Surabaya, aidsindonesia.com (4/6-2014) - Dinas Kesehatan Kota Surabaya menyatakan jumlah
Penerita HIV/AIDS di Kota Surabaya pada 2014 mengalami peningkatan jika
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Kepala Dinas Kesehatan Surabaya Febria Rachmania, Rabu (4/6), mengatakan
jumlah penderita HIV/AIDS di Surabaya dari tahun ke tahun mengalami kenaikan
signifikan. Bahkan pada tahun 2014, setiap bulan ada temuan baru penderita
HIV/AIDS di kota Pahlawan yang cukup banyak.
"Tidak tanggung-tanggung, jumlah penderita HIV/AIDS yang baru ini mencapai
14 orang setiap bulan. Angka tersebut di luar dugaan karena temuan satu
penderita HIV/AIDS sudah dianggap banyak," kata Febria.
Menurutnya, pihak Dinas Kesehatan Surabaya sebenarnya cukup kaget dengan
penemuan panderita HIV/AIDS itu. "Jika dibandingkan tahun lalu, memang
mengalami peningkatan," katanya.
Ia mengatakan persoalan HIV/AIDS sendiri seperti fenomena gunung es karena
kian hari akan bertambah banyak jumlah penderita yang ditemukan. Biasanya ini
terjadi karena sebelumnya mereka enggan memeriksakan diri ke dokter, namun kini
mereka lebih terbuka.
Ia menambahkan untuk mencari penderita HIV/AIDS, pihaknya menggelar
pemeriksaan dini terhadap masyarakat di puskesmas. Pemeriksaan ini ditujukan
pada ibu hamil, warga sekitar lokalisasi, lelaki hidung belang dan PSK.
Pemeriksaan gratis ini digunakan untuk memotong penularan penyakit
tersebut. Sebab, lanjut dia, jika ada penderita baru, pihaknya langsung
melakukan pengobatan sehingga penderita tak sampai menularkan ke orang lain.
Jumlah kasus HIV/AIDS di Surabaya pada tahun 2013 sebanyak 6.671 orang dan
menduduki peringkat pertama se-Jawa Timur. Penderita HIV /AIDS ini didominasi
umur produktif sekitar 40 persen.
Selain itu juda ada pelajar dan balita yang terkena. Sedangkan profesi yang
paling banyak terkena HIV/AIDS adalah karyawan.
Soal penyebab penyebar penyakit HIV/AIDS, ia menambahkan dikarenakan
beberapa faktor, di antaranya hubungan seks dengan banyak pasangan, serta
pemakaian jarum suntik secara bergantian.
Khusus pemakaian jarum suntik sekarang mengalami penurunan sebagai akibat
penularan HIV/AIDS. Ini karena pihaknya menyebar jarum suntik lewat Komisi
Penanggulangan HIV/AIDS (KPA) Surabaya.
Sementara itu berdasarkan data dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Jatim
menyatakan jumlah penderita HIV/AIDS selama rentang waktu tahun 2013 lalu
mencapai 28.743 orang. Dengan perincian untuk jumlah HIV mencapai 20.030 orang
dan penderita AIDS sebanyak 8.713.
Untuk angka kematian di tahun 2013 ini, diperkirakan sekitar 12 orang. Hal
ini turun drastis dibandingkan tahun 2012 lalu yang mencapai 20 orang.
Sedangkan penderita HIV/AIDS yang mati sejak tahun 1989 hingga 2013 sebanyak
152 orang.
"Turunnya angka kematian penderita HIV/AIDS di tahun 2013 ini tak bisa
dilepaskan dengan banyaknya ditemukan penderita HIV. Maka dapat sedini mungkin
dilakukan pengobatan sehingga penderita tak sampai ke tahap lebih parah yaitu
AIDS yang memiliki resiko kematian cukup tinggi," kata Sekretaris KPA
Jatim Drs R Otto Bambang Wahjudi. (YUD/Antara/www.beritasatu.com);
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.