* Perda AIDS Kota Probolinggo tidak memberikan langkah konkret
penanggulangan HIV/AIDS
Oleh Syaiful W. Harahap – AIDS
WatchIndonesia
“Fakta mengejutkan terungkap dari hasil razia cipta kondisi Satpol PP Kota
Probolinggo yang digelar menjelang lebaran. Sebab, dua di antara 43 pemandu
lagu (purel) yang dirazia petugas dinyatakan positif mengidap HIV.” Ini lead pada
berita “43 Purel Terjaring, Dua Positif HIV” (jpnn.com,
26/7-2014).
Pernyataan pada lead berita ini menunjukkan pemahaman yang
sangat rendah terhadap (epidemi) HIV/AIDS, karena:
(a) Yang menjadi persoalan besar adalah ada dua laki-laki, bisa saja
penduduk Kota Probolinggo, yang mengidap HIV/AIDS yaitu yang menularka HIV/AIDS
ke dua purel tsb. Mereka ini bisa saja sebagai seorang suami sehingga ada
potensi menularkan HIV/AIDS ke istrinya secara horizontal melalui hubungan
seksual tanpa kondom. Kemungkinan lain bisa saja laki-laki tsb. mempunyai istri
lebih dari satu, mempunyai pacar, atau sebagai pelanggan pekerja seks komersial
(PSK) dan purel.
(b) Persoalan besar lain adalah sudah banyak laki-laki dewasa yang berisiko
tertular HIV/AIDS yaitu laki-laki yang melakukan hubungan seksual tanpa kondom
dengan dua purel tsb. Secara medis hasil tes dengan reagen ELISA akurat jika
sudah tertular minimal tiga bulan. Itu artinya dua purel tsb. sudah tertular
HIV minimal tiga bulan sebelumnya. Maka, kalau setiap malam purel itu meladeni hubungan
seksual dengan dua laki-laki saja, maka sebelum menjalani tes HIV sudah ada 180
laki-laki yang berisiko tertular HIV dari purel tsb.
Nah, kalau saja wartawan yang menulis berita ini memahami HIV/AIDS secara
akurat, maka yang mengejutkan adalah ada puluhan laki-laki penduduk Kota
Probolinggo yang berisiko tertular HIV/AIDS. Ini fakta.
Maka, bukan penemuan dua purel pengidap HIV/AIDS itu yang mengejutkan, tapi
ada dua laki-laki pengidap HIV/AIDS yang tidak terdeteksi dan puluhan bahkan
ratusa laki-laki lain yang berisiko tertutular HIV/AIDS.
Ini pernyataan Ester Banuwati, Kepala TU
Satpol PP Kota Probolinggo: “Saya mengatakan bahwa mereka harus nurut kalau
ingin sembuh. Usai pemeriksaan ini mereka akan kami panggil ketika waktunya
diperiksa. Jika mereka mangkir, kami akan cari.’’
Ada beberapa hal yang tidak akurat pada
pernyataan Ester ini.
Pertama, pengidap HIV/AIDS
tidak bisa disembuhkan. Artinya, virus (HIV) yang ada di darah pengidap
HIV/AIDS tidak bisa dimatikan di dalam tubuh mereka. Yang bisa dilakukan adalah
menekan laju perkembangan virus (HIV) di dalam darah yaitu dengan meminum obat
antiretroviral (ARV).
Kedua, hukum tidak
membenarkan contact tracing terhadap pengidap HIV/AIDS. Jika
Satol PP melakukan hal itu maka itu artinya melakukan perbutan yang melawan
hukum dan pelanggaran terhadap hak asasi manusia (HAM).
Disebutkan dalam berita bahwa “ .... dinkes akan melakukan pemeriksaan
serupa (tes HIV-pen.) kepada orang terdekat penderita”.
Orang terdeteksi dua purel itu hanya dua laki-laki yaitu suami mereka dan
kemungkinan satu atau dua anak.
Yang menjadi persoalan besar adalah laki-laki dewasa yang menjadi pelanggan
dua purel tsb. yaitu laki-laki yang melakukan hubungan seksual tanpa kondom
dengan dua purel itu.
Laki-laki yang tertular HIV/AIDS dari dua purel itu menjadi mata rantai
penyebaran HIV/AIDS di masyarakat secara horizontal yaitu kepada istrinya,
pacarnya, selingkuhannya, atau purel lain dan PSK.
Celakanya, dalam berita tidak ada penjelasan apa langkah Dinkes Kota
Probolinggo untuk mencegah penyebaran HIV/AIDS melalui laki-laki yang tertular
HIV/AIDS dari dua purel tsb.
Begitu juga dengan Perda AIDS Kota
Probolinggo sama sekali tidak memberikan langkah konkret untuk menanggulangi
HIV/AIDS (Lihat: Perda AIDS Kota Probolinggo - http://www.aidsindonesia.com/2013/02/perda-aids-kota-probolinggo.html).
Yang jelas kian banyak perempuan, dalam hal ini istri, yang kelak
terdeteksi mengidap HIV/AIDS yaitu istri-istri yang tertular HIV/AIDS dari
suami mereka yang menjadi pelanggan dua purel yang mengidap HIV/AIDS tsb.
Pada gilirannya akan terdeteksi pula anak-anak yang lahir dengan HIV/AIDS
yaitu anak-ana yang dilahirkan ibu-ibu yang tertular HIV dari suaminya. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.