Tanya
Jawab AIDS No 1/November 2014
Oleh
Syaiful W. Harahap – AIDS Watch Indonesia
Pengantar. Tanya-Jawab ini adalah jawaban
terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dikirim melalui surat, telepon, SMS, dan
e-mail. Jawaban disebarluaskan tanpa menyebut identitas yang bertanya
dimaksudkan agar semua pembaca bisa berbagi informasi yang akurat tentang HIV/AIDS.
Yang ingin bertanya, silakan kirim pertanyaan ke “AIDS Watch Indonesia”
(http://www.aidsindonesia.com)
melalui: (1) Surat ke PO Box 1244/JAT, Jakarta 13012, (2) Telepon (021)
4756146, (3) e-mail aidsindonesia@gmail.com, dan (4) SMS 08129092017. Redaksi.
*****
Tanya: Tanggal
1 November 2014 saya melakukan hubungan seksual pertama kali dengan seorang cewek
pemijat di panti pijat tradisional. Itu seks pertama saya. Setelah ngeseks saya ketakutan kena HIV/AIDS
karena saya tidak pakai kondom. Cewek pemijat itu sinis dan marah kepada saya
karena saya katakan saya takut kena AIDS kalau ngeseks tanpa kondom. Dia bilang tidak usah takut karena dia
bersih. Tapi, saya tetap ketakutan karena saya tahu persis cewek itu sering ngeseks dengan laki-laki yang
berganti-ganti. Sampai sekarang ketakutan itu menghantui saya. Bagaimana ini?
Apa yang harus saya lakukan?
Via SMS (3/11-2014) dari Maluku
Utara
Jawab: Cewek pemijat itu adalah orang dengan perilaku seksual yang berisiko
tinggi tertular dan menularkan HIV/AIDS karena dia sering melakukan hubungan
seksual dengan laki-laki yang berganti-ganti. Jika salah satu dari laki-laki yang
pernah dilayaninya melakukan hubungan seksual mengidap HIV/AIDS, maka cewek itu
pun berisiko tertular HIV/AIDS. Kalau cewek pemijat itu mengidap HIV/AIDS, maka
Anda pun berisiko pula tertular HIV/AIDS karena Anda tidak memakai kondom
ketika ngeseks dengan cewek pemijat
itu.
Cewek pemijat itu boleh
saja mengakut bersih, tapi perlu diingat bahwa seseorang yang mengidap HIV/AIDS
tidak menunjukkan gejala yang khas pada fisiknya. Maka, Anda tidak bisa menilai
dari fisik cewek pemijat itu apakah dia mengidap HIV/AIDS atau tidak
berdasarkan kebersihan badan atau tubuhnya. Soalnya, HIV ada di dalam darah dan
tidak menimbulkan gejala atau ciri yang khas pada fisik yang mengidapnya.
Soal Anda ketakutan
adalah hal yang lumrah karena itulah yang selalu terjadi pada orang-orang yang
melakukan perilaku seksual yang berisiko tertular HIV/AIDS. Setelah ngeseks
baru bingung. Takut kena AIDS.
Biar pun Anda katakan itu
hubungan seksual pertama, jika dilihat dari probabilitas penularan HIV melalui
hubungan seksual bisa saja penularan terjadi pada hubungan seksual yang
pertama.
Secara teoritis risiko
tertular HIV/AIDS melalui hubungan seksual (seks vaginal) dengan yang mengidap
HIV/AIDS adalah 1:100. Artinya, dalam 100 kali hubungan seksual tanpa kondom
dengan pengidap HIV/AIDS ada 1 kali kemungkinan terjadi penularan.
Persoalannya adalah tidak
bisa diketahui pada hubungan seksual yang keberapa terjadi penularan HIV. Bisa
yag pertama, kedua, kelima, ketujuh belas, kelima puluh, dst. Sampai yang
keseratus
Maka, yang perlu Anda lakukan
adalah jangan ngeseks dulu selama
tiga bulan. Setelah itu tes HIV di klinik VCT yang ditetapkan pemerintah,
seperti di rumah sakit umum daerah dan puskesmas.
Bisa juga Anda konsultasi
denga konselor. Namun, saya sudah kontak petugas kesehatan di kota Anda, tapi
mereka menolak memberikan nomor ponsel sehingga saya tidak bisa mengirimkan
nomor konselor ke Anda. Nah, silakan ke rumah sakit atau puskesmas tanya apakah
di sana ada fasilitas tes HIV dengan konseling, misalnya Klini VCT. Jika tetap
ada kesulitan, silakan kontak lagi saya. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.