30 April 2014

Menuju Zero HIV/AIDS di Kukar, Kaltim

Kukar Pelajari Strategi dan Rencana Aksi KPAD Batam
Batam, aidsindonesia.com (29/4/2014) - Wakil Bupati Kutai Kartanegara HM Ghufron Yusuf didampingi Asisten IV Setkab Kukar yang juga Ketua Komisi Penanggulangan Aids Daerah (KPAD), Kabag Kesra HM Arsyad, serta sejumlah instansi terkait lain pada Jumat (25/4) melangsungkan studi efektivitas implementasi pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di Batam, Kepulauan Riau. Rombongan yang berjumlah 26 orang diterima Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Batam, Nurmadiah, didampingi Sekretaris KPAD Batam serta unsur Dinas Sosial dan Bagian Batam, berlangsung di Ruang Presentasi Raja Ahli Kelana, lantai lima Kantor Wali Kota Batam. HM Ghufron dalam sambutannya mengatakan, kunjungan ke Batam dalam rangka implementasi program pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS oleh KPAD bersama Pemkab Kukar, sangat diperlukan adanya data-data empiris dan referensi cukup.
Kunjungan ini juga bertujuan mempelajari strategi dan rencana aksi program dan kegiatan di Batam. Sekaligus mengetahui penanggulangan dan pencegahan yang sudah dilakukan, sedang, maupun akan dilakukan. Ini penting sebagai upaya menuju zero HIV/AIDS di Kukar. Sementara itu, Kepala BPPKB Batam Nurmadiah menyambut baik kunjungan tersebut. Penanggulangan AIDS akibat pergaulan bebas merupakan masalah nasional karena terjadi di setiap daerah. Apalagi Batam sebagai kota metropolitan yang sedang berkembang pesat, banyak dilirik investor maupun warga daerah lain yang ingin mengadu nasib di sana. Namun demikian, perantau tanpa ketrampilan ataupun wawasan tinggi, terutama perempuan, membuat banyak yang terjerumus jadi pekerja seks komersial (PSK).
Pihaknya berupaya mendata para PSK untuk melakukan penyuluhan hingga pembagian kondom. Peran aktif PSK sangat diharapkan untuk berpartisipasi menanggulangi penyebaran HIV/AIDS walau kebanyakan para tamu meminta berhubungan tanpa pengaman. Untungnya, kesadaran masyarakat memeriksakan diri saat ini mulai baik. Bukan hanya perempuan pekerja seks, kalangan umum juga diperbolehkan melakukan pemeriksaan. "Kita tidak mengetahui bagaimana kita bisa terjangkit. Bisa dari jarum suntik dan sebagainya," tutur dia. Adapun dari tujuh tempat hiburan di Batam, sejak 2012 dari hasil tes 8.030 orang, terdapat 436 kasus dengan penderita AIDS 126 orang. Sementara pada 2013, hasil tes 10.520 orang mencatatkan 577 kasus dengan 56 orang meninggal dunia. "Sedangkan untuk masalah narkotika atau heroin, sejak 2007 di Batam tidak ada kasus," jelas Nurmadiah.
Pemkot Batam melalui BPPKB serta instansi terkait tiap 3 bulan sekali rutin melakukan rapat koordinasi serta program peningkatan kualitas hidup perempuan dan anak. Selain itu, meningkatkan masalah KB dan keluarga, hingga ketahanan keluarga menuju keluarga sejahtera. Dikatakan, perempuan Batam harus cerdas menyikapi pembangunan Pemkot Batam demi masyarakat. Masalah perdagangan manusia serta kekerasan dalam rumah tangga terjadi sangat tinggi. Perlu keseriusan dinas terkait untuk menangani dan jangan dianggap remeh. Dengan demikian, peran seorang ibu sebagai perempuan harus cerdas. Kaum ibu sebagai motor penggerak rumah tangga, berfungsi melahirkan generasi ke depan dan membina generasi di dalamnya.
Sementara untuk lebih melakukan pengawasan dan pembinaan, BPPKB Batam dan KPAD, serta instansi terkait, telah membentuk kelompok masyarakat peduli AIDS. Dan, respons masyarakat sangat antusias menyambut hal ini. Penduduk jadi sangat kreatif dan liar (tantangan moral), melibatkan seluruh dinas terkait, para mubalig, tokoh agama, masyarakat, LSM peduli AIDS, sekaligus membentuk kelompok kerja (pokja) di tempat-tempat hiburan yang melibatkan penghuni tempat hiburan tersebut. (hmp04/*/bby/k9/KaltimPost).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.