Oleh Syaiful W. Harahap – AIDS Watch Indonesia
Sekretaris Komite Perlindungan AIDS Kota Makassar, Sulawesi
Selatan, Firman Hammuk, mengatakan, perlu keterlibatan masyarakat untuk mencegah
HIV/AIDS. Ini ada dalam berita “KPA: Perlu Keterlibatan Masyarakat Cegah Penularan
HIV/AIDS” (skalanews, 12/12-2014).
Kasus kumulatif HIV/AIDS di Kota Makassar sampai tahu 2014
dilaporkan 7.057.
“Pintu
masuk” HIV/AIDS ke Kota Makassar, khusus melalui hubungan seksual, adalah:
(1)
Laki-laki dewasa melalui hubungan seksual tanpa kondom, di dalam dan di luar
nikah, dengan perempuan yang berganti-ganti di Kota Makassar atau di luar Kota Makassar,
(2)
Perempuan dewasa melalui hubungan seksual, di dalam dan di luar nikah, dengan
laki-laki yang berganti-ganti dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom di Kota
Makassar atau di luar Kota Makassar,
(3)
Laki-laki dewasa melalui hubungan seksual tanpa kondom dengan perempuan yang
sering ganti-ganti pasangan, yaitu pekerja seks komersial (PSK) langsung (PSK
yang ada di lokasi atau lokalisasi pelacuran, di jalanan, dll.) di Kota Makassar
atau di luar Kota Makassar, dan
(4)
Laki-laki dewasa melalui hubungan seksual tanpa kondom dengan perempuan yang
sering ganti-ganti pasangan, yaitu PSK tidak langsung (cewek kafe, cewek pub,
cewek disko, ‘ayam kampus’, ABG, ibu-ibu, cewek panggilan, cewek gratifikasi
seks, dll.) di Kota Makassar atau di luar Kota Makassar.
Melihat
realitas di atas, maka yang diperlukan bukan keterlibatan masyarakat karena
masyarakat tidak bisa mengontrol dan menindak perilaku-perilaku di atas. Lagi
pula perilaku itu bukan milik masyarakat, tapi orang per orang.
Lagi
pula pada rentang waktu menunggu keterlibatan masyarakat insiden infeksi HIV
baru akan terus terjadi melalui empat perilaku di atas. Maka, yang diperlukan
adalah intervensi berupa program yang konkret untuk menurunkan insiden infeksi
HIV baru, khususnya pada laki-laki yang ngeseks
dengan PSK.
Tentu
saja masyarakat tidak bisa mencegah penularan melalui perilaku nomor (1), (2),
da (4) karena hal itu tergantung pada perilaku orang per orang. Apalagi yang
terkait dengan ganti-ganti pasangan di dalam ikatan pernikahan yang sah
tentulah masyarakat tidak bisa melakukan intervensi.
Sedangkan
untuk perilaku nomor (3) pun tidak ada akses masayarakat untuk melakukan
intervensi karena sekarang ini pelacuran terjadi di sembarang tempat dan
sembarang waktu.
Salah
satu langkah konkret yang bisa dilakukan pemerintah adalah menurunkan insiden
infeksi HIV baru pada laki-laki melalui perilaku nomor (3) yaitu melalui
intervensi berupa regulasi untuk memaksa laki-laki memakai kondom ketika
ngeseks dengan PSK. Hal ini bisa dilakjkan jika pelacuran dilokalisir. Celakanya,
pelacuran di Kota Makassar tidak dilokalisir Yang bisa diintervensi oleh Pemkot
Makassar pun hanyalah yang terjadi di Kota Makassar karena di luar Kota
Makassar tentu tidak bisa diintervensi.
Menurut Firman, untuk melibatkan masyarakat secara langsung
dalam misi pencegahan HIV/AIDS, pihaknya telah membentuk organisasi Warga
Peduli ODHA (WPA) di dua puluh kelurahan yang ada di Kota Makassar.
Pertanyaan untuk Firman: Bagaimana cara masyarakat melakukan
intervensi terhadap perilaku-perilaku di atas?
Tidak ada!
Kalau yang dimaksud Firman adalah penularan dari seseorang
yang sudah terdeteksi mengidap HIV/AIDS kepada orang lain tentu saja tidak
diperlukan keterlibatan masyarakat. Soalnya,
orang-orang yang terdeteksi mengidap HIV/AIDS melalui tes HIV yang baku sudah
berjanji akan menghentikan penularan HIV mulai dari dirinya.
