Ternate, aidsindonesia.com (10/6-2014) - Program Pemkot Ternate, Maluku Utara (Malut), terkait dengan
pencegahan bahaya HIV-AIDS dengan membagikan kondom gratis serta membuat ATM
kondom dinilai melegalkan prostitusi atau seks bebas. Pembagian kondom tersebut
sama saja dengan menganjurkan seks bebas di wilayah Kota Ternate, kata pengamat
sosial dari Unkhair Ternate, Hamidin Rasulu di Ternate (10/6).
Pembukaan ATM Kondom di outlet-outlet hotel serta membagi-bagikan kondom secara gratis terhadap masyarakat Kota Ternate, menurut dia, sebagai pencegahan bahaya terjangkitnya firus HIV-AIDS sangat bertentangan dengan aqidah dan syariat Islam. Alasannya, program tersebut telah memberikan ruang untuk melakukan praktik prostitusi.
"Di sini, saya selaku akademisi menilai ATM kondom itu dibuka maka kasihan sekali generasi muda kita saat ini sebagai harapan bangsa sudah terjebak dengan budaya-budaya liberalism," katanya, seperti dikutip dari Antara (10/6).
Dia meminta kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk bertemu dengan pemerintah agar pembukaan atau pemasangan 12 unit ATM kondom di Kota Ternate dapat dihindari. Dia juga meminta agar Peraturan Daerah (Perda) mengenai bahaya HIV/AIDS lebih banyak disosialisasikan kepada masyarakat, guna meminimalisir tingginya penderita penyakit mematikan tersebut.
Dia menyatakan, saat ini Ternate merupakan salah satu Kota di Maluku Utara yang terjangkit virus HIV/AIDS tertinggi yang kebanyakan penderitanya adalah yang sudah berumah tangga dan sebagian anak-anak muda.
Terkait dengan perda HIV-AIDS yang sudah digagas dan disahkan oleh DPRD pada tahun 2013 tersebut agar disosialisasikan lagi dengan baik kepada masyarakat. ( Jatmiko Adhi Ramadhan/merdeka.com).
Pembukaan ATM Kondom di outlet-outlet hotel serta membagi-bagikan kondom secara gratis terhadap masyarakat Kota Ternate, menurut dia, sebagai pencegahan bahaya terjangkitnya firus HIV-AIDS sangat bertentangan dengan aqidah dan syariat Islam. Alasannya, program tersebut telah memberikan ruang untuk melakukan praktik prostitusi.
"Di sini, saya selaku akademisi menilai ATM kondom itu dibuka maka kasihan sekali generasi muda kita saat ini sebagai harapan bangsa sudah terjebak dengan budaya-budaya liberalism," katanya, seperti dikutip dari Antara (10/6).
Dia meminta kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk bertemu dengan pemerintah agar pembukaan atau pemasangan 12 unit ATM kondom di Kota Ternate dapat dihindari. Dia juga meminta agar Peraturan Daerah (Perda) mengenai bahaya HIV/AIDS lebih banyak disosialisasikan kepada masyarakat, guna meminimalisir tingginya penderita penyakit mematikan tersebut.
Dia menyatakan, saat ini Ternate merupakan salah satu Kota di Maluku Utara yang terjangkit virus HIV/AIDS tertinggi yang kebanyakan penderitanya adalah yang sudah berumah tangga dan sebagian anak-anak muda.
Terkait dengan perda HIV-AIDS yang sudah digagas dan disahkan oleh DPRD pada tahun 2013 tersebut agar disosialisasikan lagi dengan baik kepada masyarakat. (
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.