12 Mei 2014

Pasien HIV/AIDS di Kab Kediri, Jatim, Tewas di Rumah Sakit

* Tidak mendapat pengobatan di rumah sakit

Kab Kediri, aidsindonesia.com (12/5/2014) -  Karena tidak mendapatkan pengobatan yang memadai, Gn (49) pasien penderita HIV/Aids warga Kandat, Kebupaten Kediri, Jawa Timur akhirnya meninggal dalam kondisi sangat memprihatinkan, Senin (12/5/2014).
 Almarhum sudah tiga bulan terakhir divonis mengidap HIV/Aids. Semula penderita sempat dirawat beberapa hari di RS Baptis. Termasuk sakit HIV/Aids diketahui saat penderita mendapatkan pengobatan di RS Baptis.
 Namun karena kekurangan biaya penderita kemudian pulang paksa. Saat dirawat di rumah sakit menghabiskan biaya Rp 14 juta.
 Hanya saja di rumah penderita tidak mendapatkan pengobatan yang memadai kondisi Gn semakin memprihatinkan. Badannya kurus kering tinggal tulang dan kulit. Kondisi pasien juga mengalami depresi serta dirawat saudaranya dalam kondisi yang serba kekurangan.
 "Karena tidak mendapatkan pengobatan yang layak, kondisi pasien semakin parah dan akhirnya meninggal. Badannya kurus kering," ungkap Saroji (50) salah satu kerabatnya kepada Surya Online.
 Dijelaskan Saroji, saudaranya Gn diduga mengidap Aids karena kontak seksual karena saat mudanya sering berganti-ganti pasangan. "Memang masa mudanya suka "jajan" di lokalisasi, istrinya saja ada tiga," jelasnya.
 Meski begitu, keluarganya dan warga sekitar tempat tinggalnya tetap memperlakukan pemakaman Gn secara wajar. Bahkan banyak pelayat yang ikut mengantarkan sampai di pemakaman.
 Hanya saja pada saat  prosesi pemandian jenazah ditangani secara khusus. Di antaranya, jenazah baru dimandikan setelah tujuh jam kematiannya sekitar pukul 13.00 WIB. Sedangkan air untuk memandikan dengan pencuci anti bakteri Bayclin empat botol.
 "Yang memandikan juga memakai sarung tangan, jas hujan serta sepatu brok karet. Pemandian jenasah juga dibatasi hanya Pak modin, dua anaknya dan satu adiknya," jelasnya.
 Air bekas pemandian juga disiram lagi dengan Bayclin. Sedangkan jenasahnya dibungkus plastik dan plastik perlak baru dibungkus kain kafan.
 Almarhum tetap disalatkan sebagaimana lazimnya pemakaman orang meninggal. "Almarhum selama ini dirawat mertuanya yang kondisinya juga pas-pasan sehingga tidak terawat," jelasnya. Sementara istrinya Ny Nur (40) saat ini tengah bekerja menjadi TKW di Malaysia. Sedangkan anaknya yang terkecil masih kelas 4 SD. Hingga meninggalnya Gn, istrinya masih menjadi TKW di Negeri Jiran. (tribunNews.com).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.