jakarta 13012, (2) Telepon (021)
4756146, (3) e-mail aidsindonesia@gmail.com, dan (4) SMS 08129092017. Redaksi.
*****
Tanya: Saya pernah punya dua cowok, A dan B. Dua-duanya perjaka
dan saya juga masih virgin. Suatu
hari saya dan A melakukan hubungan seksual. Sebulan kemudia saya ngeseks dengan B. Selanjut saya
gonta-ganti ngeseks dengan A dan B
masing-masing enam kali. (1) Apakah saya terkena HIV/AIDS? Ketika ngeseks dua cowok saya itu tidak pakai
kondom. Sekarang saya ngeseks dengan
C karena hubungan saya dengan A dan B sudah saya putus. Saya tahu persis A dan
B perjaka karena mereka teman saya sejak kecil. (2) Berapa persen risiko saya
tertular HIV/AIDS? (3) Apa gejala-gejala setelah tertular HIV/AIDS? (4) Berapa
bulan sejak tertular baru ada gejala? (5) Apa saja gejala yang menunjukkan
kalau saya sudah tertular HIV/AIDS? Hadewh...
gimana, dong, saya ini.
Nn “A” via SMS (28/11-2014)
Jawab: (1) Anda bisa membuktikan kalau A dan B perjaka! Tidak bisa dibuktikan
secara medis apakah seorang laki-laki perjaka. Ini fakta. Biar pun Anda kenal
baik dengan A dan B, apakah setiap saat Anda mengawasi langkah mereka berdua?
Tentu saja tidak. Maka tidak bisa dibuktikan bahwa A dan B tidak pernah ngeseks
dengan cewek lain, dengan pekerja seks konersial (PSK), dengan waria atau
dengan sesama jenis. Itu artinya perilaku Anda berisiko tertular HIV karena
melakukan hubungan seksual dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom dengan
laki-laki yang berganti-ganti.
(2) Tidak ada hitung-hitungan yang pasti tentang risiko
tertular HIV/AIDS melalui hubungan seksual. Gambarannya adalah 1:100. Artinya,
dalam 100 kali hubungan seksual tanpa kondom, di dalam dan di luar nikah,
dengan orang yang mengidap HIV/AIDS ada 1 kali risiko penularan. Persoalannya
adalah tidak bisa diketahui pada hubungan seksual ke berapa terjadi penularan
HIV/AIDS. Bisa yang pertama, kedua, ketujuh, kelima belas, keempat puluh,
kesembilan puluh sembilan atau yang ke seratus. Itu artinya setiap hubungan
seksual yang bersiko, yaitu (a) dilakukan tanpa kondom di dalam dan di luar
nikah dengan pasangan yang berganti-ganti, (b) dilakukan tanpa kondom dengan
yang sering ganti-ganti pasangan, seperti PSK, ada risiko tertular HIV/AIDS.
(3), (4) dan (5) Nah, itu dia masalahnya. Tidak ada
tanda-tanda, ciri-ciri, atau gejala-gejala HIV/AIDS yang khas pada fisik dan
kesehatan orang-orang yang sudah tertular HIV. Ada pun gejala kelak biasanya
muncul pada masa AIDS yaitu setelah tertular HIV antara 5-15 tahun. Tapi, itu
pun tidak gejala yang khas. Kuncinya adalah jika ada gejala-gejala yang terkait
dengan HIV/AIDS hal itu berkaitan langsung dengan HIV/AIDS jika ybs. pernah
melakukan perilaku berisiko tertular HIV.
Agar Anda tidak was-was, sebaiknya menjalani tes HIV
dengan catatan tes dilakukan minimal tiga bulan dari hubungan seksual terakhir,
di dalam atau di luar nikah, dengan kondosi cowok tidak memakai kondom. Saya
akan kirimkan nama dan nomor kontak konselor yang bisa Anda hubungi di kota
Anda. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.