Yang dimaksud dengan Bima adalah Wali Kota Bogor, Jawa Barat, yang baru
yaitu Bima Arya Sugiarto.
Komentar pembaca terhadap berita itu menggambarkan pemahaman yang tidak
akurat terhadap HIV/AIDS sebagai fakta medis.
Komentar dari Surya Kencana - Gadjah Mada University , ini misalnya: Menurut hemat saya sebagai
warga bogor
kawasan puncak merupakan titik awal penyebaran virus HIV tersebut.
Sebagai virus HIV tidak berada di
satu titik atau satu tempat di Bumi, tapi ada di dalam tubuh orang-orang yang
mengidap HIV/AIDS.
Banyak kemungkinan cara penularan
HIV terhadap 2.015 penduduk Kota Bogor yang terdeteksi mengidap HIV/AIDS.
Yang jelas sebagian dari mereka, terutama laki-laki dewasa, tertular HIV
karena perilaku seks berisiko, yaitu:
(1) Pernah atau sering melakukan
hubungan seksual tanpa kondom, di dalam dan di luar nikah, dengan perempuan
yang berganti-ganti, seperti kawin-cerai dan beristri lebih dari satu dengan
catatan istri tsb. sudah pernah mempunyai pasangan.
(2) Pernah atau sering melakukan
hubungan seksual tanpa kondom dengan perempuan yang sering berganti-ganti
pasangan, seperti PSK langsung (PSK yang kasat mata yang ada di tepi jalan,
panti pijat plus-plus, lokasi atau lokalisasi pelacuran, dll.) dan PSK tidak
langsung (PSK yang tidak kasat mata, seperti cewek panggilan ke hotel, anak
sekolah, mahasiswi, cewek di diskotek, cewek di pub, cewek di kafe, cewek gratifikasi
seks, dll.).
Maka, risiko penduduk Kota Bogor tertular HIV tidak hanya di Puncak.
Amat disayangkan kalau Surya Kencana ini seorang mahasiswa dengan pola pikir
yang dangkal terkait dengan cara-cara penularan HIV.
Sedangkan ini komentar dari Upang Hutasuhut – USU: Bukan puncak. Tapi sebaran dari Jakarta melalui
aktivitas diper-KOTA-an ... Terlalu banyak perkerja DUGEM kale
Astaga. Kalau si Upang ini mahasiswa amatlah pendek akalnya, kata orang
Jakarta, maaf, pea. Tidak ada kaitan langsung antara dugem dengan penularan
HIV. Apakah di Kota Bogor tidak ada penduduknya yang dugem?
Komentar si Upang ini menunjukkan dia tidak mengetahui informasi yang
akurat tentang HIV/AIDS. Padahal, dia tinggal melangkah ke perpustakaan di
kampusnya sudah ada buku-buku tentang HIV/AIDS.
Yang ini komentardari Simon Corse – Baru, Jakarta Raya: Sungguh
memprihatinkan jau jd apa negara ini dlm 10 tahun kedepan,,
Simon, angka yang dilaporkan itu hanya yang terdeteksi. Sedangkan kasus
yang tidak terdeteksi yang ada di masyarakat akan menjadi ’bom waktu’ ledakan
AIDS kelak.
Yang ini komentar dari Juhaeriyah Nurachman - Kota Bogor: Dgn membatasi
penjuaan kondom salah satu cara mengurangi pergaulan bebas di antara remaja. Pergaulan
bebas yg terjadi di kalangan pelajar memicu meningkatnya penderita hiv/aids.
Pertama, kasus HIV/AIDS yang terdeteksi di Kota
Bogor tidak hanya terdeteksi pada remaja dan pelajar. Banyak kasus terdeteksi
pada laki-laki dewasa beristri dan pada ibu rumah tanggal.
Kedua, jika remaja-remaja putra yang melakukan
hubungan seksual pada pergaulan bebas memakai kondom, maka pacar atau pasangan
mereka terhindar dari HIV/AIDS dan tidak pula akan hamil.
Ketiga, tidak ada kaitan antara pergaulan bebas
dengan penularan HIV/AIDS. Biar pun hubungan seksual dilakukan dalam pergaulan
bebas kalau pasangan itu dua-duanya tidak mengidap HIV/AIDS maka tidak akan
pernah terjadi penularan HIV.
Yang ”memicu meningkatnya penderita hiv/aids” adalah perilaku seks
laki-laki dewasa yang tidak memakai kondom jika melakukan hubungan seksual
tanpa kondom: (1) Dengan perempuan yang berganti-ganti di dalam dan di luar
nikah, serti kawin-cerai, kawin kontrak, nikah mut’ah, dan (2) Dengan perempuan
yang sering berganti-ganti pasnangan, seperti PSK.
Ini komentar dari Ryano Gema Mudjiarto: Kalau mau mengurangi pergaulan
bebas caranya adalah dengan membekali anak anak kita dengan ahlak yg baik,
Orang tua melakukan pengawasan yang ketat agar anaknya tidak terjerumus seks
bebas. Kebanyakan orang tua merasa tabu membicarakan pengetahuan seks sehingga
mereka mencari tahu sendiri. Ajari mereka bahwa itu bukan hanya perbuatan dosa
tetapi juga akan merugikan diri sendiri dan berakibat fatal karena dapat terkena
penyakit kelamin, kehamilan diluar nikah dan juga terinfeksi HIV. Kalau sudah
terjadi masa depan mereka akan suram dan sulit untuk dapat kembali hidup normal
seperti sebelumnya.
Pertanyaan untuk Ryano Gema Mudjiarto: Apakah kalangan dewasa tidak ada
yang melakukan pergaulan bebas?
Kalau yang dimaksud dengan pergaulan bebas adalah zina, maka: Apakah
laki-laki dewasa dan perempuan dewasa, bahkan yang beristri dan bersuami, tidak
ada yang melakukan zina dalam berbagai bentuk?
Lima komentar ini menunjukkan betap pemahaman HIV/AIDS di banyak kalangan
sangat rendah. Itu artinya sosalisasi HIV/AIDS tidak merata dan tidak
berkesinambungan.
Maka, yang terjadi kelak adalah ”ledakan AIDS” di negeri karena penyebaran
HIV terus terjadi tanpa ada program yang konkret untuk menurunkan insiden
infeksi HIV baru. ***
- AIDS Watch Indonesia/Syaiful
W. Harahap
Avoid purchasing auction items with big price cuts. Don't be rolex replica uk with attractive offers. If you buy online, see to hublot replica sale that the dealer has return policies. Purchase genuine designer watch only from authorized dealers. This is the very best way to get original items. There are also stores claiming to be authorized dealers but try to always remind yourself to do research if indeed they are or otherwise. The weight of fake watches is lighter than the original. The marks also differ and there is a slight difference on the size of the watch face. When you check out a store of designer watches, grab the chance of coming in contact with the item to check out different parts. When you do this, cheap replica rolex is more effective if you have already a clear chanel replica sale how does original ones look like.
BalasHapus