Masih menurut Firman, untuk mencegah penularan HIV/AIDS
diperlukan lingkungan yang kondusif dengan pencegahan, perawatan, perlindungan
dan bagaimana menciptakan lingkungan yang kondusif bagi ODHA.
Astaga, penularan HIV/AIDS tidak terjadi di lingkungan yang
ada pengidap HIV/AIDS, dalam berita disebut ODHA, karena mereka sudah berjanji
tidak akan menularkan HIV kepada orang lain.
Yang jadi persoalan besar adalah orang-orang yang sudah
tertular HIV tapi tidak terdeteksi. Nah, mereka ini tidak menyadari dirinya
sudah mengidap HIV/AIDS karena tidak ada gejala-gejala yang khas AIDS pada
fisik mereka dan tidak ada pula keluhan kesehatan yang khas terkait HIV/AIDS.
Biar pun tidak ada gejala-gejala terkait HIV/AIDS mereka bisa
menularkan HIV ke orang lain, al. melalui hubungan seksual tanpa kondom di
dalam dan di luar nikah secara horizontal di masyarakat.
Untuk itulah Pemkot Makassar harus mempunyai program yang
konkret untuk mendeteksi orang-orang yang sudah tertular HIV tapi tidak
terdeteksi, yaitu melalui:
(a) Regulasi
dalam bentuk perda atau perwali yang mewajibkan semua pasien yang berobat di
sarana kesehatan pemerintah wajib menjalani tes HIV,
(b) Regulasi
dalam bentuk perda atau perwali yang mewajibkan semua pasien yang berobat
dengan BPJS di sarana kesehaan swasta yang iurannya dibayar pemerintah wajib
menjalan tes HIV, dan
(c) Regulasi
dalam bentuk perda atau perwali yang mewajibkan semua perempuan hamil dan
pasangan atau suaminya yang berobat di sarana kesehatan pemerintah wajib
menjalani konseling dan tes HIV.
Tiga regulasi
di atas tidak melanggar hak asasi manusia (HAM) karena ada pilihan jika tidak
bersedia menjalani tes HIV yaitu berobat ke sarana kesehatan swasta.
Regulasi-regulasi
di atas bisa dijalankan melalui peraturan daerah (Perda). Celakanya, 70 Perda
AIDS yang ada di Indonesia sama sekali tidak ada yang memuat program yang
konkret dan menyentuh akar persoalan.
Di
Sulsel suda ada Perda AIDS yaitu di: Kab Bulukumba, Kab Luwu Utara, Prov Sulsel,
Kab Wajo.
Apakah
perda-perda itu berguna secara langsung dalam penanggulangan HIV/AIDS?
Tidak!
Karena tidak ada pasal yang mengatur penanggulangan secara konkret yang
menyasar akar persoalan.
Tanpa
program yang konkret, khusunya terhadap nomor perilaku nomor (3) yang terjadi
di Kota Makassar, maka penyebaran HIV/AIDS di Kota Makassar akan terus terjadi
yang kelak bermuara pada “ledakan AIDS”. ***
For people with hassle currently taking your youngsters that will faculty in timely manner chanel replica as they pay out a lot of time in need of your reserve container or simply boots or shoes, keep these things discover ways to job any property during the same exact put each night. Those bit of remembrance hints could certainly come up with an individual's person in charge completely happy if he or she have you operate on chanel replica every single day! Last of all, give the hassle over the pros that i. orite. collection agencies. There's lots of minor collection agencies to assist you get a good financial unsecured debt for $30. The an exceedingly minor expense paying for people with a great level during pole. chanel replica Money Products Richardson, TEXAS highly suggests appointing the best business collection agencies agent to accumulate your creditors for people with were unable to achieve this once frequent effort. Like this, you simply will not really need to waste products some time but still you can receive transaction in your financial chanel replica. Whenever choosing a automotive set in an individual's pair of "things that will do" the Different Year or so, the main tips it's best to contemplate has to be your unique credit ratings together with fico score. Has to be your consumer credit rating acceptable that will secure an auto loan lender’s affirmation? Has to be your credit rating during good condition? Think of those handy great tips on methods for you to get hold of authorised for that superior car loan bargain that will pay for auto order. Structure an individual's chanel replica. Clients are entitled to attain an individual zero cost reproduce for consumer credit rating with every one a couple of serious credit agencies on an annual basis. The start of the age is certainly the perfect time to take full advantage of an individual's end user ideal, in particular when you want to getting a car loan.
BalasHapus