Dari 15 klinik yang didatangi tim investigatif BBC, 12 diantaranya bersedia memberikan hasil tes HIV negatif palsu, lapor wartawan BBC Catherine Byaruhanga.

Ratusan klinik kecil di Kampala biasanya dijalankan seorang perawat, teknisi laboratorium, dan kadang-kadang seorang dokter.
Seorang teknisi lab mengatakan sangat berisiko untuk memberikan sertifikat palsu karena dirinya dapat ditahan.
Tetapi setelah berunding beberapa lama, dia bersedia mengeluarkannya dengan imbalan Pound 12 atau Rp225.000.
Tim investigatif BBC mendengar banyak cerita warga membeli hasil HIV negatif palsu untuk tujuan bepergian ke luar negeri, berbohong kepada pasangannya, dan juga untuk mendapatkan pekerjaan.
Pemerintah Uganda dipandang sukses menurunkan jumlah orang penderita HIV AIDS
Hal ini dilakukan karena adanya stigma sosial terhadap para penderita HIV di Uganda.
Hal ini dilakukan karena adanya stigma sosial terhadap para penderita HIV di Uganda.
Contoh sukses
"Saya harus mempunyai bukti hasil tes HIV yang negatif karena perusahaan tidak akan mempekerjakan saya jika mereka mengetahui status HIV positif saya," kata ibu satu anak yang harus berjuang untuk menghidupi keluarganya.
Selama bertahun-tahun Uganda dipandan sebaga contoh sukses mengatasi HIV di dunia.
Dua puluh tahun lalu, satu dari lima warga Uganda adalah Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA).
Kampanye pemerintah menyebabkan tingkatnya menurun menjadi 6,3% di tahun 2005, namun akhir-akhir ini meningkat lagi menjadi 7,2% pada tahun 2012. (BBCIndonesia.com/detikNews).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.