29 Juni 2014

Penderita HIV/AIDS di Jembrana Bali Bertambah jadi 39 Orang

Negara, aidsindonesia.com (18/6-2014) - Penderita HIV/AIDS di Kabupaten Jembrana, Bali, bertambah 39 orang selama periode Januari-Mei 2014. Dengan demikian secara keseluruhan sejak 2005 jumlah penderita penyakit mematikan itu mencapai 505 orang.

"Dari jumlah sejak 2005 tersebut beberapa di antaranya sudah meninggal dunia," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana, dr Putu Suasta, di Negara, Kamis (19/6).

Ia juga mengungkapkan bahwa penularan HIV/AIDS merambah semua golongan masyarakat, mulai ibu rumah tangga, karyawan swasta, PNS, hingga pelayan kafe.

Khusus ibu rumah tangga, jumlah penderita di Kabupaten Jembrana mencapai 117 orang yang diduga tertular dari suaminya yang sering melakukan hubungan seksual menyimpang.

Pelayan kafe remang-remang yang diketahui mengidap virus ini juga cukup besar, yakni mencapai 7,14 persen dari total penderita.

Karena dianggap rawan penularan, pihaknya menggelar penyuluhan khusus untuk pelayan kafe dengan menganjurkan mereka tidak berhubungan seksual dengan pengunjung.

"Kami arahkan mereka cuma menemani tamu dengan menuangkan minuman atau karaoke tidak berlanjut ke hubungan seksual. Kami memang tidak memantau perilaku pelayan kafe setiap saat, tapi dengan penyuluhan kami harapkan mereka tidak sembarangan melakukan hubungan seks," ujarnya.

Untuk mengantisipasi eksodus pekerja seks komersial dari lokalisasi Dolly di Surabaya, Jawa Timur, Dinkes Jembrana berkoordinasi dengan Satpol PP untuk melakukan operasi kependudukan secara rutin.

"Ada potensi PSK dari Dolly pindah ke Jembrana karena jaraknya tidak terlalu jauh dengan Surabaya. Mereka juga potensial membawa berbagai penyakit melalui hubungan seksual, termasuk HIV/AIDS," kata Putu Suasta.

Agar bisa memantau penderita di kalangan pelayan kafe, yang biasanya juga melakukan prostitusi terselubung, pihaknya menggelar tes VCT bagi mereka yang terjaring dalam operasi kependudukan.

Jika diketahui positif mengidap HIV/AIDS, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Jembrana akan melakukan konseling terhadap yang bersangkutan agar tidak menular kepada orang lain.

Keberadaan klinik VCT di seluruh puskesmas, menurut dia, juga membantu pemerintah dan KPA dalam mendata warga yang tertular virus ini, sehingga jumlahnya melonjak tajam.

"Dalam penanggulangan penularan virus ini, lebih baik penderita terdata dengan baik daripada tidak diketahui. Sejak ada klinik VCT di puskesmas, jumlah penderita yang bisa kami ketahui memang melonjak," katanya. (
Mohamad Taufik/merdeka.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.