Surabaya, aidsindonesia.com (28/5-2013) - Menteri Sosial Salim Segaf Aljufri menargetkan pada 2013 menutup 21 lokalisasi di Provinsi Jawa Timur, salah satunya lokalisasi Dolly Surabaya.
"Perlu pendekatan terpadu dalam penutupan lokalisasi prostitusi, agar ke depan tidak menimbulkan masalah baru," katanya saat menghadiri penutupan lokalisasi Kremil, Tambakasri, Surabaya, Selasa (28/5).
Mensos menjelaskan 21 lokalisasi tersebut di antaranya, tiga di Kota Surabaya, 11 di Banyuwangi, dan tujuh di Kabupaten Malang.
Penutupan lokalisasi Kramat Tunggak di Jakarta dan Saritem di Bandung berdampak pada pekerja seks komersial (PSK) beroperasi di luar.
"Perlu pendekatan terpadu dalam penutupan lokalisasi prostitusi, agar ke depan tidak menimbulkan masalah baru," katanya saat menghadiri penutupan lokalisasi Kremil, Tambakasri, Surabaya, Selasa (28/5).
Mensos menjelaskan 21 lokalisasi tersebut di antaranya, tiga di Kota Surabaya, 11 di Banyuwangi, dan tujuh di Kabupaten Malang.
Penutupan lokalisasi Kramat Tunggak di Jakarta dan Saritem di Bandung berdampak pada pekerja seks komersial (PSK) beroperasi di luar.
Untuk itu, lanjut dia, pendekatan budaya menjadi bagian penting dalam persoalan ini, bukan karena dengan cara-cara represif.
Para tokoh agama dan adat, kata Mensos, adalah tokoh yang paling disegani yang menjadi pilar penting termasuk pejabat daerah.
Para tokoh agama dan adat, kata Mensos, adalah tokoh yang paling disegani yang menjadi pilar penting termasuk pejabat daerah.
"Para tokoh ini tingkat kepercayaannya sangat diakui publik. Wali Kota Surabaya bisa menjadi contoh dalam penutupan lokalisasi," katanya.
Tak kalah penting, Mensos mengingatkan pada seluruh pemerintah daerah untuk melakukan pendampingan kepada para mantan PSK ini ketika mereka kembali ke daerah asal.
"Jika mereka diperhatikan oleh pemerintah daerah kemungkinan kecil untuk kembali lagi menjadi PSK. Dan yang penting lagi ada semangat dari PSK yang mendapat julukan wanita harapan untuk mau berubah menjadi lebih baik," tambahnya.
Direktorat Rehabilitasi Tuna Sosial pada Kemensos merilis hingga 2012 tercatat 41.374 PSK yang tersebar di berbagai kota di 33 provinsi. Jumlah PSK terbesar berada di Jawa Timur yang mencapai 7.793 PSK dengan 47 lokalisasi.
Asisten Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Provinsi Jatim Edy Purwinarto mengatakan bahwa yang terpenting adalah membanguan kesadaran para mantan PSK untuk menuju ke jalan yang benar.
Wali Kota Surabay Tri Rismaharini berharap semua lokalisasi di Surabaya tutup pada tahun ini.
Tak kalah penting, Mensos mengingatkan pada seluruh pemerintah daerah untuk melakukan pendampingan kepada para mantan PSK ini ketika mereka kembali ke daerah asal.
"Jika mereka diperhatikan oleh pemerintah daerah kemungkinan kecil untuk kembali lagi menjadi PSK. Dan yang penting lagi ada semangat dari PSK yang mendapat julukan wanita harapan untuk mau berubah menjadi lebih baik," tambahnya.
Direktorat Rehabilitasi Tuna Sosial pada Kemensos merilis hingga 2012 tercatat 41.374 PSK yang tersebar di berbagai kota di 33 provinsi. Jumlah PSK terbesar berada di Jawa Timur yang mencapai 7.793 PSK dengan 47 lokalisasi.
Asisten Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Provinsi Jatim Edy Purwinarto mengatakan bahwa yang terpenting adalah membanguan kesadaran para mantan PSK untuk menuju ke jalan yang benar.
Wali Kota Surabay Tri Rismaharini berharap semua lokalisasi di Surabaya tutup pada tahun ini.
"Mudah-mudahan tahun ini bisa. Mudah-mudahan anggaran dari pemerintah pusat ada," katanya.
Ia mengatakan anggaran untuk penutupuan lokalisai di Dolly sebesar Rp10 miliar. (Antara/nj/Nancy Junita/http://www.kabar24.com/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.