Atambua, NTT, aidsindonesia.com (12/4/2014) - Seluruh staf dan relawan
Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Belu, NTT, diharapkan mampu mencegah
penyebaran virus HIV/AIDS. Mengingat wilayah Kabupaten Belu, merupakan
salah satu wilayah dalam Provinsi NTT yang memiliki penderita virus tertinggi.
"Di wilayah Belu,
penderita virus itu sangat banyak. Karena itu kita akan mencegah penyebarannya,
sehingga penyakit yang mematikan tersebut bisa dapat berkurang di kalangan
masyarakat," ungkap Kepala PMI Kabupaten Belu, Bona Bowe, di sela-sela kegiatan
pelatihan pendidikan sebaya HIV/AIDS bagi staf dan relawan PMI di Hotel
Paradiso, Atambua (12/4/2014).
Bona menuturkan, kegiatan
tersebut diselengarakan PMI Belu kerjasama PMI porvinsi, pusat dan didukung
pendonor dari ARC, yang akan berlangsung selama lima hari. "Pelatihan di Belu ini,
berdasarkan kondisi penyebaran virus, dan PMI melakukan koordinasi dengan ARC
untuk selenggarakan pelatihan bagi staf dan relawan," kata dia.
Sekertaris PMI Provinsi NTT,
Anwar Samana menjelaskan, kegiatan ini program tugas PMI pusat yang sesuai
dengan undang-undang, salah satunya dipercayakan untuk menangani prabencana
seperti penanganan HIV.
"Kita sudah melalui survei
tentang HIV di NTT, khusunya di wilayah Belu yang tertinggi dengan penyebab
yang bermacam-macam," ujar dia.
Kegiatan ini, kata Anwar,
diprioritaskan untuk pencegahan penyebaran HIV, karena itu kita libatkan
relawan PMI dan dibekali dengan ilmu teknis mental. Kita juga menerapkan sosialisasi
terhadap masyarakat akan bahayanya virus HIV itu.
"Sasaran kita akan fokus ke anak dan ibu di Posyandu
dan itu sesuai dengan informasi dari dinas kesehatan," papar dia. (Kok/beritanda.com/ds)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke situs AIDS Watch Indonesia.
Silahkan tinggalkan pesan Anda untuk mendapatkan tanggapan terbaik dari pembaca lainnya, serta untuk perbaikan ISI dan TAMPILAN blog ini di masa mendatang.