Atambua, aidsindonesia.com (14/42014) - Para staf dan relawan organisasi Palang Merah
Indonesia (PMI) Belu harus paham soal bahaya HIV/AIDS yang kini penyebarannya
cukup tinggi di Belu. Untuk itu, pendidikan dan Pelatihan (Diklat) sebaya
HIV/AIDS menjadi penting sehingga penanganan di lapangan berjalan sukses.
Ketua PMI Belu, Drs. Bona Bowe,
menyampaikan hal ini di sela-sela diklat sebaya HIV/AIDS bagi staf dan relawan
PMI Belu di Hotel Paradiso-Atambua, Sabtu (12/4/2014). Diklat tanggal
12-17 April ini menghadirkan pula tim PMI Propinsi NTT dan PMI Pusat.
Bona melukiskan diklat dimaksud sangat
strategis untuk memberikan bekal pengetahuan mengenai bahaya HIV/AIDS di Belu. Para
peserta diharapkan mendapat pengetahuan yang sempurna mengenai HIV/AIDS karena
organisasi inipun bekerja untuk semua aspek. "Belu merupakan wilayah
dengan penyebaran HIV/AIDS cukup tinggi. Untuk itu, PMI Belu perlu menghadirkan
staf dan relawannya untuk mendapatkan pembekalan mengenai bahaya HIV/AIDS
ini," tuturnya.
Orientasi dari diklat inipun, lanjut Bona,
peserta dapat membentengi diri dan menyebarkan informasi mengenai bahaya
HIV/AIDS ini ke lingkungan keluarga dan warga sekitarnya.
Sekretaris PMI NTT, Anwar
Samana, menjelaskan, diklat ini merupakan program PMI Pusat sesuai
dengan undang-undang, salah satunya dipercayakan untuk menangani prabencana
seperti penanganan HIV/AIDS.
"Kita sudah melakukan survei
tentang HIV/AIDS di NTT. Ternyata di wilayah Belu tertinggi dengan
penyebabnya bermacam-macam. Tentu kita berharap dengan diklat ini para staf dan
relawan mengerti dan ikut mensosialisasikan kepada warga agar waspada,"
ujar Samana. (yon/tribunNews.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.