Pekanbaru, aidsindonesia.com (2/5/2014) - Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Riau mendeteksi,
selama tahun 2013 hampir 4.000 pendonor darah di Riau ternyata mengidap
HIV/AIDS. Penderita yang ditemukan PMI Riau itu kemudian dikonseling dan
mendapat pengobatan, untuk mencegah penularan lebih lanjut.
Dijumpai Jurnal
Nasional di kantornya, Jumat (2/5), Sekretaris PMI Riau, Bemi
Hendrias SE.Ak mengatakan, PMI Riau memiliki unit yang mengawasi tentang
HIV/AIDS. Selain itu, juga mengawasi virus seperti hepatitis, dan penyakit
menular lainnya.
“Hampir 4.000 penderita HIV/AIDS yang tersebar di Riau,
sudah terdeteksi oleh PMI. Tetapi, HIV/AIDS seperti gunung es. Di permukaan ada
4.000 penderita, kalau mereka sudah berkeluarga, barangkali sudah menularkan
kepada pasangan dan anaknya. Mungkin lebih 12.000 penderita HIV/AIDS di Riau,”
kata Beni .
Dia menambahkan, penderita HIV/AIDS terdeteksi sewaktu
menyumbangkan darah. Seluruh
penderita yang terdeteksi itu kemudian dikonseling dan diberikan obat-obatan. “Saat ini kita masih dibantu global
fund untuk peralatan test dan obat-obatan. Namun, 2015 akan diputus. Kita
harus berpikir, bagaimana mengupayakan dana untuk mengatasi penyakit ini. Kalau
yang 4.000 ini bisa kita lokalisir, yang baru jangan lagi terinfeksi,” jelas
Beni.
Menurut Wakil
Ketua PMI Riau, dr Rahmansyah, penderita HIV/AIDS saat ini tidak hanya kalangan
tidak berpendidikan. Tapi kalangan berpendidikan yang terinfeksi HIV/AIDS juga
sudah ada di Riau.
Sementara itu,
Ketua PMI Riau, Drs Syahril Abu Bakar MSi, yang baru terpilih pada Musprov PMI
Riau 15 Maret lalu untuk masa bakti 2014-2019, memaparkan, setiap bulan PMI
menyediakan 3.000 hingga 4.000 kantong darah di PMI Pekanbaru.
Melihat tingginya
minat masyarakat akan ketersediaan darah, pihaknya berharap masyarakat bisa
lebih aktif mendonorkan darahnya. Dia mencontohkan, di sebuah perguruan tinggi
saja, dari 16 ribu mahasiswa, hanya 50 mahasiswa yang aktif mendonorkan
darahnya ke PMI. Padahal, saat ini tingkat kecelakaan, terutama di Pekanbaru,
cukup tinggi dan membutuhkan banyak darah.
Berkaitan dengan
hal tersebut, pada pelantikan pengurus PMI Riau terpilih oleh Ketua Umum PMI,
yang dijadwalkan Senin (5/5), di Pekanbaru, akan dilakukan pula penanda
tanganan Memorandum of Understanding (MoU) atau Nota
Kesepahaman antara PMI dengan Serikat Pekerja Perkebunan Pertanian K-SPSI.
MoU yang akan
ditandatangani oleh Ketua Umum PMI Muhammad Jusuf Kalla dengan Ketua
Umum, Serikat Pekerja Perkebunan Pertanian-SPSI, Achmad Sudibyo, terkait dengan
kesiapan Serikat Pekerja Perkebunan Pertanian K-SPSI untuk mendukung donor
darah dan penanggulangan bencana. “Anggota Serikat Pekerja Perkebunan Pertanian
K-SPSI se-Indonesia itu sekitar 800 ribu orang, sedangkan di Riau ada 80 ribu
orang, dan mereka siap mendukung PMI,” ujar Syahril.
Pada pelantikan
itu, PMI mengundang seluruh jajaran PMI, PMR (sekolah & perguruan tinggi),
swasta, LAM, K-SPSI dan seluruh aktivis kemanusiaan. “Kami juga mengundang 50
orang pendonor darah aktif untuk bertatap muka dengan Ketua Umum PMI,” tambahnya.
Sebagai orang
baru di PMI, Syahril bertekad menolong masyarakat banyak. Beberapa program
telah disusun bersama jajarannya, antara lain konsolidasi organisasi,
menyiapkan personil yang siaga 24 jam, menata kembali mekanisme kerja di PMI.
Kemudian, dia
juga akan menyiapkan Ambulan Reaksi Cepat, serta membangun traumatic
center clinic, mengingat banyaknya kecelakaan yang terjadi di Pekanbaru,
namun tidak tertangani dengan cepat. Selain itu, sosialisasi juga akan
digiatkan, melalui Lembaga Adat Melayu, dan Kakanwil Agama, untuk menyadarkan
masyarakat akan pentingnya donor darah. (Lisda Yulianti Harnina/http://www.jurnas.com/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.