Sentul, aidsindonesia.com (3/6-2014) - Wali Kota
Surabaya Tri Rismaharini mengungkapkan, dari 1.448 penghuni lokalisasi
Dolly, 168 di antaranya terjangkit virus HIV-AIDS.
Tri
menyatakan segera merealisasikan rencana penutupan lokalisasi itu sebelum makin
banyak warga yang terjangkit HIV-AIDS.
"Itu
data kemarin dan ini nanti akan saya cek lagi, mana yang terkena indikasi HIV.
Sebelum tanggal 18 Juni, takut nanti menular ke yang lain. Nanti saya minta ke
luar terlebih dahulu dari situ supaya tetap pada rencananya," kata Risma
di sela-sela menghadiri kegiatan rakornas persiapan persiapan pilpres di
Sentul, Bogor ,
Selasa, (3/6)
Menurut
Risma akan ada pesangon untuk para pekerja seks di Dolly jika kawasan itu
nantinya akan ditutup. Ia tidak menyebut nominalnya.
Namun, ia memastikan untuk PSK, pesangon
didapat dari Kementerian Sosial. Sementara itu, pesangon untuk mucikari dari
Gubernur Jawa Timur. "Saya cari dari lembaga-lembagga sosial nanti kita
cari tempatkan yang menangani khusus HIV," ungkapnya.
Risma menyatakan, selama ini pihaknya
rutin melakukan pemeriksaan kesehatan pada PSK. Meski demikian, ia memastikan sebelum para PSK
keluar harus mendapat pengawasan yang baik. Mau tak mau lokalisasi tersebut
harus ditutup karena akan merugikan anak-anak.
"Sebelum dilepas kita akan meakukan
kontrol, supaya bisa diawasi. Karena kalau mereka pulang kita akan jelaskan ke
keluarganya, pemerintah daerahnya bahwa mereka terkena infeksi itu supaya bisa
dikontrol juga," ujarnya. (flo/jpnn.com).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.