16 April 2014

Penyebaran HIV Tinggi di Belu, Staf PMI Harus Paham

Atambua, aidsindonesia.com (14/42014) - Para staf dan relawan organisasi Palang Merah Indonesia (PMI) Belu harus paham soal bahaya HIV/AIDS yang kini penyebarannya cukup tinggi di Belu. Untuk itu,  pendidikan dan Pelatihan (Diklat) sebaya HIV/AIDS menjadi penting sehingga penanganan di lapangan berjalan sukses.

Ketua PMI Belu, Drs. Bona Bowe, menyampaikan hal ini di sela-sela diklat sebaya HIV/AIDS bagi staf dan relawan PMI Belu di Hotel Paradiso-Atambua, Sabtu (12/4/2014). Diklat  tanggal 12-17 April ini menghadirkan pula tim PMI Propinsi NTT dan PMI Pusat.

Bona melukiskan diklat dimaksud sangat strategis untuk memberikan bekal pengetahuan mengenai bahaya HIV/AIDS di Belu. Para peserta diharapkan mendapat pengetahuan yang sempurna mengenai HIV/AIDS karena organisasi inipun bekerja untuk semua aspek.  "Belu merupakan wilayah dengan penyebaran HIV/AIDS cukup tinggi. Untuk itu, PMI Belu perlu menghadirkan staf dan relawannya untuk mendapatkan pembekalan mengenai bahaya HIV/AIDS ini," tuturnya.

Orientasi dari diklat inipun, lanjut Bona, peserta dapat membentengi diri dan menyebarkan informasi mengenai bahaya HIV/AIDS ini ke lingkungan keluarga dan warga sekitarnya.

Sekretaris PMI  NTT, Anwar Samana,  menjelaskan, diklat ini merupakan program  PMI Pusat sesuai dengan undang-undang, salah satunya dipercayakan untuk menangani prabencana seperti penanganan HIV/AIDS.

"Kita sudah melakukan  survei tentang HIV/AIDS  di NTT. Ternyata di wilayah Belu tertinggi dengan penyebabnya bermacam-macam. Tentu kita berharap dengan diklat ini para staf dan relawan mengerti dan ikut mensosialisasikan kepada warga agar waspada," ujar Samana. (yon/tribunNews.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.